“Now or
Never” [Part 1 of 3]
Author:
Berty Khairun Nafisah >> Be_Concuss >> teukseob@yahoo.com
Main
Cast :
Baek
Hyun (EXO-K) as Yoon Baek Hyun
KAI
(EXO-K) as KAI
Min
Seok (girl OC) as Yang Min Seok or readers-nim
Other
Cast :
Member
EXO K+M
other
And
OC
Length:
Part
1 of 3 (4.261 Words)
Genre:
*temukan
sendiri ;)*
Rating:
PG
p.s
: Annyeong Author Berty balik lagi membawakan sebuah kisah yang pure hayalan
saya haha #plak. Untuk yang nunggu FF saya yang Heart For 2 harap bersabar ya.
Author lagi muter otak untuk ending-nya. Secara Author takut kalau FF Author di
anggap gagal #nangisbarengluhan (?). So, nikmatin FF ini dulu ya. Author
pastikan FF yang kali ini tidak panjang. Ya supaya readers-nim tidak begitu bosan
dengan hayalan super aneh Author. Tapi per-part-nya yang panjang hoho #plak.
Yup Author banyak bacot. Langsung saja Let’s cekidot.
Warning
: bahasa tidak begitu baku (agar tidak bosan bacanya), maaf bila ada typo
(alias salah pengetikan), dan genre story juga tidak jelas.
Happy
Reading Ppyong~ ^o^
Kisah tentang hidup ku dan kisah cinta
ku yang tak ku sangka akan menjadi seperti ini. Pahit, manis, sakit, senang,
sedih, tawa semuanya ada di dalamnya. Penuh warna. Karena ‘Dia’, ya ‘Dia’. Jika
aku bisa lebih bijak. Pasti dia tidak akan pergi, Iya kan?. Apakah ‘Dia’ tau
kalau sebernanya aku juga mencintainya. Ya benar kata inilah yang tepat untuk
ku. Sekarang atau Tidak Selamanya. Tapi aku bingung dengan kisah ku ini, bisa
di bilang terlalu indah untuk di jelaskan dan terlalu buruk untuk di ketahui
(maaf Author-nya lebay). Ingin tau? Mari ikut dengan ku ke dalam kisah ini.
Author
POV
Sang
mentari kembali menyapa dunia. Pagi yang cukup cerah. “eeuunggghhh…” lenguhan
seorang gadis yang baru saja bangun dari tidurnya. Mengerjap-ngerjapkan matanya
sambil meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit penat. “pagi nuna ku tercinta…”
ucap seorang namja yang tampak lebih muda dari sang gadis. “mwot?” sang gadis
sedikit terkejut sambil memandang sang namja dengan sebelah matanya dengan satu
alisnya yang terangkat.
Ya!
Namja itulah yang berhasil membangunkan sang gadis. Dengan membuka tirai kamar
sang gadis, hingga sinar sang mentari menerpa sang gadis. Yang sukses membuat
gadis itu sedikit menggerutu tapi kembali menarik selimut menutupi seluruh
tubuhnya.
“Ya..
Min Seok nuna!!!” gerutu sang namja kepada sang gadis yang bernama Min Seok
itu. “lima.. lima menit lagi. Ne?” ucap Min Seok sambil memperlihat kan kelima
jarinya yang terbuka dari balik selimut. “ngeh? Lima menit kau bilang? Ini
sudah tiga kali aku membangunkan mu. Bangunlah nuna kuuuu...” gerutu namja itu
semakin jadi sambil menggoncangkan tubuh Min Seok dari luar selimut. “sireoyo…”
jawab Min Seok yang tambah menggelutkan dirinya di balik selimut dengan guling.
“bukankah
kau akan di jemput Baek Hyun hyung jam 7?” Tanya namja itu sambil duduk
dipinggiran kasur king size Min Seok. “memang ini jam berapa, Tao-ah?” Tanya
Min Seok dengan suara malasnya pada namja yang bernama Tao (EXO-M ‘magnae’)
itu.
“jam…”
ucap Tao sambil berpikir sejenak. ‘kerjain ah~’ ucap Tao jahil dalam hatinya.
“jam 7 kurang 5 menit, nuna.” Jawab Tao santai. Brak! Bruk! Duar!. Dengan cepat
Min Seok keluar dari selimutnya dan meloncat dari kasur king size-nya. Sampai
hampir menabrak lemari, hingga menyebabkan sang adik Tao ikut terjatuh dari
kasur sampai tersungkur di lantai, dan dalam sekejap Min Seok menghilang dari
balik pintu kamar mandi di kamarnya yang dibanting keras olehnya.
“Ya!
Nuna… aphoyo~” ucap Tao sambil meringis memegang pipinya yang mendarat mulus di
lantai kamar Min Seok, lalu berdiri. “mhi.. anh.. ehe…” ucap Min Seok tidak
begitu jelas dari dalam kamar mandi. Mungkin dia sedang gosok gigi. Tidak lama
keluarlah sosok Min Seok dari dalam kamar mandi lengkap menggunakan seragam
kuliahnya. Ya! Tempat kuliah Min Seok menggunakan seragam. Walaupun tidak
memakai pakaian bebas pantas *kaya apadeh* yang keren dan segala macam. Tapi
seragam itu juga tidak kalah keren *bayangin seragam di Boyfriend W Academy ya
untuk cewe* (emang ada? Abaikan).
Min
Seok jadi grasuk-grusuk sendiri. “nuna aku ckck tunggu di bawah ya hoho” ucap
Tao berusaha menahan tawanya yang akan segera meledak jika dia tidak segera
pergi dari kamar kakak perempuannya itu. “nuna… nuna… kau sangat polos ternyata
kikiki…” ucap Tao sambil cekikikan sendiri.
~****~
“Min
Seok-ah, ayo makan…” ucap seorang alabeoji yang biasa di sebut Mr. Yang oleh
para pegawainya itu sudah duduk di depan meja makan yang berukuran cukup besar
tersebut. Bersama Tao di samping kirinya, yang lagi-lagi menahan tawanya
melihat tingkah nuna-nya itu.
“tumben
sekali kau bangun pagi Min Seok-ah.” Ucap Yang alabeoji sambil meminum
secangkir kopi hangatnya. “hah pagi? Alabeoji… kau ini ada-ada saja masa jam
segini masih pagi?” ucap Min Seok dengan muka polosnya. “buahahahaha…….” Yang
berhasil membuat Tao meledakan tawanya yang sudah berusaha ditahanya sejak
tadi.
Plak!
Tepat Koran mendarat cukup keras di kepala Tao. Yang Alabeoji mendaratkan
pukulan cukup keras di kepala Tao dengan Koran yang sudah selesai dibacanya
yang di lipat menjadi persegi panjang itu. “auch, apho!” Tao kembali meringis.
“alabeoji…” rengek Tao pada Alabeoji-nya itu.
“aku
tau kau yang membuatnya seperti ini bukan?” Tanya Yang alabeoji sambil menatap
Tao dengan tajam. Glek! Tao menelan saliva-nya dengan susah payah. “en en ne
alabeoji, mianhamnida.” Ucap Tao hati-hati. “eum…” gumam Yang alabeoji yang
kembali meminum kopinya. “tapi bagus juga. Sering-seringlah begitu, Tao.”
Sambung Yang alabeoji yang mengedipkan sebelah matanya kearah Tao sambil ikut
cekikikan. Yang awalnya membuat Tao bingung, tapi berhasil mengundang tawa Tao
kembali.
“heh?
Maksudnya?” Tanya Min Seok polos. “lihatlah jam tangan mu.” Ucap Yang Alabeoji
sambil melirik Min Seok agar melihat jam tangannya. Di lihatnya sekarang masih
pukul ‘6.50 am’. “MWOYA?” Min Seok terkejut. Dia baru sadar kalau dari tadi
telah di kerjai oleh namdongsaeng-nya itu.
Min
Seok menatap Tao tajam. Tapi Tao hanya nyengir kuda tanpa dosa sambil membuat
jari telunjuk dan tengah tangan kanannya menjadi huruf ‘V’. “awas kau Yang
Tao…” geram Min Seok pada Tao. “hahaha…” Tao hanya membalas Min Seok dengan
tawanya yang terdengar renyah kali ini. Dan mereka kembali sarapan, dengan
sedikit bercanda.
Brum!
Brum!
Terdengar
ada sebuah mobil yang datang di halaman kediaman keluarga Yang. Tak lama, ada
seorang pelayan rumah yang membukakan pintu dan menyambut seseorang yang datang
tersebut. “selamat pagi tuan muda Yoon.” Ucap sang pelayan sambil *bowing*.
Sang empu nama hanya balas *bowing* juga dan tersenyum, lalu kembali berjalan
menuju ruang makan keluarga Yang.
“oh
jadi orang ini yang sudah mengganggu acara makan pagi kami.” Ucap Tao pura-pura
bête gitu, saat seseorang tadi baru sampai di ruang makan itu. Sambil sedikit
melirik kearah orang itu. “hhmm..” gumam Min Seok sambil menolehkan kepalanya
dengan mulut yang terus menguyah roti isinya. “Annyeonghaseyo…” sapa sang namja
ramah. “Be hum Huk…” ucap Min Seok tak jelas karena sambil menguyah. Glek!
Makan tadi berhasil di telan oleh Min Seok dengan sedikit susah payah.
“Baek
Hyun!!!” ucap Min Seok girang. Dan langsung berdiri dari duduknya, dan langsung
menyambar tasnya yang ada di kursi samping dia duduk tadi. Sang empu nama hanya
tersenyum manis kearah Min Seok, Tao dan Yang Alabeoji. Kemudian Min Seok
menghampiri Baek Hyun dan merangkul lengan Baek Hyun manja. “tau deh pacarnya
datang…” ujar Tao meledek. Sambil pura-pura ngeliatin roti isinya tapi
terkadang melirik kearah nuna-nya itu.
“wek…”
balas Min Seok yang hanya menjulurkan lidahnya. “alabeoji, aku berangkat
yaaa...” ucap Min Seok sambil menghampiri Yang alabeoji lalu mengecup pipi Yang
alabeoji. Kemudian beralih pada namdongsaeng-nya itu, ya pipinya juga di cium
tapi dengan bonus cubitan di lengannya. “auch..” ringis Tao (lagi). Lalu Min
Seok beranjak kembali kearah Baek Hyun.
“tumben
sudah siap jam segini?” Tanya Baek Hyun agak heran. “aish.. aku malas
membahasnya. Sudah lebih baik kita berangkat. Mata kuliah pertama kita cukup
penting aku tidak ingin telat.” Ucap Min Seok sedikit bête. “oh ye ye, kaja.”
Ajak Baek Hyun sambil mengacak kecil pucuk kepala Min Seok. “Yang alabeoji, aku
pergi. Tao, aku duluan.” Pamit Baek Hyun sambil membungkuk kecil. Dan langsung
ditarik oleh Min Seok keluar dari rumah keluarga Yang tersebut.
~****~
“hahaha…”
tawa Baek Hyun sambil menyetirkan mobilnya menuju kampusnya dan Min Seok. Tawa
Baek Hyun itu sukses membuat wajah imut Min Seok mengerucutkan bibir mungilnya.
Baek Hyun masih tertawa kecil sambil sesekali melirik kearah Min Seok yang
duduk di kursi penumpang depan.
“aigoo,,
jangan cemberut Min Seok-ah. Mianhae, ne?” ucap Baek Hyun lembut yang menyadari
kalau tingkahnya barusan sudah membuat Min Seok cemberut. “huh seharusnya aku
tidak cerita itu pada mu. Teman macam apa kau ini?” Gerutu Min Seok sambil
menyilangkan kedua tangannya di dada.
Ciiiiittt!!
Tak
lama mobil Baek Hyun berhenti tepat di parkiran kampus. “kita sudah sampai tuan
putri…” ucap Baek Hyun sambil membuka sabuk pengamannya lalu turun dan
membukakan pintu penumpang di sebelah Min Seok. Min Seok keluar masih dengan
wajah cemberutnya.
Tit!
Tiiit!
Baek
Hyun mengunci otomatis mobilnya. Lalu berjalan, belum beberapa langkah Baek
Hyun menghentikan langkahnya. Berbalik melihat Min Seok yang masih cemberut dan
tidak melangkahkan kakinya sama sekali dari samping mobil Baek Hyun.
Baek
Hyun kembali menghampiri Min Seok. “Min Seok-ah…” ucap Baek Hyun lembut saat
sudah sampai di hadapan Min Seok. Tak ada respon dari Min Seok, tanpa aba-aba
Baek Hyun langsung menangkup kedua pipi Min Seok yang chubi dengan kedua
tangannya.
“jangan
cemberut lagi, ne?” ucap Baek Hyun sambil tersenyum manis tepat di hadapan
wajah Min Seok yang hanya berjarak 30cm. Tanpa di sadari Baek Hyun, detak jantung
Min Seok memacu lebih cepat, badannya mulai terasa panas, akan segera timbul
semburan merah di pipi Min Seok. Tapi Min Seok berusaha keras agar tidak salah
tingkah di hadapan Baek Hyun.
“smile…”
ucap Baek Hyun. Min Seok yang sepertinya takut salting hanya mengikuti
perkataan Baek Hyun dengan sedikit memaksakan diri. Saat Min Seok tersenyum,
Baek Hyun melepaskan tangannya dari pipi Min Seok lalu menyentil hidung mancung
Min Seok. Min Seok hanya membulatkan matanya.
“kaja…”
ajak Baek Hyun yang jalan duluan. Min Seok masih membatu, sambil memegang
pipinya yang mulai memerah. Min Seok takut Baek Hyun menyadari itu dan langsung
menyusul Baek Hyun, dan mengekori Baek Hyun dari belakang. “kau selalu bisa
membuat ku tersenyum Baek Hyun-ah…” ucap Min Seok dalam hatinya, sambil
tersenyum tipis menatap Baek Hyun dari belakang.
Author
POV end-
Min
Seok POV
Hai
Annyeong... Sekarang giliran ku memperkenalkan diri. Nama ku Yang Min Seok,
anak pertama dari dua bersaudara di keluarga Yang. Aku mempunyai seorang adik
laki-laki bernama Yang Tao, usia kami terpaut 2 tahun saja. Umur ku 20 tahun
dan dia berumur 18 tahun. Aku tinggal bersama adik ku dan kakek ku. Ayah dan
ibu ku meninggal saat umur ku 5 tahun, kata kakek dan kerabat ku mereka meninggal
karena kecelakaan yang cukup teragis. Maka dari itu aku selalu marah dan
khawatir pada Tao, jika dia ingin pergi tanpa aku di sampingnya. Tapi dia
laki-laki bukan? Hanya semenjak dia SMA, aku sudah jarang menemaninya pergi.
Aku
adalah cucu dari salah seorang pengusaha ternama di Korea bahkan di kawasan
Asia. Tapi aku tidak suka membahas tentang keluarga ku, entah aku anak siapa
atau cucu siapa. Karena pernah saat aku di sekolah dasar, giliran ku bercerita
di depan kelas tentang keluarga ku. Karena sekarang yang ku punya hanya adik
laki-laki dan kakek jadi merekalah yang ku ceritakan. Saat semua teman ku tau
siapa kakek ku, mereka jadi takut dan menjauh dari ku. Entah ada apa dengan
mereka, atau ada yang salah dengan keluarga ku? Entahlah.
Aku
hanya memiliki 3 sahabat dari aku kecil hingga sekarang. Yang pertama adalah
Chan Yeol. Dia sahabat ku semenjak sekolah dasar, yang tidak kenapa-kenapa
mendengar tentang siapa keluarga ku. Yang kedua adalah Min Ri, dia juga sahabat
ku semenjak di sekolah dasar, sama seperti Chan Yeol. Julukan kami berdua dari
sekolah dasar sampai sekarang adalah 2MIN, unik kan hehe.
Dan
yang terakhir adalah Baek Hyun. Dia sahabat ku semenjak aku kehilangan orang
tua ku. Kami bertemu saat aku pindah ke rumah kakek ku. Kebetulan kakek ku dan
kakeknya ada sahabat karib sekaligus teman bisnis. Dia sahabat sekaligus seorang namja yang ku
kagumi dan ku cintai dari awal kami bertemu. Tapi aku hanya memendamnya, hanya
Tao, Min Ri, dan Chan Yeol yang tau perasaan ku pada Baek Hyun. Alasannya, aku
takut dia jadi berubah saat tau perasaan ku yang sebenarnya padanya. Tapi ada
alasan lain selain itu. Dan dia adalah salah satu alasan ku masih bertahan
sampai sekarang.
Sekarang
aku masih mengekori Baek Hyun menuju kelas mata kuliah pertama kami. Kami
mengambil jurusan bisnis magement dan sejenisnya gitu. Aku masuk jurusan ini
karena kakek ku. Tapi alasan lainya agar aku bisa selalu bersama Baek Hyun hehe
alibi yang tipis bukan.
Buk!
Langkah ku terhenti karena menabrak tubuh bagian belakang Baek Hyun. “auh..
apha.” Ucap ku sambil mengusap jidat ku lalu menoleh ke atas. Baek Hyun seperti
membeku. “waeyo Baek Hyun-ie?” Tanya ku sambil berusaha melihat wajah Baek Hyun
dari samping tubuhnya. Tak ada respon, aku melihat kearah depan. Aku
mengerutkan dahi ku, menyatukan kedua alisku. Ya aku paham sekarang.
“Min
Seok-ah…” ucapnya. “eum…” gumam ku. “aku kabur dulu, OK? Jika aku terlambat
masuk kelas, bilang saja aku sedang sakit perut. Arra?” ucap Baek Hyun tanpa
menoleh kearah ku sedikit pun. Aku hanya mengangguk paham. “ka (pergi)…” ucap
ku lesu. Brus~ secepat kilat Baek Hyun memutar arah badannya dan langsung
berlari. 1 2 3…
“itu
Baek Hyun Oppa…” “kkkyyyaaaaa…” "dia teriakan histeris para junior ku dari segala
jurusan membahana pagi ini oh tidak setiap pagi lebih tepatnya. Dengan cepat
mereka langsung lari berbondong-bondong mengejar Baek Hyun, yang entah sudah
berlari kemana. Aku hanya menghembuskan nafas berat dan memutar bola mata ku
dengan malas sambil berjalan di tepi koridor agar tidak terkena rombongan fans
Baek Hyun itu.
Aku
menghampiri loker ku terlebih dahulu. “dia dikejar fans-fans-nya lagi?” Tanya seorang
namja meledek ku. Aku kenal dengan suara ini. “sudah jangan di dengarkan.” Ucap
seorang yeoja. Dan aku juga kenal suara yang satu ini. “jangan kalah dengan
mereka, Min Seok-ah…” ucap namja itu.
Brak!
Ku
tutup pintu loker ku dengan kencang. Membuat keduanya terkejut. “aku tidak suka
bersikap agresif seperti fans-fans Baek Hyun itu.” Jawab ku malas. “tapi nanti
kamu kalah loh dari mereka.” Balas namja itu. Plak! Ku rasa yeoja itu memukul
kepala namja itu. “pabo…” ujar sang yeoja pada namja itu. “tapi aku kan ada
benarnya juga. Kalo mmmmppphhhffff...” ucap namja itu tertahan. Dan kali ini
aku yakin mulut namja itu sudah di bekap oleh tangan yeoja itu.
“sudahlah
Min Ri-ah… Chan Yeol ada benarnya juga.” Jawab ku yang akhirnya menatap mereka
berdua. Mereka berdua adalah sahabat ku, Min Ri dan Chan Yeol. “aku masuk kelas
dulu ya. Annyeong…” ucap ku malas lalu berjalan gontai sambil melambai lemas
kearah mereka berdua. “Min Seok-ah…” panggil Min Ri tapi aku hanya mengangkat
tangan kanan ku dan membentuk jari ku menjadi ‘O’ tanpa membalikan badanku.
Tanda aku baik-baik saja.
Author
POV
“ini
karena kau! namja pabo!” Ucap Min Ri pada Chan Yeol. Sambil melepas bekapan
tangannya di mulut Chan Yeol. “iya maaf, aku gak tau kalau ternyata perasaannya
kurang baik hari ini.” Jawab Chan Yeol. Tapi Min Ri tidak menanggapinya dan
langsung pergi. Chan Yeol hanya menggaruk kepalanya dan langsung mengejar Min
Ri. “Ya.. Min Ri-ah… chakkamanyo…”
Back
to Min Seok POV
Aku
duduk lemas di bangku biasa aku duduk. Ya! Ini memang sudah seperti tradisi
untuk Baek Hyun. Setiap pagi di kejar-kejar oleh para fans-nya. Apasih yang
mereka mau dari Baek Hyun? Aku tau Baek Hyun itu tampan, baik, murah senyum,
bijaksana, mahasiswa yang cerdas di kampus ini dan sekaligus ketua senat di
jurusan kami ini. Tapi bisa kah tidak berlebihan seperti ini? Argh! Sungguh
menyebalkan.
Tunggu!
Aku ini kenapa sih? Aku kesal atau cemburu? Eum ku rasa dua-duanya. Tapi
sudahlah aku tidak boleh cemburu berlebihan seperti ini. Bukankah Baek Hyun
tidak suka yeoja pecemburu. Huhf~ jadi aku harus kuat mental menghadapi
fans-fans Baek Hyun itu.
“sabar
Min Seok… sabarlah…” ucap ku pelan sambil memusut perlahan dada ku. Kemudian
menghembuskan nafasku dengan berat. Dari pada boring nunggu dosen belom
datang-datang juga mending aku main Angry
Birds di Android Tab ku dulu.
Lebih baik melampiaskan amarah pada games seperti ini dari pada sama fans-fans-nya
Baek Hyun itu.
“sendirian
nona cantik…” ucap seorang namja yang tiba-tiba sudah duduk di bangku sebelah
ku. Malas sekali menanggapi namja yang satu ini. “eung…” jawab ku hanya dengan
menggumam. “mana namja payah itu? Biasanya bersama dengan mu.” Ucapnya sambil
terus menatap ku. Aku mulai merasa risih dengan tingkahnya. Eh tunggu dia
bilang apa? Namja payah? Maksudnya Baek Hyun ku dia bilang namja payah gitu?
“YA!”
bentak ku dan langsung menoleh kearahnya. “hok?” aku terkejut saat ku tau
wajahnya begitu dekat dengan ku. Wajahnya sangat dekat, aduh kenapa aku malah
jadi kaya patung gini. Wajahnya terus mendekat dengan wajahku. Aku muak, aku
hanya menutup mata ku. Berharap sesuatu atau seseorang menolongku. Karena
tiba-tiba tubuh ku kaku dengan sekejap. Aku merasakan ujung hidungnya mulai
menyentuh ujung hidung ku. Apaaahh?? Dia akan mencium ku? Oh God! Andwaeeeee…
“Baek Hyun…” jerit ku dalam hati.
“Ya!
Neo…” aku mendengar suara seseorang yang ku kenal. Dan ku rasakan wajah namja
itu mulai menjauh dari wajah ku. “syukurlah…” ucap ku dalam hati. Tapi siapa
yang menghentikan tindakan bodoh namja itu?
“jangan
ganggu yeoja ku, Kai-ssi.” Dengan tegas seseorang itu berkata pada namja gila
yang bernama Kai ini. Perlahan aku mulai membuka mata ku. “oh?” aku terkejut
dengan seseorang yang menolong ku barusan. “Baek Hyun.” Ucap ku pelan. Kai
langsung berdiri dari duduknya. Dan sekarang Kai dan Baek Hyun berhadapan. Aku
merasa seluruh isi ruangan ini memperhatikan kami. Aduh dasar Kai gila. Tapi
aku memilih tetap duduk, dari pada di liatin juga. Duduk aja diliatin apa lagi
ikutan berdiri.
“apa
kau bilang?” Tanya Kai nantangin Baek Hyun dan mulai menatap tajam Baek Hyun.
Baek Hyun balas menatap tajam Kai. “jangan ganggu yeoja ku.” Ulang Baek Hyun
dengan tegas dan memberi penekanan pada kata ‘yeoja ku’. “sejak kapan dia jadi
yeoja mu?” Tanya Kai makin nantangin Baek Hyun. Oh God, don’t say ini bakal
jadi the next perang dunia. “sejak…” “ya selamat pagi semua.” ucap Baek Hyun
terputus karena dosen kami sudah tiba di dalam kelas. Yah gak asik banget sih.
Padahal Baek Hyun mau ngakuin aku sebagai yeoja-nya. Argh! Ini tambah
menyebalkan.
“silahkan
duduk semua. Kita mulai mata kuliah pada pagi ini.” Ucap sang dosen yang biasa
di panggil Mr.Lee dengan nama lengkap Lee Jinki itu sambil membuka bukunya. “ingat.
Aku tidak akan melepaskannya. Yoon Baek Hyun.” Ucap Kai pelan tepat di telinga
kanan Baek Hyun tapi aku masih bisa mendengarnya. “ada apa tuan Kim, tuan Yoon?
Tidakkah anda berdua duduk di tempat anda.” Ucap Mr.Lee tanpa menatap kearah
kami.
Kai
hanya menoleh sekilas, lalu kembali menatap Baek Hyun tajam. Dan mendorong
tubuh Baek Hyun sedikit tapi dengan kasar. Aish! Aku sungguh tidak suka dengan
namja ini. Baek Hyun hanya merapikan sedikit pakaiannya, lalu duduk di samping
ku. “gwaenchana?” Tanya Baek Hyun tiba-tiba tanpa menatapku karena sedang
menyiapkan bukunya. “eoh? Eung.. gwaenchanayo.” Jawab ku sambil mengangguk dan
tersenyum pada Baek Hyun. Aku kembali menatap kearah Mr.Lee di depan kelas.
“syukurlah…”
gumam Baek Hyun pelan. Tapi aku bisa mendengarnya. Seakan ingin memastikan aku
bertanya padanya. “mwo?” Tanya ku polos. “ah aniya.” Jawab Baek Hyun yang
menoleh sekilas kearah ku sambil tersenyum tipis. Aku hanya
memanggut-manggutkan kepala ku. Kau menghawatirkan ku Baek Hyun-ie? Senangnya.
Aku jadi senyum-senyum terus sepanjang mata kuliah ini berlangsung.
Min
Seok POV end-
~****~
Author
POV
Sekarang
sudah jam makan siang. Min Seok bersama Min Ri dan Chan Yeol tanpa Baek Hyun
sedang bersantai di taman kampus. Tepat di bawah pohon yang rindang. “hah gila
panas banget ni hari.” Gerutu Chan Yeol mengembang kempiskan kaos yang
dikenakannya dengan salah satu tangannya yang tidak menopang berat tubuhnya di
atas tanah.
“aigoo,,
harinya panas sekali. Jika ini sedang di rumah sudah ku buka bajuku ini.”
Gerutu Min Ri yang sudah kelewat gerah. “udah buka aja disini.” Ucap Chan Yeol
jahil. Teplak! Kepala Chan Yeol di pukul keras oleh Min Ri dengan bukunya yang
berlahaman sebanyak 521 halaman. “aish.. sh*t! ini sakit Min Ri-ah…” ringis
Chan Yeol tak tertahankan.
“Ya!
Kau ini tidak pernah berubah. Dasar namja mesuuuum!!” geram Min Ri pada Chan
Yeol sambil menatap Chan Yeol dengan tatapan membunuh. “eoh? Tapi kau suka
kaaaaaaann…???” ucap Chan Yeol menggoda Min Ri sambil mengedipkan sebelah
matanya pada Min Ri. “ngek?” ekspresi Min Ri berubah jadi cengo. “ih dih males
banget deh..” ucap Min Ri sambil mengalihkan pandangannya entah kemana lalu
pura-pura membuka bukunya yang dia pukulkan ke kepala Chan Yeol tadi.
“huhf..
sudah… sudah… kalian ini.” Ucap Min Seok yang lelah dengan tingkah Min Ri dan
Chan Yeol yang selalu seperti ini. “habis dia itu mesum sekali Min Seok-ah…”
ucap Min Ri kesel pasrah (?) ke Min Seok. Chan Yeol hanya menatap keduanya
tanpa dosa. Min Seok hanya memutar bola matanya malas dan kembali memainkan Android Tab-nya mungkin sedang searching
tugas, Chan Yeol kembali memasang headphone
apple-nya mendengarkan lagu yang ngrapp-ngrapp gitu, dan Min Ri kembali
membaca bukunya. Terjadi keheningan beberapa menit.
.
.
.
.
.
“oiya,
bagaimana pensi kita?” Tanya Min Ri memecahkan keheningan. “oiya ya… Tanya Chan
Yeol deh.” Ucap Min Seok yang hanya menunjuk Chan Yeol tanpa menatap Min Ri
atau Chan Yeol. “aish.. ya! Chan Yeol-ah...” panggil Min Ri tapi Chan Yeol
tidak merespon sedikit pun. Buk! Min Ri mendorong tubuh Chan Yeol sampai Chan
Yeol akan tersungkur di tanah. “aaahhh waaeeee….???” Tanya Chan Yeol bingung
dengan muka sok innocent-nya.
“makanya
kalo dengerin lagu jangan kenceng-kenceng.” Gerutu Min Ri. “ne ne ne chagiya.”
Ucap Chan Yeol pasrah sambil mengusap tengkuknya. “mwo?” Tanya Min Ri sambil
mengangkat sebelah alisnya. “ani.. ada apa tadi?” Tanya Chan Yeol mengalihkan
pembicaraan. “soal pensi Chan Yeol-ah.” Jawab Min Seok sambil menaruh Android Tab-nya kembali ke dalam tasnya.
“oooohhhh…” jawab Chan Yeol hanya dengan ber’oh’ ria.
Brak!
“hhhhaaaaaiiiiiii…….”
Kejut seseorang yang langsung duduk diantara Min Seok dan Chan Yeol (jadi Chan
Yeol itu duduk di antara 2MIN). “eommaaa…” erang Chan Yeol karena tangannya di
dudukin sama orang aneh itu tapi ya tampan juga itu orang tampan banget
tepatnya *hoho #plak*. “Annyeong nona cantik…” sapa seseorang itu dengan ramah
dan senyuman super ngembang di bibirnya kearah Min Seok. Ketiga orang yang
diusik ini udah merubah ekspresi mereka jadi super bête.
“eh maaf mas tangan
saya.” Ucap Chan Yeol nunjuk pantat itu orang yang nindih tangan kanannya
dengan menampakan muka yang udah gak nahan banget *sakit maksudnya*. “oh iya
maaf mbak.” Ucap seseorang itu nyengir kuda dan mengangkat sedikit pantatnya
agar Chan Yeol bisa menarik tangannya dari bagian bawah orang itu.
“aigoo…
gepeng dah tangan ku yang bagus ini.” Ucap Chan Yeol yang menatap miris nasib
tangannya. “tadi kepala, sekarang tangan. Nanti apalagiii???” gerutu Chan Yeol
entah pada siapa. “sabar ya…” ucap Min Ri sambil memegang pundak Chan Yeol dan
tersenyum mengejek. Chan Yeol juga tersenyum ngenes.
“siapa
sih yang ngundang kamu kesini?” ucap Min Seok malas pada seseorang itu. “eungh…
hati mu yang mengundang ku ke sini nona cantik.” Jawab seseorang itu yang
berusaha ngegombalin Min Seok. “wek…” Min Seok, Min Ri dan Chan Yeol jadi mau
muntah mendengarnya. “ayolah Kai… bisa kah kau tidak megikuti ku?” ucap Min
Seok yang akhirnya menatap seseorang itu yang ternyata Kai dengan tatapan
memelasnya.
“tapi
entah kenapa hati mu itu selalu menarik ku kemana pun kau berada, jadi tidak
heran kalau aku selalu ada di dekat mu.” Ucap Kai sok cool sambil mengeluarkan
smirk andalannya. “ah sudah lah terserah.” Ucap Min Seok yang memutar bola
matanya malas dan pasrah dengan sikap Kai. And well, Kai jadi ikutan nangkring
di bawah pohon juga.
“jadi
bagaimana pensi kita? Yang akan menyambut para mahasiswa/I baru di kampus kita
ini?” Tanya Min Seok mulai serius kepada 2 temannya (ex.KAI). “semua udah
terkonsep hanya tinggal yang ngisi acara aja.” Ucap Chan Yeol yang mulai ikut
serius. “hhhmmm… apa aja acara yang belum keisi?” balas Min Ri. “singing and
dance, I think.” Jawab Chan Yeol sambil mengetuk dagunya pelan dengan
telunjuknya.
“aku
ikut ngisi yang dance ya?” sambar Kai. “mwot?” kaget ketiganya. “kau?” “mau?”
“dance?” ucap Min Seok, Min Ri dan Chan Yeol bergantian. “yang benar saja?”
Tanya Min Seok lagi. “eung…” gumam Kai sambil mengangguk innocent. “mau ku
tunjukan disini?” tawar Kai. “ah andwae! Eoh? Maksud ku tidak usah nanti saja
pas tampil.” Jawab Min Seok. “ouh baiklah.” Jawab Kai lesu. Pada hal Kai ingin
sekali menunjukannya sekarang di depan Min Seok.
Mereka
berempat pun berdiskusi dengan penuh emosi yang tertahan karena Kai selalu
membuat emosi mereka bertiga naik dengan tingkah aneh dan obrolannya yang
selalu berujung rayuan pada Min Seok.
Dari
jarak yang tidak jauh dari mereka ada seseorang yang sedang berjalan kearah
mereka. “Ann…” ucap seseorang itu terputus dan tangannya tertahan di udara saat
akan melambai kearah mereka yang berada di bawah pohon. Karena dari jauh
seseorang itu melihat Min Seok di rangkul oleh Kai.
Di
bawah pohon. “yak! Kenapa kau merangkul ku? Lepaskan.” Bentak Min Seok yang
berusaha melepaskan rangkulan Kai dari tubuhnya. “sireo… sebelum kau mau
berfoto dengan ku. Ayo cepat!” ajak Kai dengan sedikit memaksa karena sudah
mengacungkan Apple phone-nya ke udara
siap mengambil gambar dirinya dan Min Seok. Min Seok terpaksa menurut, tapi dia
tetap bisa tersenyum manis di depan kamera. Klik! Telah di abadiakan adegan
berharga itu bagi Kai tapi tidak untuk Min Seok. “puas?” Tanya Min Seok sinis.
“eum…” gumam Kai sambil mangguk-mangguk terus nyengir kuda *ah kyeoptayo*.
Dari
jauh. “Kai? Min Seok?” Tanya seseorang itu dengan heran yang masih membeku di
tempatnya berdiri sekarang. Dddrrrttt! Dddrrrttt! Apple phone seseorang itu bergetar. Di keluarkannya dari saku
celananya “Ne. yeoboseyo?” ucap seseorang itu. “ne. ne. arrashimnikka, aku
segera kesana.” Ucap seseorang itu lalu memutuskan sambungannya dengan orang di
seberang telpon sana.
Rasanya
ingin menghampiri ke bawah pohon, namun sayang niatnya terurungkan setelah
melihat Min Seok terasa begitu dekat dengan Kai. Dan memilih pergi meninggalkan
tempat itu dengan segera sebelum keberadaannya di sadari oleh mereka yang di
bawah pohon.
Dari
bawah pohon. “tapi aku mau kita foto lagiiiiii…” rengek Kai manja pada Min
Seok. “ya! Kau mulai ngelunjak Kai-ssi.” Ucap Chan Yeol di sertai anggukan dari
Min Ri. “apa urusannya dengan mu.” Ucap Kai *matah banget*. “aish…” geram Chan
Yeol. “ayolah nona cantik…” rengek Kai lagi. “sireo sireo sireoyo…” jawab Min
Seok sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat tiba-tiba manic mata Min Seok
yang indah itu menangkap sosok namja yang begitu di kenalnya sedang berjalan
menjauhi taman kampus.
“Baek
Hyun?” gumam Min Seok pelan sambil terpaku kearah depan. “ya ya ya nona
cantik?” ucap Kai sambil sedikit menggoncang tubuh Min Seok. Tak ada respon,
yang lainya bingung lalu mengikuti arah pandang Min Seok. “nugu?” ucap
ketiganya membuyarkan pandangan Min Seok. “eoh?” Min Seok terkejut dan melihat
Kai, Min Ri, Chan Yeol bergantian lalu segera melihat kearah depan lagi. “sudah
pergi?” gumam Min Seok (lagi). “nugu?” Tanya Min Ri. “eoh? Aniya. Hehe” jawab
Min Seok sambil nyengir kecil. Lalu kembali bergelut dengan yang lain sambil
terus memikirkan Baek Hyun. “fotoooooo……” rengek Kai semakin jadi.
_TBC
Giman-gimana?
Jelek ya ceritanya, gaje ya?. Huhu maklum saya belum terlalu berbakat dalam hal
seperti ini. Tapi saya akan berusaha lebih lagi ko, tenang saja. Oke kalau ff
ini berkesan tinggalkan koment kalian yang berkesan juga ya. Gamsahae #bowingbarengLuhan
^^