THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 05 Januari 2013

[FanFiction] YAOI - No Regret Part 1


No Regret



Author: Berty Khairun Nafisah >> @elfxob2uty >> teukseob@yahoo.com / elfxobeauty@rocketmail.com



Main Cast :
Wu Yi Fan  / Kris (EXO-M)
Zhang Yi Xing / Lay (EXO-M)



Other Cast :
Member EXO
Other
And OC (Original Character)



Length:
Part 1 (2.466 words)



Genre:
YAOI dan sedikit straight*sisanya tentukan sendiri T.Tv*



Rating:
T – M (NC 21 next chap hahaha #evil laugh)




p.s: Annyeong author super gaje ini balik dengan fanfic super gaje juga *ditabok readers* dimana bergenre YAOI yang adaptasi dari film gay dari Korea yang berjudul sama dengan fanfic ini. Yang sudah nonton, ceritanya sama cuman author berusaha agar tetap ada yang berbeda hehe. Dan alurnya author percepat aja soalnya sedikit bingung juga sama film-nya ^^v

Yang belum nonton silahkan cari filmnya *sesat* tapi hanya untuk the real fujoshi yang khususnya berumur 19 tahun ke atas *readers: lo juga belum nyampe 19 tahun thor #digebukin readers* *dies*. Oiya, jangan lupakan OOC dan TYPO. OK! Dari pada banyak bacot mending kita langsung ke TKP (?) saja. Don’t Be SR ya… Saranghae~






Happy Reading~ Plok (?) *eh? salah Ppyong ^^v






Author POV

Di sebuah desa yang tidak terlalu kecil di Cina. Ada seorang namja sedang berenang di sungai yang cukup lebar dan panjang. Berenang hanya menggunakan underwear-nya *mian*.  Setelah berenang namja itu menghampiri temannya yang duduk di sebuah batu besar di tengah sungai. Yang sama-sama namja dan juga hanya menggunakan underwear.

“kau yakin ingin pergi?” tanya teman dari namja itu. “eum…” namja itu hanya bergumam sebagai jawabannya. “aku ikut ya gege?” tambahnya. “tak usah… kau tetap disini Luhan…” ucap namja itu pada temannya yang bernama Luhan. “tapi aku juga bisa berbahasa Korea dengan baik.” Ucap Luhan sambil mempoutkan bibir mungilnya.

“aku tau itu. Tapi kehidupan disana cukup keras. Aku takut kau belum siap.” Ucap namja itu sambil mengelus kepala Luhan dengan sayang. “tapi Lay ge…” “ssstt… turuti apa kataku.” Ucap namja itu yang bernama Lay. “hao le hao le… (fine fine...)” ucap Luhan pasrah karena sebenarnya Luhan juga tau tentang alasan kenapa dia tidak boleh ikut dengan Lay.

“kapan gege akan pergi?” ucap Luhan lirih sambil menatap sendu Lay. “besok…” jawab Lay singkat. “………..” Luhan tak berbicara lagi, ia sibuk menahan air matanya yang tetap saja lolos dari matanya yang indah itu. Lay hanya tersenyum dan dengan perlahan memeluk tubuh mungil Luhan. Luhan mulai terisak kecil di dalam pelukan Lay. “uljima…” ucap Lay sambil mengelus punggung polos Luhan.

“eung… hiks.. uljima itu hiks jangan menang-hiks kan ge?” tanya Luhan sambil sesegukan. “kau benar…” ucap Lay sambil terkekeh. Lay benar-benar menyayangi teman baiknya ini.




****




Keseesokan harinya. Di pagi yang cerah dan menyegarkan. Lay sudah siap berangkat dengan ransel yang sudah terpasang dengan manis di pundaknya.

“aku akan sangat merindukanmu ge…” ucap Luhan yang kembali menangis lalu memeluk erat tubuh Lay. “aku juga akan sangat merindukanmu Luhan…” ucap Lay dengan lembut dan mengelus kepala Luhan dengan sayang. “jangan pernah lupakan aku…” ucap Luhan setelah melepaskan pelukannya dari tubuh Lay dan menatap Lay sendu.

“tidak akan…” jawab Lay lalu mencium bibir mungil Luhan dengan lembut. Luhan pun membalas ciuman Lay di bibirnya. Ciuman itu berubah menjadi ciuman yang menuntut saat Luhan mengalungkan tangannya di leher Lay dan menekan tengkuk Lay agar memperdalam ciuman mereka. Dan Lay juga melingkarkan tangannya di pinggang Luhan agar lebih memperapat jarak mereka.

“ssshh… eumhh…” desahan mulai keluar dari bibir Luhan saat Lay menghisap kuat bibir atas dan bawahnya bergantian. “eunghh… ge…” Luhan membuka mulutnya yang langsung dimanfaatkan Lay untuk memasukan lidahnya ke dalam gua hangat Luhan. “aahh… eumpphh…” desah Luhan saat Lay menghisap kuat lidahnya dan mengajak lidahnya berperang.

“ehem!” deheman keras dari seseorang menghentikan aktifitas 2 insan yang sedang dalam ciuman panas mereka. “eunghh…” dengan berat hati Luhan maupun Lay melepaskan ciuman mereka. Terlihat benang saliva tipis yang seperti jembatan dari mulut Lay ke mulut Luhan. Lay tersenyum dan mengelap sudut bibir Luhan yang ada bekas saliva mereka yang bercampur dengan ibu jarinya.

“sudah selesai?” ucap seseorang itu yang ternyata adalah bibinya Lay. Ya, Lay hanya tinggal dengan bibi dan pamannya karena kedua orang tuanya sudah meninggal saat ia kecil. “ye?” tanya Lay menatap bingung bibinya. Sedangkan Luhan hanya menundukan kepalanya menyembunyikan pipinya yang memerah.

Bibinya Lay hanya memutar bola matanya dengan malas. Dasar anak muda jaman sekarang, itulah yang ada di pikiran bibinya Lay. “apa kau sudah siap Lay?” tanya sang bibi. Dan Lay hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Sang bibi menghampiri Lay dan Luhan. “kau harus bisa menjaga dirimu. Bibi percaya padamu Lay.” Ucap sang bibi sambil mengelus pipi Lay dengan sayang. “aku mengerti. Aku akan menyempatkan diri mengirim surat pada kalian.” Ucap Lay. “janji ya gege?” ucap Luhan sambil memasang puppy eyes. “janji.” Jawab Lay singkat lalu mengecup kening Luhan dengan lembut.

“baiklah aku pergi.” Ucap Lay lalu mengecup pipi sang bibi. Dan berpelukan dengan Luhan lalu dengan sang bibi. Setelah itu Lay mulai jalan menjauh dari mereka. Menghampiri pamannya yang sudah siap di dalam mobil. “ayo kita berangkat.” Ucap sang paman saat Lay sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi sebelah supir.

Sang paman mulai menyalakan mesin mobil dan mobil itu mulai melaju dengan perlahan. Lay mengeluarkan kepala dan sedikit badannya di jendela mobil. Lay dengan senyum yang mengembang melambaikan satu tangannya pada Luhan dan sang bibi. Lalu kembali duduk saat lambaianya sudah di balas.

Lay menghembuskan nafasnya berat. “tenanglah. Aku yakin kau akan baik-baik saja disana.” Ucap sang paman meyakinkan Lay. Dan Lay hanya membalas dengan senyuman.




****




Seoul, South Korea
2 pm KST

Seorang namja Cina yang kita ketahui bernama Lay sudah sampai di tempat tujuannya yaitu Korea Selatan. Tujuannya disini untuk mengadu nasib tentunya. Mencari pekerjaan yang lebih baik selain menjadi seorang peternak di desanya sana.

“kamar nomer……” gumam Lay sambil mencari sebuah kamar di sebuah rumah susun. “ini dia…” ucap Lay saat sudah menemukan kamar yang ia cari. Kamar no 107 , tempat tinggal baru Lay selama ia di Seoul. Tanpa membuang waktu Lay langsung mengetuk pintu kamar itu.

“apa ada orang?” ucap Lay sedikit keras. Kata teman pamannya Lay, di kamar itu juga ada penghuninya. Jadi kamar itu bisa di huni max 2 orang. “siapa yang berani menggangguku eoh!?” teriak seseorang dari dalam kamar itu. Dan tak lama orang itu membuka pintu kamar. “siapa-” ucap orang itu terputus saat melihat Lay.

“eoh… annyeonghaseyo…” sapa Lay dengan ramah sambil sedikit membungkuk. “eh? Annyeong… nu… gu?” tanya orang itu. “eum… Zhang Xi Ying imnida. Tapi bisa panggil aku Lay. Bangapshimnida…… ajushi?” ucap Lay sambil tersenyum ramah. “ajushi? Sejak kapan aku menikah dengan bibimu eoh?” ucap orang itu dengan nada tinggi.

“ne? tapi bibiku hanya satu dan sudah menikah.” Ucap Lay polos. “mwo!? Aish… anak ini tidak bisa di ajak bercanda.” Gumam seseorang yang Lay panggil ajushi itu. “aku masih muda kau tau. Sudah cepat masuk.” Lanjut orang itu lalu kembali masuk ke dalam kamar yang diikuti oleh Lay. “kau pasti orang Cina kan?” tanya orang itu sambil mengambil seputung roko. “n-ne…” jawab Lay sambil mengangguk kecil.

“ajushi tau dari mana?” tanya Lay.  “JANGAN PANGGIL AKU AJUSHI…” teriak orang itu. Lay hanya memasang wajah watadosnya. “aish… anak ini… tentu saja tau. Dari nama asli mu yang kau sebutkan tadi.” Ucap orang itu lagi.

“oh…” Lay hanya menanggapinya dengan ber-oh ria. Lay membuka jendela kamar itu dan menaruh ranselnya di lantai. “oiya, nama ku Lee Hyuk Jae. Panggil saja Eunhyuk hyung jangan ajushi.” Ucap orang itu memperkenalkan dirinya. Lay pun menoleh dari kegiatannya mari-pandangi-kota-dari-jendela. “tapi kau terlihat tua. Aku takut tidak sopan.” Ucap Lay dengan polosnya.

“anak ini…” Eunhyuk mulai menggeram. “panggil aku Eunhyuk hyung. ARRASEO!?” ucap Eunhyuk dengan teriak di kata “arraseo”. “eum… baiklah… Eunhyuk hyung.” ucap Lay sambil tersenyum . “bagus… dan kasur mu yang dekat jendela.” Ucap Eunhyuk lalu meminum segelas soju. Lay hanya menjawab dengan anggukan setelah melihat kasur yang Eunhyuk maksud.

“kau kesini untuk apa eum~?” tanya Eunhyuk setelah beberapa menit mereka di selimuti keheningan. “bekerja.” Jawab Lay singkat sambil terus melihat keluar jendela. “memang kau ingin bekerja dimana?” tanya Eunhyuk (lagi). “di sebuah pabrik.” Jawab Lay. Dan Eunhyuk hanya menganggukan kepalanya.




****

 


Keesokan harinya

Pagi yang cerah di kota Seoul. Sudah mulai banyak aktifitas yang dilakukan orang-orang di kota itu. Lay sudah sampai pada pabrik tempat sekarang ia bekerja. “eoh? Eunhyuk hyung?” ucap Lay saat bertemu dengan “room mate”-nya itu di tempat ia bekerja. 

“aigoo… kita bertemu lagi.” Ucap Eunhyuk. “hyung bekerja disini juga?” tanya Lay. “tentu saja! Kau pikir sedang apa aku disini.” Jawab Eunhyuk sambil mendengus kesal. Dan setelah mereka berbicara, mereka mulai mengerjakan pekerjaan mereka.




****




Tak terasa sudah hamper 1 bulan Lay bekerja di pabrik itu. “hyung aku pulang.” Ucap Lay sambil memasuki kamarnya dengan Eunhyuk. Lay langsung menghampiri kulkas. Memasukan beberapa belanjaannya ke dalam sana. “hyung aku akan pergi lagi malam ini. Ada yang memintaku untuk menjadi supir bayarannya.” Ucap Lay sambil menata isi kulkas.

“dari pada seperti itu mending kau ikut dengan ku ketempat gadis-gadis cantik.” Ucap Eunhyuk sambil memrapikan kemejanya. “lebih baik aku mencari uang hyung.” jawab Lay sambil berdiri dan melepas pakaiannya bermaksud untuk ganti baju. “kau ini… hidup itu juga perlu santai. Jangan hanya membuat dirimu sendiri lelah.” Ucap Eunhyuk sambil menaikan poninya dengan sisir.

arraseo hyung…” jawab Lay sambil mengambil jaket birunya. “aku pergi hyung.” ucap Lay dan keluar dari kamar. “aigoo~ dasar anak itu.” Ucap Eunhyuk sambil melihat kepergian Lay lalu kembali berkutat dengan poninya yang sukses menjadi jambul katulistiwa itu. *apadeh -_-v*




****




Di sebuah tempat makan

Lay sudah sampai di dalam tempat makan untuk orang-orang menengah keatas itu. Lay mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang menyewanya untuk menjadi supirnya. “jas abu-abu…” gumam Lay. Dan akhirnya Lay menemukan orang yang ia cari. Dengan senyum mengembang Lay menghampiri orang itu.

annyeonghaseyo.” Ucap Lay ramah sambil sedikit membungkuk setelah sampai di samping orang itu. “eum… ige… 2408” ucap orang itu sambil memberikan kunci mobilnya pada Lay. Lay hanya tersenyum lalu mengambil kunci itu. “saya tunggu di mobil.” Ucap Lay dan orang itu hany mengangguk sambil melanjutkan acara minumnya. Lay pun langsung pergi keluar.




****

 


Di dalam mobil

Hening. Itulah suasana di dalam mobil itu. Lay merasa tidak nyaman dengan suasana ini mulai membuka suara. “maaf, alamat anda dimana?” tanya Lay yang masih fokus ke jalanan malam kota Seoul yang masih cukup ramai menjelang tengah malam. Orang itu pun menyebutkan alamat apartemen-nya. Lay sesekali melihat orang itu dari kaca.

“ada apa dengannya?” batin Lay karena ia mulai risih dari tadi di pandangi oleh orang itu dengan intens. Lay pun berinisitif untuk menyalakan radio agar mencairkan suasana. “aish… kenapa dia melihat ku seperti itu? Apa dia gila?” batin Lay (lagi) karena sudah benar-benar risih.

Saat Lay menoleh dan bertemu pandang dengan orang itu beberapa detik. Lalu Lay kembali fokus pada kemudinya. Seseorang yang bergenre namja itu tersenyum penuh arti. “siapa nama mu?” tanya namja itu. Tapi Lay hanya tersenyum dan tidak menjawab.

Namja bertubuh tinggi berambut blonde dan blasteran itu mendengus sedikit kecewa. Namun ia tetap menatap Lay dengan intens. “menarik.” Batin namja itu.



****



Lay pun berjalan di belakang namja blasteran itu. Berjalan dengan santai menuju kamar namja itu. Saat sudah sampai di depan kamar. “ini bayaranmu.” Ucap namja itu dengan nada cool-nya. “gamsahamnida.” Ucap Lay ramah lalu mengambil beberapa lembar uang yang disodorkan padanya.

“saya pergi.” Ucap Lay sambil sedikit membungkuk. Merasa tak ada jawab Lay pun membalik badannya dan pergi. “chakkaman… siapa namamu?” ucap namja itu sedikit berteriak padahal Lay belum terlalu jauh darinya. Lay menghentikan langkahnya dan sedikit membalikan tubuhnya. “………” Lay hanya tersenyum lalu kembali melangkahkan kakinya.

Saat menuju lift, Lay berpapasan dengan seorang yeoja yang cukup cantik. Tapi Lay tidak memperdulikan hal itu. Ia tetap berjalan. Dan memasuki lift.



****



oppa…” sapa seorang yeoja kepada namja blasteran (yang tadi bersama dengan Lay). Namja itu menengokan kepalanya, ia hanya tersenyum tipis lalu kembali menekan beberapa tombol untuk password pintu apartemen-nya. Saat yeoja itu sudah sampai di samping namja itu. “oppa baru pulang?” tanya sang yeoja ramah.  

Namja itu tak menjawab dan langsung masuk ke apartemen-nya.
“yaaa… Kris oppa…” panggil yeoja itu pada namja yang ternyata bernama Kris itu. Sang yeoja ikut masuk ke dalam dan tak lupa menutup pintu apartemen. Kris melepas sepatu, kaos kaki, jas dan dasinya. Menaruhnya di sembarang tempat karena ia memang sudah benar-benar lelah. Kris berjalan menujung kasur king size-nya di ikuti yeoja itu.

Saat Kris duduk di pinggiran kasurnya, yeoja itu juga ikut duduk. Mereka terdiam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. “Jessica…” panggil Kris pada yeoja itu yang bernama Jessica. “ne oppa?” tanya Jessica sambil menatap Kris dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

Tanpa babibu Kris langsung mencium Jessica. Satu tangan Kris menekan tengkuk Jessica dan yang satunya mulai meremas lembut payudara kiri Jessica. “eumph…” Jessica mendesah tertahan karena Kris semakin memperdalam ciuman mereka.

Kris langsung mendorong tubuh mungil Jessica ke atas kasurnya dan menindih Jessica. Jessica mengalungkan tangannya pada leher Kris dan Kris semakin kuat meremas payudara Jessica dari luar dress pendeng yang dikenakannya.




*skip skip skip--- NC-nya untuk KRAY saja ya hahaha ^^b*




Lay berjalan ke dalam kantor dari pabrik tempat ia bekerja. Lay menghampiri seorang namja paruh baya. “maaf, apa Mr. Lim memanggil saya?” tanya Lay dengan nada sopa sambil sedikit membungkuk. “ah.. ya, kau Zhang Yi Xing?” tanya namja paruh baya sambil tersenyum.

“ne, ada apa?” tanya Lay to the point. “begini… ini.” Mr. Lim menyerahkan sebuah amlop pada Lay. Lay menerimanya dengan penuh tanda tanya. “itu pesangon mu… kau di berhentikan bekerja disini.” Ucap Mr. Lim. “ne!?” tanya Lay benar-benar terkejut. Ia merasa, ia tidak melakukan kesalahan dan kinerjanya cukup bagus.

“ini perintah dari direktur utama sekaligus pemilik pabrik ini. Kau tidak sendiri ada beberapa pegawai yang di pecat juga. Aku benar-benar minta maaf.” Ucap Mr. Lim lalu pergi dari hadapan Lay.

“kenapa?” tanya Lay lirih sambil menatap amlop itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “WAE!? JELASKAN PADAKU APA ALASANNYA?” tanya Lay berteriak yang membuat semua pekerja disana melihat ke arah Lay. Eunhyuk yang ada disana langsung menghampiri Lay. “hei sudah ayo kita pergi!” ucap Eunhyuk sambil menarik Lay keluar dari kantor itu. Lay yang bingung akhirnya mengikuti Eunhyuk.



Di Pabrik



“sudahlah… aku akan membantumu mencari pekerjaan lain.” Ucap Eunhyuk sambil terus berjalan di belakang Lay. Lay hanya diam terlihat matanya penuh amarah. Ada beberapa orang berjas berjalan lawan arah. Lay mendongakan kepalanya, ia terkejut melihat seorang namja bertubuh tinggi dan berambut belonde berjalan melewatinya dan Eunhyuk.

“selamat pagi Mr. Wu.” Sapa Eunhyuk ramah sambil membungkukkan badannya. Yang disapa hanya tersenyum sekilas. Eunhyuk pun kembali berjalan menghapiri Lay yang terdiam. 

“$%#%@$^&%*&^(&^...” Eunhyuk terus mengumpat kata-kata kotor. Dia benar-benar tidak suka dengan Direktur utama sekaligus pemilik pabrik itu.

Lay menatap namja itu dengan penuh amarah. Yang sedari tadi di pandangi pun akhirnya melihat ke arah Lay. Pandang mereka bertemu. Terlihat namja itu terkejut karena ia bertemu dengan Lay lagi.

Lay berjalan menghampiri namja yang kita ketahui adalah Kris. “terima kasih.” Ucap Lay dingin sambil tersenyum sinis. Lalu pergi dari hadapan Kris yang memasang wajah bingungnya. “jangan-jangan…” batin Kris.






TBC^^

0 komentar: