THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 13 Februari 2012

[FanFiction] Heart For 2 Part 8


Heart For 2 (Twins)” [Part 8 of ?]

Author: Berty Khairun Nafisah >> ELF_TEUK96 >> teukseob@yahoo.com

Main Cast:

-         Jo Kwangmin (Boyfriend)
-         Jo Youngmin (Boyfriend)
-         Kim Hyun Ah (OC)

Support Cast:

-         Jo Jeongmin (Boyfriend)
-         Lee Hyunhee (OC = Author’s Friend)
-         Lee Hyunseong (Boyfriend)
-         Kim Hyeri (OC = Author’s Friend)
-         Kim Donghyun (Boyfriend)
-         Kim Heerissica (OC = Author’s Friend)
-         No Minwoo (Boyfriend)
-         Kim Hyoo Eun (OC = Author’s Friend)
-         Han Jiyoo (OC = Author’s Friend)

Other Cast:

*hayoo siapa?* cari sendiri deh ya ^^v

Length:

Part 8 of ? (2.987 Words)

Genre:

*temukan sendiri ;)*

Rating:

PG-15 *I think hehe XD*

Happy Reading!!! Ppyong~ *o^


Backsound : BEAST – Easy (Sincere ver.)


Youngmin POV

From Kwangmin-ie : ‘Hyung, eodiseoyo? Pelajaran akan segera di mulai. Selesaikan masalahnya setelah pulang sekolah saja. Lebih baik kau cepat kembali.’


Itu pesan singkat dari saudara kembar ku sekitar 15menit yang lalu tepat saat bel berbunyi. Tapi aku tetap memilih untuk tidak beranjak dari tempat ku sekarang. Disini sepi dan sangat nyaman. Angin yang sepoi-sepoi menerpa halus wajah ku. Tepat di atas kepala ku terbentang langit biru dengan cuaca yang begitu bersahabat hari ini.


Aku memlih untuk mematikan iPhone 4 ku. Agar aku tidak di ganggu lagi. Dan ku taruh kembali ke dalam saku celana ku. Well, sekarang benar-benar sepi dan hening. Aku menghembuskan nafas kecil. Aku berjalan pelan menuju pinggiran gedung. Ku tengok ke bawah. Sepi. Ya tentu saja, karena semua murid sudah di dalam kelasnya masing-masing. Mungkin hanya aku sendiri yang sedang berkeliaran di jam pelajaran seperti ini.


‘hhmm…’ gumam ku kecil sambil membalikkan tubuhku lalu menyandarkannya ke pinggiran gedung yang tingginya sebatas perutku. ‘kenapa kau harus kembali di saat seperti ini?’ Tanya ku tak jelas pada siapa. ‘nugu?’ Tanya sebuah suara yang cukup lembut di telinga ku. Sontak aku mencari sumber suara itu. Dari arah kiri ada sesosok yeoja berjalan ke arah ku.


‘Seonsaengnim… Chun Yang Seonsaengnim? Sejak.. k-kapan.. kau?’ ucap ku sedikit gelagapan. Apakah aku tertangkap basah? Meninggalkan pelajaran yang sedang berjalan sekarang. Ottoke?


‘aku dari tadi disini setelah mengajar dari kelas mu. Kebetulan setelah itu 2 jam waktu ku kosong.’ Ucapnya yang sudah berada di samping ku sambil menghadap ke arah halaman sekolah sambil melipat kedua tangannya yang di gunakan untuk bertumpu di pinggiran gedung.


Ya! Dia guru bahasa ku. Dia termasuk guru muda disini mungkin umurnya berkisar 23 tahun. Dia adalah guru favorite para murid kelas 2 di sekolah ini. Mungkin bukan hanya cara mengajarnya yang nyaman, dia juga begitu baik tapi saat di kelas dia begitu tegas. Tapi tetap saja dia seperti mendongeng bagi ku saat sedang mengajar *hehe*. Bukan hanya itu, dia juga berparas cantik dan imut. Tubuhnya yang langsing dan tinggi semampai, begitu ideal. Banyak murid namja bahkan guru-guru namja juga sangat menyukainya.


‘sedang apa kau disini?’ tanyanya padaku sambil menengok kearahku. ‘eoh? Anu.. tadi.. aku.. mau.. ah.. apa ya?’ jawab ku gelagapan sambil menggaruk pelan kepala ku. ‘hahaha santai saja Youngmin-ssi. Ini bukan di dalam kelas.’ Ucapnya sambil tertawa kecil lalu mengacak-ngacak rambut ku dengan gemas dan memperlihatkan senyum imutnya yang begitu manis.


