THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 03 Juli 2013

[FanFiction] Woman in Love Part 1



“Woman in Love ? [Part 1 of ?]”



Author: Berty Khairun Nafisah >> @berty1004 >> teukseob@yahoo.com / elfxobeauty@rocketmail.com



Main Cast :
Kim Sunggyu (INFINITE)
Lee Howon / Hoya (INFINITE)
Jang Hye Sun (OC)
Jang Hye Min (OC)



Other Cast :
Member INFINITE
And OC (Original Character)



Length:
Part 1 (3.087 words)



Genre:
Straight , romance , family



Rating:
T (masih aman~ #eh)



p.s: Annyeong author super gaje ini balik dengan fanfic super gaje juga *ditabok readers*. Sudah lama sekali author tidak menulis fanfic, maklum sibuk sekolah *readers: kau bohong! | Au: ye ape lo kata dah -_-*. Oke karena author juga bingung mau ngebacot apalagi, kita langsung ke cerita aja hehe
Oiya, jangan lupakan OOC dan TYPO. OK! Don’t Be SR ya… Saranghae~ *cipokin readers*






Happy Reading~ Plok (?) *eh? salah Ppyong ^^v






Hye Sun POV


“ung…” aku mulai menggeliat tak nyaman di atas kasur empukku. Sinar sang mentari mulai menyelinap masuk melalui sela tirai jendela kamar, mengenai sebagian wajahku yang membuatku semakin tak nyaman. Sepertinya aku memang sudah disuruh bangun oleh sang mentari. Aku mulai membuka mataku perlahan.

BRAK!! “eonni!!!” aku langsung membuka mataku dengan lebar mendengar dobrakan pintu dan teriakan itu. “eonni~” aish! Sang pemilik teriakan melengking yang memekakan telinga itu langsung meloncat ke kasurku.

“yhak! Bisakah kau membangunkan ku dengan baik eoh? Bisa-bisa aku terkena penyakit jantung kalau setiap hari begini caramu membangunkanku.” Omel ku pada orang itu. Aku menatapnya sambil mengucek pelan mata kiriku. Dia hanya nyengir kuda dengan menunjukkan wajah innocentnya. Kalau bukan adik ku, sudah ku tendang dia keluar dari kamar ini.

“hihihi… mianhae eonni… kajja~ eomma sudah membuatkan sarapan dan appa sudah siap-siap.” Ucapnya sambil membuka sedikit selimutku. Ku lirik jam dengan bingkai berbentuk lambang infinity di atas meja nakas samping kasurku. Ah, masih pukul 6.10 AM.

“kenapa hari ini kita berangkat pagi sekali?” tanya ku padanya sambil menaikkan sebelah alisku. “appa ada meeting pagi ini. Katanya pukul 7.15 pagi. Jadi appa putuskan untuk berangkat lebih pagi.” Ucapnya sambil mengambil posisi duduk di pinggir kasurku.
Aku hanya ber’Oh ria sambil mengangguk beberapa kali. Aku melihatnya yang sedang mengaca pada layar ponsel touchscreen nya yang lumayan besar. Aku hanya menggelengkan kepalaku, “ckck… adikku sudah cantik, tak usah berkaca terus.” Ucapku lalu mengelus kepalanya. “jinjja? Hehe” tanyanya memastikan sambil tertawa kecil dan aku hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaannya.

“keluarlah dulu, aku akan segera menyusul.” Ucapku lalu keluar dari selimutku yang lembut dan terasa nyaman itu. Aku turun dari kasurku dan ia berdiri. Aku mulai merapikan kasurku, yeah aku melakukan ini bukan berarti sepenuhnya aku rajin tapi dari pada dapat amukan dari eomma lebih baik menjadi anak rajin toh tak ada ruginya juga.
“aku ke bawah duluan ne eonni. Ingat! Jangan terlalu lama.” “ne!” jawabku singkat dan dia langsung melesat pergi dari kamarku. Lalu aku berjalan menuju kamar mandi yang ada dikamarku. Terkadang aku berpikir bahwa adikku itu autis, dia yeoja berumur 15 tahun yang aneh, cukup cerewet, tapi dia baik, polos dan lucu. Tapi tingkahnya itu juga yang membuatku sangat menyayanginya. Ah ya, namanya Jang Hye Min.

Aku sendiri? Perkenalkan namaku Jang Hye Sun, yeoja berumur 17 tahun yang juga aneh, tidak terlalu banyak bicara, cukup dingin, terkadang lucu, baik, jail juga dan cukup polos juga, aku ini kebalikan dari adikku. Aku dan adikku bersekolah disekolah yang sama. Tahun ini dia baru saja duduk dibangku kelas 1 SMA, sedangkan aku baru saja naik ke kelas 3.

Kami hanya 3 bersaudara, lahir disebuah keluarga dengan status menengah ke atas. Tapi kami tetap tinggal dirumah tingkat 2 yang sederhana dan menjalani hidup yang sederhana juga. Halmoni (nenek) ku bilang harus tetap hidup sederhana, karena lebih bisa menabung untuk keperluan mendadak dan untuk masa depan. Yeah, terkadang aku setuju dengan apa yang dikatakan halmoni-ku itu.

Apa ada yang kurang? Ah aku lupa memperkenalkan oppa-ku. Namanya Jang Dongwoo, namja berumur 19 tahun yang juga aneh bahkan dia yang paling aneh dari 3 bersaudara ini, dia konyol, cukup humoris, suka tertawa, tapi dia juga bisa jadi namja cool dan manly, baik dan polos juga. Kami ini 3 bersaudara yang aneh dan polos haha. Ah ya, dia sudah kuliah di Seoul University sekarang sudah masuk semester keduanya, dibalik tampang konyolnya sebenarnya otaknya termasuk dalam kategori jenius tapi anehnya terkadang dia juga bisa sangat idiot.

Tak terasa aku sudah selesai mandi dan mulai berseragam. Aku merapikan seragam yang melekat ditubuhku ini dan mulai menyisir rambutku yang panjangnya sepundak. Aku melihat pantulan diriku dicermin lemari bajuku yang besarnya sepintu lemari bajuku itu.
“lama-lama kalau dilihat, aku ini memang tidak menarik.” Ucapku sendiri sambil merapikan poniku. “aku tidak jelek, tapi aku memang tidak menarik.” Ucapku lagi lalu tersenyum kecut. Sudahlah,  aku melihat jam tangan yang melingkar indah di tangan kiriku. “pukul 6.30 , ini masih terlalu pagi untuk ke sekolah.” Gumam ku. Lalu aku menghela nafas berat, berjalan menuju kasurku dan menyambar tas sekolahku kemudian aku berjalan keluar kamarku.

Aku menuruni tangga lalu berjalan menuju ruang makan. Saat sampai di ruang makan aku disambut dengan pemandangan yang jarang sekali berubah. Appa yang sedang membaca beberapa berkas pekerjaannya, eomma yang sedang menata makanan di meja makan, dan Hye Min yang sedang berkutat dengan ponselnya.

Aku berjalan mengahampiri eomma dan appa. “pagi eomma… pagi appa…” sapaku pada eomma dan appa lalu mencium pipi mereka bergantian. “morning girl!” ucapku sambil sedikit mengacak-acak rambut Hye Min. “yhak!! Jangan rambut…” ucapnya kesal lalu mempoutkan bibirnya. Aku hanya menjulurkan lidahku ke arahnya lalu duduk di kursi biasa tempatku duduk saat makan bersama.

“eomma…” ucapnya seperti merengek sambil merapikan rambutnya itu. “Hye Sun-ah… bukankah sudah eomma bilang eum? Jangan menjaili dongsaengmu terus.” Ucap umma sambil duduk berhadapan dengan ku. Aku hanya memutar bola mataku malas. “ne arraso eomma…” ucapku malas sambil melirik Hye Min. “weeek~” ejeknya padaku sambil menjulurkan lidahnya. Aku hanya terkekeh kecil.

“dimana oppa kalian?” tanya appa setelah menyesap kopi hangatnya. Aku dan Hye Min hanya mengangkat kedua bahu kami sebagai jawaban. “mentang-mentang sudah dibelikan mobil, jadi bisa bangun siang…” gerutu Hye Min sambil mengambil selembar roti dan mengoleskannya dengan selai anggur kesukaannya.

“eum?” aku merasakan ada yang bergetar di atas meja. Ah! Ponsel Hye Min ternyata, aku jadi penasaran pada isi ponselnya. Belakangan ini dia jadi sering berkutat dengan ponselnya itu. Tapi aku tak ambil pusing, lalu aku mulai meminum susu hangat buatan eomma.

“pagi!! Ahaha!” teriakan dan tawa cukup keras itu mengintrupsi kegiatan kami di meja makan. “apa ada yang mencariku~?” ya, dia oppa-ku, Dongwoo. Ia berjalan mendekati Hye Min, lalu mencium pipinya. Aku memutar bola mataku malas. “pagi eomma… pagi appa… pagi Sunsun sayang~” ucap Dongwoo oppa menyapa eomma, appa dan aku. Aku hanya tersenyum manis sebagai sapaan balik untuknya. Ia lalu duduk di kursinya.
Ah ya, Sunsun adalah panggilan kesayangannya untukku. Terdengar agak aneh dan kekanakan, tapi aku tetap menyukai panggilan itu. Karena tandanya oppa ku masih sayang padaku.

“kenapa kalian berangkat pagi sekali hari ini?” tanyanya sambil mengambil sumpit dan menyumpit sepotong nugget ukuran cukup besar lalu memakannya sekali suap. “appa ada meeting pagi ini Dongwoo-ah… jadi karena adik-adikmu diantar oleh appa, mereka juga jadi harus datang pagi sekali ke sekolah.” Ucap umma sambil mengiris telur gulung dan menaruhnya ke piring appa.

“uuumm…” gumam oppa ku sambil terus mengunyah nugget. Aku merasakan ponsel ku bergetar di dalam tas. Aku menghentikan sejenak acara sarapan pagi ku, lalu mengambil ponsel dan melihat penyebab bergetarnya ponselku itu. “Hoya?” gumamku pelan, ada pesan masuk dari sahabatku sejak kecil sekaligus teman sekelasku. Aku membuka pesan darinya dan membacanya.


[isi pesan]


From: Hohoyaus
Pagi ^^ apa hari ini kau berangkat dengan appamu?


Itu bukan pertama kalinya dia bertanya begitu, tapi tumben sepagi ini dia sudah mengirimi aku pesan. Aku pun dengan sedikit bingung membalas pesannya.


To: Hohoyaus
Pagi ^^ ne, begitulah. Oh ya, tumben sudah mengirimiku pesan sepagi ini?


Pesan pun terkirim, aku kembali memakan sarapanku. “Hye Min~ bagaimana kelas barumu di SMA? Apa kau sudah punya banyak teman?” oppa ku mulai membuka topik obrolan pagi ini. “lumayan oppa~ hehe oiya, oppa harus tau. Aku akan ikut basket lagi.” Ucap Hye Min dengan nada girang. “puah!!” oppa ku sedikit memuncratkan susu hangatnya. Aku melihat appa dan umma saling melempar pandang, lalu aku manatap lekat adik perempuanku itu.

“neo micheosso eoh? (kau gila?)” tanya oppa ku yang menatap Hye Min dengan tatapan yang sulit dijelaskan. “wae!? Aku sudah sehat, nan gwaenchana oppa. (aku baik-baik saja oppa.)” ucap Hye Min berusaha meyakinkan Dongwoo oppa.
“Hye~ coba kau pikir, kau sudah terlihat sehat tapi tidak dengan jantung dan paru-parumu.” Ucapku dengan nada khawatir. “jangan kau paksakan.” Lanjutku dan aku merasakan ponselku bergetar lagi. Ish! Hoya menyebalkan.

“tapi-” “tak ada kata tapi. Appa mengijinkanmu berkegiatan, tapi bukan untuk membuat kesehatanmu memburuk lagi. Jika kau masih keras kepala... appa akan mengirimmu ke Busan untuk tinggal bersama Jung halabeoji (kakek Jung).” Ucapan Hye Min langsung di potong oleh appa. Aku melihat Hye Min hanya tertunduk lemas dan menghela nafas berat.

Aku hanya bisa tersenyum tipis dan menghela nafas sedikit lega. Sekeras apapun adikku itu, dia tetap seorang anak yang penurut. Aku kembali fokus ke ponselku. Membaca pesan dari Hoya sambil meminum susu hangatku dengan perlahan.


From: Hohoyaus
Aku ingin menjemput adikmu, bisakah? Please… (^/\^)


“puah!!” kini giliranku yang tersedak dan sedikit muncrat. “mwo…?” tanyaku sambil menatap layar ponselku tak percaya. aku cukup terkejut membaca pesan dari Hoya kali ini, kalau yang ini memang baru pertama kali. Ah, pantas saja dia mengirim pesan sepagi ini padaku.


To: Hohoyaus
Yhak!! Kenapa malah bertanya padaku eoh? Tanya langsung padanya.


“waegeurae chagi? (ada apa sayang?)” tanya eomma sambil menatapku penuh tanya. “aniya eomma, gwaenchana hehe” jawabku sambil tertawa sedikit canggung. Aku melirik Hye Min yang sedang memakan rotinya dengan malas. Mungkin Hoya bisa membuat mood nya kembali baik, pikirku.


From: Hohoyaus
Oh ayolah… kita sahabat bukan? Please… (T/\T)


Aku menghela nafas berat. “appa, bolehkah Hye Min berangkat bersama Hoya?” tanya ku to the point pada appa. “ahbhua!? (apa!?)” tanya Hye Min dan Dongwoo oppa berbarengan dengan mulut mereka yang masih penuh dengan sarapan masing-masing. Aku hanya memutar bola mataku malas, dasar.

“tentu, selama appa mengenal siapa yang menjemput anak appa, pasti appa bolehkan. Dan kau Hye Sun, apa tetap ikut dengan appa?” ucap appa sambil sesekali tersenyum. “aku tetap ikut dengan appa.” Jawabku sambil balas tersenyum, lalu aku mengalihkan tatapanku ke arah Hye Min. dia hanya menatapku dengan mata bulat dan mulut membentuk huruf  “O” besar. Haha lucunya.
Lalu aku membalas pesan Hoya.

 
To: Hohoyaus
Appa mengijinkan dan Hye Min mau. Wah wah… apa kau benar-benar ingin jadi adik iparku? Ahaha XD


Aku hanya cekikikan sambil sesekali melirik Hye Min yang mempoutkan bibirnya. Tunggu, pipinya terlihat memerah walau agak samar. Dasar, malu-malu kucing dia itu. Yeah, Hoya dan Hye Min memang saling suka tapi terkadang mereka berdua sama-sama tidak mau mengakui itu. Tapi belakangan ini Hoya yang mulai agresif (?) mendekati Hye Min. Mungkin karena ini tahun terakhir kami di sekolah yang sama.


From: Hohoyaus
JINJJA!? Huaa~ gomawo Hye Sun-ah… kau memang sahabat yang baik. Ku doakan kau, semoga bisa pacaran dengan Gyuster hyung haha ^^v


Pipiku sedikit memerah membaca kalimat terakhir dari pesan Hoya. “aku harap itu terjadi.” Gumamku pelan.


To: Hohoyaus
Arra arra… berarti kau harus mentraktirku hari ini, oke?


From: Hohoyaus
Oke! ^^b


Aku hanya tersenyum membaca balasan dari Hoya. Yeah, makan gratis lagi hari ini. “kajja, kita berangkat.” Ucap appa sambil meminum kopinya lalu berdiri dan merapikan dasinya. “ne.” jawabku singkat lalu membersihkan sekitar mulutku dengan tisu. Aku melirik Hye Min. “ehem… jangan sia-siakan kesempatan.” Ucapku sambil berdiri.
“eonni!!” teriaknya lalu mempoutkan bibirnya. Haha adik ku ini memang lucu. Appa sudah pamit dengan eomma, Dongwoo oppa dan Hye Min setelah itu aku juga pamit dengan yang lain kemudian berjalan keluar rumah dan appa menyiapkan mobil.


Hye Sun POV end-



Hye Min POV


Aku masih mempoutkan bibirku. Aku kan belum menjawab mau atau tidak. Sekarang aku berdiri di depan pintu utama rumah. Appa dan Hye Sun eonni sudah berangkat. “ish! Kalau begitu untuk apa aku bangun pagi? Hue~”

GREP!! “eoh?” aku tersentak merasakan sebuah pelukan hangat dari belakang tubuhku. “mau berangkat dengan Oppa saja eum?” tanya seseorang itu yang ternyata adalah Dongwoo Oppa. “ne? ah~ gwaenchana Oppa… aku tak enak dengan Hoya Oppa. Sepertinya dia sudah di jalan.” Jawabku sambil tersenyum manis.

“geurae… padahal Oppa juga ingin mengantarmu.” Ucap Dongwoo Oppa dengan nada kecewa. Aku hanya terkekeh. “besok antar aku ne?” ucapku sambil membalikan badan menghadapnya. “eum? Besok? Ah~ baiklah…” jawab Dongwoo Oppa kemudian ingin mencium pipiku.

“ehem…” sebuah deheman menghentikan apa yang ingin Dongwoo Oppa lakukan. “eoh?” aku menoleh kebelakang. “Hoya Oppa!” ucapku dengan girang lalu melepas pelukan Dongwoo Oppa pada pinggang rampingku dan berjalan ke arah Hoya Oppa. “pagi Hye… pagi Dongwoo Hyung.” sapa Hoya Oppa sambil tersenyum.

“pagi juga…” aku membalas sapaannya. “pagi.” Dongwoo Oppa hanya menjawab dengan singkat sapaan Hoya Oppa. Dari dulu selalu seperti itu, tapi sudahlah aku tak ingin ambil pusing dengan hal ini. “Oppa, ayo kita berangkat.” Ucapku sambil tersenyum manis pada Hoya Oppa. “ah ne, kajja…” Hoya Oppa langsung menggandeng tanganku.

Wajahku pasti mulai memerah. Aduh~ mimpi apa tadi malam ya? Paginya bisa kaya gini. “Dino Oppa~ aku berangkat ne~ jalka.” Pamitku pada Dongwoo Oppa dan Dongwoo Oppa hanya membalasnya dengan senyum kecut. Ah, ada apa dengan Oppa ku itu.
Aku dan Hoya Oppa langsung berjalan keluar halaman rumah. Kami berjalan dengan santai menuju halte bus, kebetulan sekolah kami tidak terlalu jauh hanya sekali menaiki bus. “Hye/Oppa…” kami memanggil satu sama lain berbarengan, kami terkejut saling menatap lalu kami terkekeh. “Oppa duluan saja.” Ucapku sambil tersenyum.

“baiklah… bagaimana kelasmu eum? Apa… sudah banyak yang dekat denganmu?” tanya Hoya Oppa sambil menatap ke depan dan sesekali melirikku. Aku juga jadi ikutan menatap ke depan. “hum~ lumayan…” jawabku sambil tersenyum kecil. “bagaimana dengan para namja dikelasmu?” tanyanya sambil menatapku.

“mereka baik. Semalam ada yang memberiku permen lemon.” Ucapku sambil tersenyum polos. “ne?” ekspresi Hoya Oppa seperti terkejut , aku hanya memiringkan kepalaku bingung. “ah, itu bagus.” Ucapnya lalu menatap ke depan lagi. Auranya sedikit berubah menurutku. Aku hanya mengangkat kedua bahuku.

Kami sudah sampai di halte bus. Aku melihat seseorang duduk sambil menundukan kepalanya, ia menggunakan seragam yang sama seperti yang aku dan Hoya Oppa kenakan. “annyeong~” sapaku pada orang itu. “eum?” ia mengangkat kepalanya dan melepas sebelah headset yang terpasang di telinganya. “eoh? Myungsoo~” ucapku girang sambil melambaikan tanganku ke arahnya.

“ah, annyeong Hye…” sapa orang itu yang ternyata teman sekelasku, Kim Myungsoo. Aku lihat Myungsoo tersenyum tipis dan membungkukkan sedikit badannya ke arah Hoya Oppa, mungkin dia tau kalau Hoya Oppa sunbae kami di sekolah. Myungsoo berdiri lalu menghampiriku, aku melihat matanya yang sekilas melihat ke arah tanganku.
“apa sudah mengerjakan tugas matematika eum?” tanyanya padaku. Aku langsung melepas pegangan tanganku dan Hoya Oppa. Aku menatapnya dengan tatapan lesu, “ada beberapa nomer yang belum, aku tidak mengerti.” Ucapku sedikit sedih. “arraseo, nanti disekolah aku akan mengajarimu.” Ucapnya sambil tersenyum tipis.

“benarkah? Huaa~ gomawo Myungsoo-ah…” ucapku girang. “bus-nya sudah datang.” Aku mendengar suara Hoya Oppa yang terdengar sedikit dingin lalu langsung masuk saat pintu bus sudah terbuka. “eh? Oppa~ jangan tinggalkan aku… kajja.” Ajakku pada Myungsoo kemudian aku menyusul Hoya Oppa.

Hoya Oppa memilih duduk di tempat paling belakang. “Oppa~ waeee?” tanyaku setelah duduk di samping Hoya Oppa, Myungsoo memilih untuk duduk di deretan tengah. “aniya, gwaenchana.” Ucap Hoya Oppa sambil tersenyum tipis. Aku yang merasa tak enak dengan sikap Hoya Oppa ini hanya memilih diam sambil melihat ke depan.
“eoh?” aku terkejut saat merasakan kehangatan pada tanganku. Aku melihat tanganku yang ternyata di genggam oleh Hoya Oppa lalu aku menatap wajah Hoya Oppa. Ia hanya menatap keluar jendela. Aku tersenyum tipis. Hangat, itu yang aku rasakan. Aku kembali menatap ke depan dengan pipi yang sepertinya sedikit bersemu merah.


Hye Min POV end-

.
.
.
.
.

Author POV



#dikelas 3-1



“eoh? Hoya, kenapa baru masuk kelas? Kau dari mana eum?” ucap Hye Sun sambil melihat jam tangannya dan Hoya bergantian. Ya, Hoya masuk kelas setelah 2 menit bel berbunyi. Untung guru yang mengajar pagi ini belum masuk kelas.

“aku dari atap sekolah.” Jawabnya sambil mendudukkan dirinya disamping Hye Sun. Hye Sun menatap sahabatnya sedikit bingung, tentu saja bingung, sekarang wajah Hoya terlihat cukup suntuk.

“apa terjadi sesuatu?” tanya Hye Sun sambil memegang pundak Hoya. Hoya menoleh sekilas lalu kembali mengeluarkan buku pelajarannya. “jawab aku Lee Howon.” Hye Sun mulai menaikan sedikit nada bicaranya.

Hoya menghembuskan nafasnya berat, lalu menyenderkan tubunya pada senderan bangkunya. “apa Hye Min belum tau tentang Dongwoo Hyung? dan lagi tadi saat sebelum naik dan sesudah turun dari bus, dia memilih untuk mengobrol dengan teman namja sekelasnya yang namanya… ah itulah. Argh! Michindae! (bisa gila!)” ucap Hoya panjang kali lebar *plaak* lalu mengacak rambutnya frustasi, ia tidak memikirkan penampilannya lagi.

“Dongwoo Oppa?” Hye Sun bertanya dalam hatinya. Ia paham, sangat paham bahkan. “Hoya…” nada bicara Hye Sun mulai melembut. “kau tau bukan? Hye Min sangat menyayangi Dongwoo Oppa? Appa dan Eomma saja belum tega memberi tau Hye Min.” ucap Hye Sun sambil menatap Hoya yang memperlihatkan raut wajah kesalnya.

“menurutku… Dongwoo Oppa juga tak bisa disalahkan sepenuhnya. Mengertilah Hoya… dan aku yakin Hye Min lebih memilihmu. Percaya padaku.” tambah Hye Sun yang di akhirinya dengan senyum lembut dan menggenggam tangan Hoya. Hoya mulai melunak, ia menghela nafas pasrah, ia bisa mengerti situasi. Lalu Hoya balas tersenyum pada Hye Sun. “arraseo… tapi aku tak segan-segan bertindak jika Oppa-mu itu mulai kelewatan pada Hye Min.” ucap Hoya lalu ia tersenyum kecut.

“OK! Aku akan terus mengawasi Dongwoo Oppa, aku tak mau hal buruk terjadi. Gomawo… kau mau percaya padaku.” Ucap Hye Sun yang dijawab anggukan dari Hoya. Dan beberapa menit setelah itu Park Seonsaengnim memasuki kelas mereka, pelajaran pagi itu pun di mulai.



#dikelas 1-2
#waktu yang hampir bersamaan



“hacim~!” Hye Min bersin dengan cukup keras sampai mengundang sedikit perhatian kelasnya. “Hye~ ige… pakai ini untuk mengelap hidungmu.” Ucap namja manis disamping Hye Min sambil menyodorkan sapu tangannya. “eoh? Gomawo~ huhu…” ucap Hye Min menerima sapu tangan itu lalu sedikit mengelap hidungnya.

“sepertinya itu bersin, ada orang yang membicarakanmu.” Ucap namja manis itu lalu terkekeh. “aaa~ ku rasa iya. Haha…” ucap Hye Min yang diakhiri tawa keduanya. “ah ya, sapu tanganmu besok aku kembalikan ne, Jongie.” Ucap Hye Min sambil tersenyum pada namja manis yang dipanggilnya Jongie itu, yang bernama lengkap Lee Sungjong.

“nee… gwaenchana~ aku juga sedang tidak membutuhkan sapu tangan itu.” Jawab Sungjong diakhiri dengan senyum manisnya. “nanti makan siang bersama ne, di kantin.” Ucap Hye Min yang sesekali masih mengelap hidungnya. “OK!” jawab Sungjong. Dan Lee Seongsaengnim pun masuk ke kelas mereka, lalu pelajaran pagi itu pun di mulai.

.
.
.
.
.


TBC



Makasih sudah baca part ini. Author usahakan untuk update cepat. Hehe :D Gamsahamnida~ *bow bareng sungjong*

0 komentar: