“Separuh Aku…”
Author: Berty Khairun Nafisah >>
@elfxob2uty >> teukseob@yahoo.com / elfxobeauty@rocketmail.com
Main Cast :
Lee Howon /
Hoya (INFINITE)
Han Sam Seok
(Original Character)
Other Cast :
Member
INFINITE
And OC
(Original Character)
Length:
Part 1 (2.943
words)
Genre:
Romance,
Friendship
Rating:
T+
P.S : Annyeong~
saya kembali lagi dengan fanfic yang bercastkan member INFINITE dan Hoya
sebagai pemeran utamanya. Dan ini cerita saya ambil benar-benar penampilannya
berbeda (?), jadi disini pemeran utama perempuannya tak seperti di
fanfic-fanfic lain. Dan mianhae kalau
OOC (Out Of Character). So, saya
harap para readers-nim menikmati fanfic ini. Kalau ingin berkomentar tinggalkan
saja dikotak komentar, saya menerima semua komentar hehe. Ok let’s cek kidot…
Happy
reading! Ppyong~ Ppyong~
Someone POV
This is story about how I dies (?). OK! Sebenarnya tidak juga. Cerita ini sebenarnya tentang
bagaimana aku menemukan cinta sejatiku. Dimana penuh air mata dan perjuangan di
dalamnya. Tapi tetap ada tawa dan kebahagian di dalamnya. This is story about someone I love and me, of course. Ayo kita
mulai……
Author POV
Pagi yang
cerah disebuah Negara yang terkenal dengan hasil rempahnya yaitu gingseng. Ya,
Korea Selatan. Tepatnya di daerah Busan. Ada seorang yeoja yang sedang berjalan dengan santai sambil bersiul menuju
sekolahnya.
Yeoja bertubuh cukup gendut dengan wajah
bulat, pipi chubby, mata bulat dan
bibir mungil itu mulai menyenandungkan sebuah lagu ceria dari boyband kesukaannya. Super Junior – Miracle.
“Sam
Seok-ah…”
Tiba-tiba ada 2 yeoja dengan serentak memanggil nama yeoja gendut itu. Sontak membuat yeoja gendut itu membalikan badannya, saat melihat siapa yang
memanggilnya senyum cerah mengembang dengan indah di wajah bulatnya.
“hyaaa… Chingudeul…”
Balik sapa yeoja gendut itu sambil melambaikan
tangannya. Yeoja gendut bernama
lengkap Han Sam Seok itu merentangkan kedua tangan. Dengan segera 2 yeoja yang memanggilnya tadi berlari
kecil lalu memeluk Sam Seok dengan erat.
“aigoo yaaa…” Ucap mereka semua sambil
berpelukan. Salah satu dari 2 yeoja
yang memeluk Sam Seok mulai melepas pelukannya.
“Sam
Seok-ah… kenapa tadi malam tidak datang ke rumahku eum?” Semua
melepas pelukan. Sepontan Sam Seok menundukan kepalanya setelah mendengar
pertanyaan barusan. Ia juga memainkan ujung seragamnya. Dia merasa tak enak
pada teman-temannya.
“m-mianhae chingudeul… eomma-ku memintaku untuk menjaga rumah
kemarin malam. Karena eomma dan appa ku pergi ke rumah temannya di
Seoul. Bahkan sampai 2 hari kedepan.” Sam Seok mulai menggigit pelan bibir
bawahnya. Ia semakin takut jika teman-temannya akan marah padanya.
“aigoo yaaa…
gwaenchanayo… kami malah khawatir
karena kau tak ada menghubungi kami.” Ucap Park Joon Hee, yeoja yang pertama melepas pelukan mereka tadi. Joon Hee memegang
salah satu pundak Sam Seok. Meyakinkan yeoja
gendut itu bahwa mereka tak marah padanya.
“j-jinjjayo?” Tanya Sam Seok memastikan
sambil memberanikan diri menatap mata teman-temannya itu.
“Ne jinjjayo…” Seru kedua teman Sam Seok
itu. Lalu mereka berpelukan kembali. Dan tak lama mereka kembali melepas
pelukan mereka. Lalu Sam Seok terdiam melihat kearah belakang teman-temannya.
Seorang namja berlalu menggunakan sepeda
berwarna hitam dan warna coklat pada beberapa coraknya. Namja itu juga menggunakan seragam yang sama seperti Sam Seok dan
teman-temannya.
Sam Seok
menatap lekat dan penuh harap pada namja
yang hanya berlalu disamping mereka.
“dug.. dug.. dug..” Detak jantung Sam Seok berdetak
dengan cepat. Darahnya berdesir dengan kencang. Wajahnya memanas menimbulkan
semburan merah muda di kedua pipinya.
Namja itu berlalu begitu saja. Tapi Sam
Seok tetap menatapi namja itu
walaupun jaraknya semakin jauh sampai hilang di dalam halaman sekolah mereka.
Teman-teman Sam Seok memperhatikan wajah Sam Seok. Walaupun sebenarnya itu
bukan pemandangan baru yang mereka lihat dari Sam Seok.
“aigoo….” Ucap
yeoja yang berada di samping Joon
Hee. Yeoja itu bernama Jang Sun Kyu.
Sun Kyu kemudian memeluk lengan Sam Seok. “masih menyukainya eoh?” Tanya Sun
Kyu sambil tersenyum jahil pada Sam Seok. “aniya… (bergumam) mencintainya.” Ucap
Sam Seok sambil menutupi wajahnya yang
masih memerah.
“aigoo…
sudah sudah… ayo kita masuk. Tidak lucu kita terlambat hanya karena teman kita
yang super duper imut ini melihat pangerannya. Kkkkk…” Ucap Joon Hee sambil
mememluk lengan Sam Seok yang satunya. “aihh….” Gerutu Sam Seok. Lalu mereka
bertiga memasuki halaman sekolah.
****
Saat Sam
Seok, Joon Hee, dan Sun Kyu sedang berjalan di koridor menuju kelas mereka.
Mereka asik mengobrol dan bercanda. Sampai pada akhirnya.
“Woohyun hyung awas……” Teriak beberapa namja di koridor itu.
BRAK!!!
Namja bernama Woohyun itu jatuh setelah
menabrak Sam Seok. Begitupun dengan Sam Seok, ia juga ikut terjatuh. “auch…” Rintih
Sam Seok kesakitan karena pantatnya mendarat dengan kasar di lantai koridor
yang keras dan dingin itu. “argh… apho…” Rintih Woohyun yang sudah dibantu
temannya untuk berdiri. Woohyun mengelus pantatnya yang tadi juga mencium
dinginnya lantai koridor.
“siapa sih
yang…” “Sam Seok-ah…” Perkataan Woohyun terputus saat melihat siapa yang
menyebabkan nyeri pada pantatnya itu.
“pantas
saja! Bagaimana aku tidak terjatuh sekeras itu? Ternyata aku menabrak tembok
Cina.” Ucap Woohyun dengan nada mengejek sambil terus mengelus pantatnya. Joon
Hee dan Sun Kyu langsung berdiri di hadapan Woohyun. Dan memberikan tatapan
benci mereka pada Woohyun.
“yhak! Neo… Nam Woohyun… jangan menyebut teman
kami seperti itu.” Ucap Joon Hee dengan nada tinggi tepat dihadapan wajah
Woohyun. Yang diberi anggukan setuju dari Sun Kyu. “mwo!? Itu adalah fakta.
Lihat saja tubuhnya yang gendut dan besar itu.” Ucap Woohyun dengan nada yang
juga tinggi sambil menunjuk Sam Seok yang masih terduduk di lantai.
“yhak! Shikkeureo….” Teriak Joon Hee yang ingin
mengahajar Woohyun. Tapi ditahan oleh Sun Kyu dengan sekuat tenaga. “tenanglah
Joon Hee-ya…” Ucap Sun Kyu yang memeluk tubuh Joon Hee yang terus berontak
ingin menghajar Woohyun.
“s-sudah chingudeul…. Eoh?” Sam Seok tersentak
saat ada seseorang dari belakang tubuhnya memegang kedua lengannya. Sontak
membuat Sam Seok menoleh kebelakang. Dan membuat yang lain juga ikut melihat
kearah Sam Seok.
“……..” Sam
Seok hanya terdiam melihat siapa yang yang berada dibelakangnya.
“kajja… aku bantu berdiri.” Ucap
seseorang itu dengan lembut. Dan ternyata seseorang itu adalah namja yang dilihat Sam Seok di depan
sekolah mereka tadi. Tentu saja namja
yang menggunakan sepeda itu. Namja
itu tersenyum manis. Yang berhasil membuat jantung Sam Seok kembali berdetak
tidak karuan. Tapi kali ini lebih cepat dari sebelum-sebelumnya.
“dug.. dug.. dug.. dug.. dug..”
Namja itu memegang kedua lengan Sam Seok
dengan kuat. Dan membantu Sam Seok berdiri. Tentunya Sam Seok tetap berusaha
berdiri sendiri karena ia tau pasti namja
itu tidak akan kuat mengangkat tubuhnya yang gendut itu.
“yaaa… Hoya-ssi…
untuk apa membantunya eoh?” Tanya salah seorang dari 5 namja yang berada dibelakang Woohyun kepada namja yang membantu Sam Seok tadi berdiri. “ne? eum… kasihan dia
hyung…” Ucap Hoya, namja yang
membantu Sam Seok tadi pada Sunggyu, namja
yang tadi menanyainya. Lalu Hoya berlalu melewati Sam Seok dan berdiri
disamping Woohyun.
“hanya karena kasihan rupanya…” Ucap Sam Seok dalam hati sambil
menunduk dan mulai menggenang dengan indah air matanya di mata bulatnya.
Mungkin hanya dengan sekali kedip air mata itu bisa jatuh kapan saja membasahi
pipinya yang chubby itu.
“aish…
sudahlah, aku muak mengurusi si gendut itu dan teman-teman gilanya.” Ucap
Woohyun sambil menatap Sam Seok, Joon Hee, dan Sun Kyu dengan tatapan
merendahkan. “yhak! Dasar namja kurang
ajar…” Joon Hee kembali berteriak dan siap menghajar Woohyun. Dan Sun Kyu
kembali berusaha menahan tubuh Joon Hee.
“sudah
cukup…” Ucap Hoya dengan santai tapi tegas. Yang berhasil membuat Joon Hee
berhenti dan semua menatap Hoya. “ini masih pagi. Dan berhenti bersikap seperti
anak kecil.” Ucap Hoya sambil menepuk pundak Woohyun dan kembali berlalu
melewati mereka semua terutama Sam Seok. Tapi Hoya menghentikan langkahnya saat
berada tepat disamping Sam Seok.
“mianhae…” Ucap Hoya singkat dan menepuk
pelan pundak Sam Seok, kemudian melangkah lagi meninggalkan kerumunan disana
menuju kelasnya.
“cih! Anak
itu…” Cibir Woohyun. Lalu mengambil tasnya dari tangan Sunggyu dan kembali
berjalan. Saat melewati Joon Hee dengan sengaja Woohyun menubruk Joon Hee dengan
cukup keras.
“yhak!!” Teriak
Joon Hee sambil menatapi punggung Woohyun dan menghentakan kakinya. Woohyun
juga disusul oleh 5 namja di
belakangnya tadi. Salah satu diantaranya meminta maaf pada Sam Seok, Joon Hee,
dan Sun Kyu.
“maafkan
Woohyun hyung ne…” Ucap Sungjong, magnae
dari ke tujuh namja itu. Dan para namja itu sudah menghilang dari hadapan
mereka. Joon Hee dan Sun Kyu segera menghampiri Sam Seok.
“aigoo… gwaenchana Sam Seok-ah?” “……….” Sam Seok
tidak menjawab pertanyaan kedua temannya itu. Tes. Air mata Sam Seok menetes
begitu saja dari matanya. Sam Seok menggigit bibir bawahnya agar isakannya
tidak keluar.
“hhhh…” Joon
Hee dan Sun Kyu hanya mendesah pasrah mereka mengerti apa yang dirasakan Sam
Seok. Bukan karena hinaan dari namja
bernama lengkap Nam Woohyun tadi, tapi karena Hoya. Ya, karena namja yang disukai *ralat dicintainya
itu.
“kajja… kita ke kelas.” Ajak Sun Kyu
sambil menggandeng lengan Sam Seok. Dan Joon Hee mengusap punggung Sam Seok.
Dan mereka berjalan menuju kelas mereka.
Author POV end-
Sam Seok POV
Annyeong… Han Sam Seok imnida. Tadi hanya sebagian kecil dari kejadian kecil yang sudah
sering aku alami. Hal seperti tadi sudah sering aku alami. Tapi tadi cukup
berbeda karena err namja yang aku
cintai menolong ku. Sayangnya hanya karena kasihan.
Sekarang
kami sudah berada di kelas. Kebetulan guru yang mengajar belum memasuki kelas.
“yaaa….
Kemari kau!!!”
“SHIKKEUREO!!!”
“PABO…”
“blablabla……”
Hhh…
beginilah keadaan kelas. Sangat sangat sangat ribut. Teriak satu sama lain,
kejar-kejaran, lempar-lemparan gumpalan kertas, dsb. Tapi saat pelajaran sudah
dimulai kelas ini bisa sangat sangat sangat hening. Kelas yang unik.
“Park seonsaengnim is coming…….” Teriak salah
satu namja dari luar kelas sambil
berlari masuk dan duduk di bangkunya. Hhh… saatnya belajar. Dengan malas aku
mengeluarkan buku-buku pelajaran yang aku butuhkan.
“selamat
pagi semua…” Ucap Park seonsaengnim sambil membungkuk kecil. Memberikan salam
pada kami. “selamat pagi Park seonsaengnim…”
Balas salam kami sambil membungkuk kecil. Dan tak lama pelajaran pun dimulai.
Sam Seok POV end-
Author POV
#Same time
#At another class
“hhh…”
Seorang namja mendesah sedikit kesal.
Menghempaskan tubuhnya di bangkunya. Manaruh tasnya di atas meja. Membuka
tasnya dan mencari sesuatu di dalamnya.
Ternyata namja itu mencari ponselnya. Saat sudah
menemukannya. Namja itu kembali
mencari sesuatu. Ah, headset
ternyata. Tak lama namja itu memasang
headset itu ke ponsel dan ke
telinganya. Mulai mendengarkan lagu-lagu rapp
kesukaannya.
“hhh…” Namja itu kembali mendesah. Kali ini
desahan sedikit menyesal dan pasrah. Ia perlahan menutup matanya dan menopang
dagunya di tangannya yang jari-jarinya sudah di satukan *oke ini sedikit sulit
dideskripsikan -__-v*.
“dasar namja bodoh… kenapa kau tak berbuat apa
pun? Kenapa kau hanya mengatakan itu? Aish… nan
pabocheorom.” Sepertinya namja
ini sedang merutuki dirinya sendiri. Ada penyesalan dalam dirinya karena suatu
hal.
Author POV end-
#skip time
Sam Seok POV
“kau yakin
Sam Seok-ah?” Tanya Joon Hee padaku. “hhh… ne aku yakin.” Jawabku pasrah.
“kalian pulanglah duluan. Bukankah kalian masih ada kegiatan lain?” lanjutku.
Joon Hee dan Sun Kyu saling melempar pandang satu sama lain. “Gwaenchana....” ucapku meyakinkan kedua
sahabatku ini.
“baiklah…
janji untuk menghubungi kami kalau kau sudah selesai?” ucap Sun Kyu. “ne aku
janji!” ucapku. “arraseo… kajja Sun Kyu-ah.” Ucap Joon Hee sambil
menggandeng tangan Sun Kyu yang hanya di balas senyuman manis dari gadis mungil
itu.
“Annyeong Sam Seok-ah…” ucap mereka
berdua sambil berlari kecil keluar dari kelas kami dan tak lupa melambai-lambai
dari jendela kelas. Aku hanya terkekeh dengan tingkah mereka. OK! Sekarang
kembali padaku. “Tuhan… kenapa disaat bisa istirahat engkau malah memberikanku
tugas ini.” Ucapku dalam hati sambil menatap kesal lembar tugas tentang
organ-organ manusia yang ku genggam. Jangan tanya kenapa hanya aku yang
mendapatkan tugas ini sendirian.
“yosh!
Semangat Han Sam Seok.” Ucap ku sambil menyemangati diriku sendiri. Setelah
selesai merapikan peralatan belajarku. Aku memasang tas ini di pundak ku.
Berjalan keluar kelas menuju perpustakaan sekolah. Aku bersiul di sepanjang
koridor sekolah.
****
Saat sudah
sampai di perpustakaan. “tumben masih cukup banyak orang.” Ucapku sambil
melihat sekeliling ruangan perpustakaan yang cukup luas ini. “ja~” dan aku
mulai mencari beberapa buku yang aku butuhkan. Berjalan ke rak-rak buku yang
bertuliskan “Biologi”.
“mana ya…”
aku bergumam sambil menatap dengan teliti setiap buku yang terletak dalam
rak-rak buku yang cukup besar dan tinggi ini. Aku picingkan mata bulatku agar
lebih tajam melihat setiap tulisan pada buku-buku itu.
Saat aku
melihat deretan buku paling atas. “ne!? kenapa di atas situ? Aish!” aku
berdecak kesal. “Sekarang bagaimana? Aku tidak cukup tinggi untuk mengambil
buku itu.” Tanya ku entah pada siapa dengan nada pasrah.
“ada yang
bisa ku bantu?” ucap seseorang mengejutkan ku. Sontak aku membalikan badanku
untuk melihat siapa pemilik suara baritone itu. “eoh?” betapa terkejutnya aku
saat mengetahui siapa orang itu.
“Myungsoo???”
ucapku bingung sambil menunjuk wajahnya.
“waeyo?” tanyanya dengan nada santai
sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. “Apa yang ingin dia lakukan???” jeritku
dalam hati. “a-aniya…” ucapku sedikit
gugup sambil mendorong dadanya. OMO! Dadanya cukup bidang ternyata.
“hhm… kalau
begitu baiklah.” Ucapnya sambil berjalan menjauhiku. “eh?? Myungsoo-ya… chakkamanyo…” ucapku sedikit berteriak.
“hhn~?” gumamnya tanpa membalikan badannya.
“eum… bisa bantu aku ambilkan buku
itu? Letaknya di paling atas, aku tidak sampai mengambilnya dan di sekitar sini
tidak ada kursi.” Ucapku sambil menunduk dan mengusap tengkuk ku dengan gugup.
“ige…” ucap Myungsoo sambil menyodorkan
ku sebuah buku.
“ne?” aku mendongakan kepala ku menatap buku itu. “Myung-”
ucapku terputus saat ingin memanggilnya. “tidak perlu berterima kasih.” Ucap
Myungsoo tepat di telinga kiri ku. Aku sedikit merinding saat merasakan
hembusan nafasnya di telinga ku.
“eoh? N-ne
Myungsoo-ya…” ucapku gugup sambil mengangguk kecil, lalu mengambil buku itu
dari tangannya. Sekilas aku melihat Myungsoo tersenyum sambil menjauhkan
kepalanya dari kepalaku. “manis.” Ucapku dalam hati. “apa ada yang bisa ku
bantu lagi?” tanyanya dengan gaya cool-nya
itu. “t-tidak ada.” Ucapku masih dengan nada gugup.
Dengan cepat
ia rebut lembar tugas ku dari tangan ku. “Yhaaak~” aku berusaha mengambil
lembar tugas itu lagi tapi ia menatapku tajam. “eoh?” aku hanya diam membeku
melihat tatapannya itu. Dan sekarang aku hanya pasrah.
“aku bantu
ne?” ucapnya sambil mengembalikan lembar tugasku. Aku mengambil lembar tugas
itu sambil memandangnya dengan tatapan bingung. “aku tidak akan menawarkan dua
kali.” Lanjutnya. Aku langsung tersadar kembali. Ia menatapku dengan datar
sambil menunggu jawabanku. “eum… kalau tidak merepotkan.” Ucapku sambil
menunduk. “Good.” Ucap Myungsoo dan langsung menarik tangan kanan ku.
“eh??” aku
kaget dengan tingkahnya tapi hanya bisa pasrah. Kalian tau? Genggaman tangan
Myungsoo di pergelangan tangan ku terasa hangat dan punya sensasi yang unik. Ku
harap sekarang ia tidak melihat semburan merah muda di pipi ku.
Tak lama
kami sudah sampai di salah satu meja yang disediakan perpustakaan memang untuk
para siswa yang ingin membaca dan mengerjakan tugas disini. “cepat duduk.”
Ucapnya sambil mendudukan ku disalah satu kursi. Dan Myungsoo duduk di
sampingku.
“sini biar
aku lihat lagi soal-soalnya.” Ucap Myungsoo dan langsung mengambil lembar tugas
ku. “coba buka buku itu cari bab tentang materi ini.” Suruh Myungsoo dan aku
hanya menurutinya. Ku buka buku itu mencari dengan teliti tentang materi itu
terletak di halaman berapa. “sudah ketemu.” Saat sudah ku temukan Myungsoo
langsung menarik buku itu ke hadapannya dan menyerahkan kembali lembar tugas
ku. “ini anak kebentur ya??? Ko jadi baik banget gini???” tanyaku dalam hati
sambil memandangnya bingung.
“pensil?”
ucap Myungsoo sambil menengadahkan tangannya tanpa melihatku. Langsung dengan
cepat aku mengeluarkan kotak pensilku dari dalam tas dan mengambil pensil. “ige…” ucapku sambil menaruh pensil di
tangannya. Dengan cepat ia genggam pensil itu dan kembali berkutat dengan buku
biologi itu.
Dari pada
tidak ada yang aku kerjakan lebih baik memberi kabar pada Joon Hee dan Sun Kyu.
Ku ambil ponsel dari dalam saku seragam ku. Ku ketik sebuah pesan singkat.
Setelah itu langsung ku kirim pada kedua sahabat ku itu. Dan ku masukan kembali
ponsel ku ke dalam saku.
“hei yeoja tembem…” panggil Myungsoo yang
cukup mengejutkan ku. Bukan karena sebutan “yeoja
tembem” itu sudah panggilannya untuk ku semenjak kelas 1 di sekolah menengah
ini. “ne?” tanya ku bingung. “semua sudah ku carikan jawabannya. Kau tinggal
salin saja tulisan yang sudah ku garis bawahi dengan pensil itu.” Ucap Myungsoo
sambil menggeser buku itu kehadapan ku.
“sudah
semua?” tanya ku tak percaya yang hanya di jawaban sebuah anggukan santai dari
seorang Kim Myungsoo. “cepat kerjakan.” Ucapnya sambil bersender pada senderan
kursi. “aku akan menunggumu.” Tambahnya. Aku hanya menatapnya dengan tatapan
penuh terima kasih. “Myung-” “sudah cepat kerjakan” ucapnya memotong
perkataanku.
Tanpa babibu
lagi aku langsung mengerjakan tugas itu dengan senyum cerah yang mengembang di
bibirku. Tak ku sangka Myungsoo bisa sebaik ini.
****
“akhirnya
selesai juga…” ucapku lega sambil merentangkan kedua tangan ku. “kalau begitu
cepat bereskan barang-barangmu. Kita pulang.” Ucap Myungsoo dan langsung
berdiri. “ne!?” tanya ku terkejut sambil menatapnya bingung. “aku antar
pulang.” Lanjutnya.
“mwo!!??” tanya ku tambah terkejut dengan volume yang
lumayan keras. “palli.” Satu kata
yang mampu membuat ku menurutinya. Tentu saja tatapan mata tajamnya itu sedikit
mengerikan untuk ku jadi langsung ku turuti apa yang ia suruh.
Tak lama aku
selesai membereskan barang-barang ku. Saat aku berdiri, “atatata… chakkaman Myungsoo-ah…” tiba-tiba tangan
ku kembali di tarik oleh Myungsoo keluar perpustakaan. “tas ku hampir jatuh…”
ucapku sambil membenarkan posisi tas ransel ini di pundak ku.
“bisa
pelan-pelan?” tanya ku sambil berusaha menyeimbangkan langkah dengan langkah
panjang Myungsoo. Kami sudah berada di depan sekolah.
“ini sudah
sore. Kau juga sendiriankan di rumah? Jadi lebih cepat sampai lebih baik.”
Ucapnya tanpa menolehkan kepalanya. Aku hany mendengus kesal. Tunggu. “wait…” ucapku sambil menarik tangannya
dengan tangan lain ku yang tak ia genggam. Itu berhasil menghentikan
langkahnya. Aku melepas genggaman tangannya dengan perlahan.
“kau tau
dari mana aku sendirian di rumah?” ucapku dengan nada sedikit curiga. “tak
penting. Palli… hari sudah semakin
sore.” Ucap Myungsoo yang langsung berjalan begitu saja. “aish! Dasar aneh…”
gerutu ku sambil mengikutinya dari belakang. “kalau jalan itu disamping ku.”
Ucapnya lalu menarik ku untuk berjalan di sampingnya. Dan aku hanya
menurutinya.
Sam Seok POV end-
Author POV
“Myungsoo?”
ucap seorang namja yang sedang
menaiki sepedanya. “dan…” namja itu
tidak melanjutkan kalimatnya. Ia hanya menatap tajam sosok Myungsoo. “ada apa denganmu
eoh?” tanyanya entah pada siapa. Namja
itu hanya menggigit bibir bawahnya dengan kesal.
“jangan
katakan kau punya sebuah rencana busuk, Kim Myungsoo? Tak akan pernah ku
biarkan kau menyakitinya.” Ucap namja
itu lalu kembali mengayuh sepedanya.
TBC ^^