‘hehe..’ tawa ku sambil nyengir kuda. ‘Seonsaengnim sendiri sedang apa disini?’ Tanya ku. ‘hei kau belum menjwab pertanyaan ku tapi malah balik bertanya.’ Ucapnya yang membuatku membulatkan mata ku. ‘eoh? Ne, tadi aku hanya sedang ingin menghirup udara segar.’ Jawab ku seadanya.


‘selama ini kah?’ Tanyanya lagi. Aku tidak menjawab lagi dan hanya menunduk pasrah. ‘haha ne ne arraso.’ Ucapnya sambil terkikik kecil. Dan aku hanya mengulas senyum manis ku padanya. ‘Seonsaengnim sendiri sedang apa disini?’ Tanya ku ulang padanya.

‘eum… aku hanya ingin mencari ketenangan saja sambil mendengarkan lagu. Ngomong-ngomong karena ini bukan di dalam kelas kau bisa memanggil ku Noona. Selisih umur kita tidak terlalu jauh.’ Ucapnya santai. Dan aku menganggukkan kepala ku kecil. ‘oiya, siapa orang yang kau sebutkan tadi?’ tiba-tiba dia menanyakan itu lagi pada ku.

Sekarang dia menatapku sambil membalikkan badannya. Dan sekarang posisi kami sama. Dia masih menatapku menunggu jawaban dari ku. ‘dia… seorang yeoja yang pernah menghancurkan hati ku dulu. Dia… cinta pertama ku.’ Ucapku sedikit lirih. ‘nugu?’ tanyanya. aku melanjutkan cerita ku. ‘Han Jiyoo. Dia lah orangnya.’ Suara ku sedikit serak karena amarah ku selalu saja naik jika menyebut namanya. Mengingatnya saja sudah membuat hati ku sakit. Arrrrgghh!


‘Han.. Jiyoo.. ? bukan kah itu murid baru yang masuk hari ini, itu?’ tanyanya padaku. Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya. ‘jadi kalian sudah kenal sebelumnya?’ tanyanya lagi padaku *Author byk Tanya yeee hehe*. ‘Ne Seon.. eh? Noona.’ Jawab ku. Dia mengangguk kecil. ‘dan lalu apa masalah mu sekarang?’ tanyanya.


‘aku hanya masih tidak bisa melupakan apa yang telah dia lakukan padaku, Noona. Kau tau? Bagaimana rasanya di tinggalkan tanpa alasan? Dia pergi bersama namja lain. Dan lalu menghilang tanpa jejak. Kemudian tiba-tiba kembali dan seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Dan di saat aku sudah mencintai yeoja lain, berusaha bangkit lagi. Dan menjadi Youngmin yang dulu.’ Jelasku sambil menahan air mataku yang rasanya sudah akan jatuh.


‘begitukah?’ tanyanya. Aku mengangguk dan tak terasa air mata ku sudah jatuh. ‘menangislah. Aku rasa itu bisa membuatmu tenang.’ Ucapnya sangat lembut dan merengkuh tubuhku yang lebih tinggi darinya kedalam dekapannya. Nyaman. Itu yang ku rasakan saat Chun Yang noona memelukku. Dia mengelus pucuk kepalaku dengan halus. Dan membiarkan air mata ku mengalir dalam pelukannya dan membasahi pakaian gurunya.


‘sekarang jika kau ingin menangis. Menangislah. Aku ada untuk mu.’ Ucapnya sambil mempererat pelukkannya pada tubuhku. Jeongmal, ini sangat nyaman. Perasaanku berubah jadi jauh lebih baik sekarang setelah Chun Yang noona memelukku.

‘aku ingin bertanya lagi padamu.’ Ucapnya sambil melepaskan pelukkannya dari ku dan memegang kedua lenganku dengan erat. Aku mengangguk. ‘Apakah kau sudah menanyakan alasannya kenapa melakukan semua itu pada mu?’ tanyanya lembut sambil tersenyum.

Sontak aku terkejut dan membulatkan mataku. Bodoh. Benar juga perkataan Chun Yang noona. Bahkan sama sekali tidak terlintas di pikiran ku ingin menanyakan hal itu pada Jiyoo. Aku tertunduk lesu. Memikirkan hal ini.


Lalu ada tangan mungil mengangkat dagu ku dan membuat mata ku menatap manic matanya yang indah. ‘jika kau ingin sakit disini (Chun Yang sambil menempelkan telunjuk kirinya di dada Youngmin) hilang. Kau harus buat obatnya sendiri. Bagaimana caranya? Kau Tanyakan hal itu padanya. Aku yakin dari saat itu sampai sekarang kau di hantui perasaan ingin tahu kenapa dia begitu bukan?’ ucapnya padaku lalu kedua tangannya memegang kedua pundak ku. ‘jadilah seorang namja yang gantle man. Arraso?’ ucapnya yang meyakinkan ku. Sungguh ucapan yang keluar dari mulut Chun Yang noona benar-benar membuatku tersadar. Dan aku bertekat jika waktunya tepat aku akan menyakan hal itu pada Jiyoo.


‘oh ya Youngmin-ssi. Aku tau masalah mu dengan kembaran mu Kwangmin. Aku tau kau mencintai Hyun Ah. Tapi kau juga harus benar-benar memastikan bahwa Hyun Ah juga mencintai mu.’ Sambung Chun Yang nonna. ‘eum.. maksud noona?’ Tanya ku. ‘biarkan waktu yang menyelesaikan semua. Aku yakin waktu akan memberikan jawaban terbaik untukmu. Kau juga harus ingat. Bukan hanya Hyun Ah yang memiliki pilihan yang berat. Tapi kau juga. Kau harus pikirkan yeoja mana yang benar-benar di hati mu. Dan aku tau kau juga masih menyimpan cinta untuk Han Jiyoo itu.’ Jelasnya panjang lebar.


Aku rasa Chun Yang noona benar. Mungkin aku harus memikirkan yeoja mana yang akan ku pertahankan. Jujur aku juga masih mencintai Jiyoo. Tapi di lain sisi Hyun Ah sudah membuatku jatuh cinta padanya. Ottoke? Kenapa gantian aku yang galau -_-

Kemudia aku merekahkan senyumku. ‘Ne arraso Chun Yang noona. Akan ku pikirkan lagi. Dan terima kasih noona sudah mau memberikan saran padaku. Sungguh itu sangat membantu.’ Jawabku dengan penuh kepastian.

‘Cheonma Youngmin-ssi. Sekarang kembalilah ke kelas. Sudah 40menit kau meninggalkan pelajaran.’ Ucapnya sambil membalikkan tubuh ku kearah pintu menuju lantai bawah. ‘ne ne…’ jawab ku lagi sambil terkekeh kecil. Dia mendorong tubuhku pelan. Aku berjalan menjauh darinya.

‘Noona… jeongmal gomawoyo. Annyeong!’ teriak ku sambil berlari kecil menuju pintu dan membuka kenop pintu dan turun ke lantai bawah menuju kelas.

Youngmin POV end-



Author POV


Youngmin akhirnya kembali ke kelasnya. Meninggalkan sosok yeoja itu di atas atap gedung sekolah sendirian. Mungkin tidak sendirian juga (?). lalu datang lagi sesosok namja bertubuh atletis dan tinggi dengan rambut belonde berjalan kearahnya.


‘chagiya. Kau ini benar-benar hebat! Bisa membuat murid se’cuek Youngmin itu mau mendengarkan perkataan dari seorang guru seperti kita.’ Ucap namja itu yang tak lain adalah Mr. Teuk. Chun Yang hanya terkekeh mendengar apa yang di ucapkan oleh Leeteuk padanya yang notabene adalah kekasihnya itu.


‘aku memang guru untuknya. Tapi hanya saat di dalam kelas. Saat di luar kelas aku akan menjadi temannya. Bukan hanya Youngmin, tapi seluruh murid di sini.’ Ucap Chun Yang. ‘ah ye arra arra..’ ucap Leeteuk lalu menarik Chun Yang ke dalam dekapannya.

‘kita lanjutkan acara kita bagaimana?’ ucap Leeteuk genit kepada Chun Yang. ‘eoh? Acara? Acara apa yeobo?’ ucap Chun Yang bingung. ‘bagaimana kalau nanti malam?’ ucap Leeteuk sambil mengedipkan sebelah matanya.

‘ne?’ Tanya Chun Yang bingung. Dan Leeteuk langsung mengecup bibir Chun Yang kilas. ‘nanti malam di apartement mu OK.’ Ucap Leeteuk. ‘OK Mr. Teuk’ jawab Chun Yang lalu berpose seperti orang hormat pada atasannya. Dan mereka tertawa bersama lalu turun ke bawah. Pergi dari atap gedung sekolah.


Author POV end-



Youngmin POV


Ku langkahkan kaki ku yang terasa begitu berat ini menju kelas. Langkahku begitu gontai. Omo! Aku merasa sangat aneh hari ini.


Tok tok tok… drep!


Ku ketuk pelan pintu kelas dan membukanya. ‘sudah kembalikah, Tuan Jo?’ ucap seorang namja yang sedang menulis di papan tulis putih di depan seluruh penghuni kelas tanpa menoleh kearah ku. Aku membulatkan mataku terkejut. Oh my! aku lupa kalau hari ini ada pelajaran fisika. Aaahh habis lah aku. Dan aku hanya menundukkan kepalaku. Aku bahkan tidak bergeming sedikit pun.


‘kenapa masih di depan pintu. Silahkan duduk di bangku mu. Atau kau ingin sekalian tidak masuk pelajaran ku hari ini dan seterusnya?’ ucapnya dingin pada ku sambil membalikkan badannya kearah penghuni kelas. Astaga! Aku di ancam? Lalu aku mengangguk kecil dan berjalan perlahan menuju bangku ku.


Sebelum duduk, ‘jeosuhamnida Minho Seonsaengnim.’ Ucap ku sambil membungkuk menatapnya sebentar lalu duduk di bangku ku. ‘eum…’ gumam Minho Seonsaengnim. Aku tau dia marah. ‘sebelum ku lanjutkan. Untuk mu Tuan Jo Youngmin. Kau boleh meminjam catatan teman mu dengan syarat. Kau harus mengerjakan tugas dari ku sebanyak 40 soal, hanya pilihan ganda. Dan di kumpul besok, pagi-pagi aku sudah ingin melihat tugas itu berada di atas meja ku. Arraso?’ ucapnya santai menatapku tajam sesaat dan kembali menjelaskan rumus-rumus fisika yang dia tulis tadi.


Hhuuaaa tamat riwayat ku. 40 soal? Itu tidak sedikit. Kalian tau Minho Seonsaengnim itu bukan hanya terkenal dingin dan tegas. Tapi juga terkenal pembuat soal yang sulit dan rumit. Di setiap ulangannya saja aku selalu bekerja sama dengan Kwangmin. Tapi tetap saja tidak dapat jawabannya. Bahkan terkadang aku hitung kancing untuk memilih jawaban. Bisa mendapat nilai 8 saja aku sudah sangat bersyukur. Sungguh miris~


Aku memandang Kwangmin lalu bergumam kecil. ‘Kwangmin-ie… bantu aku. Jaebal~’ gumam ku sambil memasang puppy eyes ku. Aku yakin itu pasti akan mempan. ‘Ne arraso. Nanti malam saja ya Hyung.’ Jawabnya pelan. Aku mengangguk sambil nyengir girang. Hahaha sudah ku duga itu mempan.


Kalian tau, separah apa pun aku dan Kwangmin bertengkar. Tapi kami tetap bersikap biasa. Mungkin paling parah hanya berdiam diri selama 2minggu, tidak berbicara satu sama lain. Tapi kali ini aku yakin Kwangmin masih ingin membantu ku.

Lalu aku membalikkan badanku kearah depan. Berusaha memperhatikan Minho Seonsaengnim yang aku tau pasti sudah gondok gara-gara aku. Tapi ya sudah, who’s care? Yang penting aku masuk pelajarannya hari ini. Ya walaupun gak dari awal.

Dan tak sengaja aku menengok kearah kanan. Sosok yeoja itu lagi yang aku lihat. Aku menatapnya lekat. Tiba-tiba dia juga melihatku. Kami bertatapan, aku hanya memberikannya tatapan biasa dan dia memberikan ku tatapan bingung. Lalu aku mengabaikannya dan kembali fokus pada rumus-rumus fisika ini.


Youngmin POV end-




Kwangmin POV

Pelajaran di sekolah hari ini sudah selesai. Tepat pukul 3 pm, kami pulang sekolah. Aku berencana untuk langsung pergi ke RS dimana Hyun Ah di rawat. Karena ku dengar keadaannya sudah mulai stabil, walaupun dia masih belum sadarkan diri. Sekarang dia sudah ada di ruang ICU. Aigoo! Aku sungguh tidak sabar ingin menjenguk Hyun Ah.


Aku berjalan santai di halaman sekolah menuju gerbang sekolah. Aku rasa, aku naik bus saja pergi ke RS nya. ‘Jo Kwangmin…’ ku dengar seseorang memanggil namaku dengan keras. Aku menolehkan kepala ku mencari sumber suara. ‘oh? Hyung-ie..’ ucap ku saat menemukan sosok yang tadi memanggil namaku kini sudah berada di hadapan ku.


‘kau pasti ingin pergi menjenguk Hyun Ah, bukan?’ Tanya namja itu. ‘eum.. Hyung mau ikut?’ Tanya ku balik pada namja itu yang tak lain adalah Youngmin saudara kembar ku. ‘aku rasa tidak. Aku masih takut bertemu dengan keluarga Hyun Ah. Dan juga melihat wajah Hyun Ah. Ini semuakan salah ku.’ Ucap Youngmin Hyung lirih.


‘arraso Hyung. Tapi tidak sepantasnya kau seperti ini.’ Ucapku sambil memegang salah satu pundaknya. Kini dia menatapku sendu. ‘aku tau kau juga marah padaku.’ Ucapnya pelan. ‘iya aku memang marah padamu. Tapi ini juga salahku. Lagi pula kau adalah saudara kembarku. Kalau aku marah dan menyalahkan mu sama saja aku marah menyalahkan diri ku sendiri. Tapi aku tidak ingin terpuruk. Aku sudah membuat Hyun Ah terluka sampai seperti ini. Dan aku akan berusaha membuatnya sembuh.’ Ucapku member penjelasan pada Youngmin Hyung.


Dia menatapku lekat. Bisa ku lihat dari tatapannya kalau dia memang benar-benar merasa bersalah. ‘Gomawo.’ Ucapnya sambil mengulas senyum tipis di bibirnya. Aku sedikit mengernyitkan alisku.


‘Ne Gomawo. Kau masih mau sebaik ini padaku, Dongsaeng-ie.’ Ucap Youngmin Hyung yang tiba-tiba langsung memeluk ku. Dongsaeng-ie? Hey, dia tidak pernah memanggil ku seperti itu. Ada apa dengannya? -.-


‘aku tau kau bingung. Aku hanya… hanya ingin bilang. Aku akan melepaskan Hyun Ah untuk mu.’ Ucapnya dengan nada yang cukup membuatku terkejut. ‘Ne?’ Tanya ku sambil melepas pelukkannya.


‘aku merasa cinta ku pada Hyun Ah tidak sebesar cinta mu padanya. Aku juga bukan lelaki yang pantas untuknya. Belum menjadi kekasihnya saja aku sudah membuatnya terluka.’ Jelas Youngmin Hyung sambil memegang kedua lenganku dan menatapku dengan senyumnya yang begitu manis.


‘Hyung? Kau serius? Kau tidak sedang kesurupankan?’ Tanya ku sambil menempelkan punggung tangan ku di keningnya. Dia menggenggam tangan ku yang menempel di keningnya. ‘Aniya… aku bersungguh-sungguh.’ Ucapnya penuh dengan kepastian. Aku membulatkan mata ku, sungguh aku tidak percaya dengan apa yang Youngmin Hyung katakana. Apa mungkin karena…


‘Jadi… sekarang aku titipkan Hyun Ah pada mu. Aku yakin kau bisa menjaganya dengan baik dan dapat melindunginya.’ Ucapnya sambil mengacak-acak rambutku pelan. ‘Hyung? Jeongmalyo?’ tanyaku lagi. Dia hanya menganggukkan kepalanya dengan pasti lalu tersenyum kearah ku.


Aku balas senyumannya dengan senyumanku yang tak kalah manis dengan senyumannya. ‘sudah… kau cepat pergi sana. Nanti jam untuk membesuk pasien habis.’ Ucapnya sambil membalikkan badanku lalu mendorong badanku pelan. Aku berjalan sambil menengok kearahnya, dia hanya tersenyum sambil menaruh kedua tangannya di dalam kedua saku celana sekolahnya. Aku mengulas senyum kearahnya. Membalikkan kepalaku kearah depan.

‘Hyung jeongmal gomawoyo. Aku berjanji akan menjaga, melindungi, dan mencintai Hyun Ah dengan seluruh cinta yang aku miliki untuknya. Aku berjanji demi kau, Youngmin Hyung.’ Ucapku dalam hati. Sambil terus berjalan keluar sekolah. Aku rasa Youngmin Hyung juga sudah beranjak dari tempatnya.


Kwangmin POV end-




Author POV

Youngmin sekarang sedang mengendarai mobil Ferary Sport Red-nya dengan santai ke sebuah taman di kota Seoul. Tak jauh dari sekolahnya. Youngmin memberhentikan mobilnya tepat di depan taman. Terlihat sebuah taman yang sepi mungkin karena hari sudah menjelang sore. Banyak pepohonan rindang yang mengeliling taman itu. Terlihat sangat tenang suasana di taman itu. Ya, Youngmin sangat menyukai suasana seperti itu.

*bayangin taman yang di MV Boyfriend - Nae Yeoja Sonde Jima ya readers :)*


Youngmin turun dari mobilnya. Berjalan, melangkahkan kakinya yang terasa sedikit berat menuju salah satu bangku taman yang kosong. Setelah merasa posisi itu sudah pas dan nyaman, Youngmin duduk di bangku itu. Menyandarkan tubuhnya yang terasa begitu lelah. Memejamkan matanya, merasakan terpaan angin yang menerpa halus wajahnya.


‘Mungkin ini musim semi yang melelahkan.’ Ucap Youngmin pelan. Lalu suasana tenang kembali menyelimuti taman itu. ‘oh bandeushi… naui maeum sogeso… keudaee malhamyeon… keudaendeureul sugaittnayo’ dering iPhone 4 Youngmin. Youngmin membuka matanya, merogoh saku celananya. Dilihatnya layar iPhone 4 nya. Tertera panggilan dari Hyung-nya, Jeongmin.


Diangkatnya panggilan dari Hyung-nya. ‘yeoboseyo…’ ucap Youngmin. ‘Youngmin-ie.. eodiga?’ Tanya Jeongmin dari balik telpon. ‘oh? Aku sedang di sebuah taman Hyung. Waeyo?’ jawab Youngmin. ‘geuraeyo? Aku hanya ingin member kabar kalau Hyun Ah sudah di pindahkan ke ruang ICU semenjak tadi pagi. Tapi dia masih belum sadarkan diri.’ Ucap Jeongmin. ‘Ne. Ah! Jinjjayo? Mungkin aku akan ke rumah sakit nanti malam.’ Balas Youngmin.


‘Eum arraso. Cepat pulang, ne? eomma menunggu mu di rumah. Eomma ke hilangan anak kembarnya yang belum pulang dari sekolah.’ Gerutu Jeongmin dengan nada sebal yang dibuat-buat. Youngmin terkekeh kecil. ‘haha eomma ini benar-benar. Iya, Hyung aku akan pulang cepat.’ Jawab Youngmin sambil terkekeh. ‘OK. Di tunggu, ne?’ Tanya Jeongmin memastikan. ‘eum…’ jawab Youngmin dengan sebuah gumaman sambil tersenyum di balik telpon.


Selesai sudah perbincangan Youngmin dan Jeongmin. Kembali Youngmin menaruh iPhone 4 nya di saku celananya. Youngmin mengedarkan pandangnya ke sekeliling taman. Dilihatnya ada taman khusus bunga di taman itu. Youngmin melangkahnya kakinya ke sana. Berhenti tepat di sana. Di petiknya satu tangkai bunga mawar putih. Di musim semi seperti ini memang banyak bunga bermekaran dengan indah.


Youngmin kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman. Di lihatnya ada jembatan di antara sungai *yakin itu sungai? Ah author bingung. Silahkan lihat MV nya aja deh ^^v* di dekat taman itu. Youngmin berjalan kesana. Berhenti di tengah jembatan dan merapat dengan pinggiran jembatan *tau kan gimana maksud author?*.


Menaruh kedua sikutnya di pinggiran jembatan yang tingginya kira-kira seperut Youngmin. Di pandangnya lekat bunga mawar putih yang sekarang dia pegang. ‘mungkinkah sekarang aku berharap kau disini?’ Tanya Youngmin tak jelas pada siapa.


Author POV end-



Dari kejauhan…



_TBC

p.s : Don’f forget to leave your comment for this FF, ne? koment kalian perlu untuk mengasah lagi kemampuan dari Author untuk menulis FF. Jangan jadi SR ya :) Gamsahamnida… #bowingbarengJoTwins ppyong~ ^_^* mianhae readers kalo ini pendek :)

0 komentar: