THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 03 Juli 2013

[FanFiction] Woman in Love Part 1



“Woman in Love ? [Part 1 of ?]”



Author: Berty Khairun Nafisah >> @berty1004 >> teukseob@yahoo.com / elfxobeauty@rocketmail.com



Main Cast :
Kim Sunggyu (INFINITE)
Lee Howon / Hoya (INFINITE)
Jang Hye Sun (OC)
Jang Hye Min (OC)



Other Cast :
Member INFINITE
And OC (Original Character)



Length:
Part 1 (3.087 words)



Genre:
Straight , romance , family



Rating:
T (masih aman~ #eh)



p.s: Annyeong author super gaje ini balik dengan fanfic super gaje juga *ditabok readers*. Sudah lama sekali author tidak menulis fanfic, maklum sibuk sekolah *readers: kau bohong! | Au: ye ape lo kata dah -_-*. Oke karena author juga bingung mau ngebacot apalagi, kita langsung ke cerita aja hehe
Oiya, jangan lupakan OOC dan TYPO. OK! Don’t Be SR ya… Saranghae~ *cipokin readers*






Happy Reading~ Plok (?) *eh? salah Ppyong ^^v






Hye Sun POV


“ung…” aku mulai menggeliat tak nyaman di atas kasur empukku. Sinar sang mentari mulai menyelinap masuk melalui sela tirai jendela kamar, mengenai sebagian wajahku yang membuatku semakin tak nyaman. Sepertinya aku memang sudah disuruh bangun oleh sang mentari. Aku mulai membuka mataku perlahan.

BRAK!! “eonni!!!” aku langsung membuka mataku dengan lebar mendengar dobrakan pintu dan teriakan itu. “eonni~” aish! Sang pemilik teriakan melengking yang memekakan telinga itu langsung meloncat ke kasurku.

“yhak! Bisakah kau membangunkan ku dengan baik eoh? Bisa-bisa aku terkena penyakit jantung kalau setiap hari begini caramu membangunkanku.” Omel ku pada orang itu. Aku menatapnya sambil mengucek pelan mata kiriku. Dia hanya nyengir kuda dengan menunjukkan wajah innocentnya. Kalau bukan adik ku, sudah ku tendang dia keluar dari kamar ini.

“hihihi… mianhae eonni… kajja~ eomma sudah membuatkan sarapan dan appa sudah siap-siap.” Ucapnya sambil membuka sedikit selimutku. Ku lirik jam dengan bingkai berbentuk lambang infinity di atas meja nakas samping kasurku. Ah, masih pukul 6.10 AM.

“kenapa hari ini kita berangkat pagi sekali?” tanya ku padanya sambil menaikkan sebelah alisku. “appa ada meeting pagi ini. Katanya pukul 7.15 pagi. Jadi appa putuskan untuk berangkat lebih pagi.” Ucapnya sambil mengambil posisi duduk di pinggir kasurku.
Aku hanya ber’Oh ria sambil mengangguk beberapa kali. Aku melihatnya yang sedang mengaca pada layar ponsel touchscreen nya yang lumayan besar. Aku hanya menggelengkan kepalaku, “ckck… adikku sudah cantik, tak usah berkaca terus.” Ucapku lalu mengelus kepalanya. “jinjja? Hehe” tanyanya memastikan sambil tertawa kecil dan aku hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaannya.

“keluarlah dulu, aku akan segera menyusul.” Ucapku lalu keluar dari selimutku yang lembut dan terasa nyaman itu. Aku turun dari kasurku dan ia berdiri. Aku mulai merapikan kasurku, yeah aku melakukan ini bukan berarti sepenuhnya aku rajin tapi dari pada dapat amukan dari eomma lebih baik menjadi anak rajin toh tak ada ruginya juga.
“aku ke bawah duluan ne eonni. Ingat! Jangan terlalu lama.” “ne!” jawabku singkat dan dia langsung melesat pergi dari kamarku. Lalu aku berjalan menuju kamar mandi yang ada dikamarku. Terkadang aku berpikir bahwa adikku itu autis, dia yeoja berumur 15 tahun yang aneh, cukup cerewet, tapi dia baik, polos dan lucu. Tapi tingkahnya itu juga yang membuatku sangat menyayanginya. Ah ya, namanya Jang Hye Min.

Aku sendiri? Perkenalkan namaku Jang Hye Sun, yeoja berumur 17 tahun yang juga aneh, tidak terlalu banyak bicara, cukup dingin, terkadang lucu, baik, jail juga dan cukup polos juga, aku ini kebalikan dari adikku. Aku dan adikku bersekolah disekolah yang sama. Tahun ini dia baru saja duduk dibangku kelas 1 SMA, sedangkan aku baru saja naik ke kelas 3.

Kami hanya 3 bersaudara, lahir disebuah keluarga dengan status menengah ke atas. Tapi kami tetap tinggal dirumah tingkat 2 yang sederhana dan menjalani hidup yang sederhana juga. Halmoni (nenek) ku bilang harus tetap hidup sederhana, karena lebih bisa menabung untuk keperluan mendadak dan untuk masa depan. Yeah, terkadang aku setuju dengan apa yang dikatakan halmoni-ku itu.

Apa ada yang kurang? Ah aku lupa memperkenalkan oppa-ku. Namanya Jang Dongwoo, namja berumur 19 tahun yang juga aneh bahkan dia yang paling aneh dari 3 bersaudara ini, dia konyol, cukup humoris, suka tertawa, tapi dia juga bisa jadi namja cool dan manly, baik dan polos juga. Kami ini 3 bersaudara yang aneh dan polos haha. Ah ya, dia sudah kuliah di Seoul University sekarang sudah masuk semester keduanya, dibalik tampang konyolnya sebenarnya otaknya termasuk dalam kategori jenius tapi anehnya terkadang dia juga bisa sangat idiot.

Tak terasa aku sudah selesai mandi dan mulai berseragam. Aku merapikan seragam yang melekat ditubuhku ini dan mulai menyisir rambutku yang panjangnya sepundak. Aku melihat pantulan diriku dicermin lemari bajuku yang besarnya sepintu lemari bajuku itu.
“lama-lama kalau dilihat, aku ini memang tidak menarik.” Ucapku sendiri sambil merapikan poniku. “aku tidak jelek, tapi aku memang tidak menarik.” Ucapku lagi lalu tersenyum kecut. Sudahlah,  aku melihat jam tangan yang melingkar indah di tangan kiriku. “pukul 6.30 , ini masih terlalu pagi untuk ke sekolah.” Gumam ku. Lalu aku menghela nafas berat, berjalan menuju kasurku dan menyambar tas sekolahku kemudian aku berjalan keluar kamarku.

Aku menuruni tangga lalu berjalan menuju ruang makan. Saat sampai di ruang makan aku disambut dengan pemandangan yang jarang sekali berubah. Appa yang sedang membaca beberapa berkas pekerjaannya, eomma yang sedang menata makanan di meja makan, dan Hye Min yang sedang berkutat dengan ponselnya.

Aku berjalan mengahampiri eomma dan appa. “pagi eomma… pagi appa…” sapaku pada eomma dan appa lalu mencium pipi mereka bergantian. “morning girl!” ucapku sambil sedikit mengacak-acak rambut Hye Min. “yhak!! Jangan rambut…” ucapnya kesal lalu mempoutkan bibirnya. Aku hanya menjulurkan lidahku ke arahnya lalu duduk di kursi biasa tempatku duduk saat makan bersama.

“eomma…” ucapnya seperti merengek sambil merapikan rambutnya itu. “Hye Sun-ah… bukankah sudah eomma bilang eum? Jangan menjaili dongsaengmu terus.” Ucap umma sambil duduk berhadapan dengan ku. Aku hanya memutar bola mataku malas. “ne arraso eomma…” ucapku malas sambil melirik Hye Min. “weeek~” ejeknya padaku sambil menjulurkan lidahnya. Aku hanya terkekeh kecil.

“dimana oppa kalian?” tanya appa setelah menyesap kopi hangatnya. Aku dan Hye Min hanya mengangkat kedua bahu kami sebagai jawaban. “mentang-mentang sudah dibelikan mobil, jadi bisa bangun siang…” gerutu Hye Min sambil mengambil selembar roti dan mengoleskannya dengan selai anggur kesukaannya.

“eum?” aku merasakan ada yang bergetar di atas meja. Ah! Ponsel Hye Min ternyata, aku jadi penasaran pada isi ponselnya. Belakangan ini dia jadi sering berkutat dengan ponselnya itu. Tapi aku tak ambil pusing, lalu aku mulai meminum susu hangat buatan eomma.

“pagi!! Ahaha!” teriakan dan tawa cukup keras itu mengintrupsi kegiatan kami di meja makan. “apa ada yang mencariku~?” ya, dia oppa-ku, Dongwoo. Ia berjalan mendekati Hye Min, lalu mencium pipinya. Aku memutar bola mataku malas. “pagi eomma… pagi appa… pagi Sunsun sayang~” ucap Dongwoo oppa menyapa eomma, appa dan aku. Aku hanya tersenyum manis sebagai sapaan balik untuknya. Ia lalu duduk di kursinya.
Ah ya, Sunsun adalah panggilan kesayangannya untukku. Terdengar agak aneh dan kekanakan, tapi aku tetap menyukai panggilan itu. Karena tandanya oppa ku masih sayang padaku.

“kenapa kalian berangkat pagi sekali hari ini?” tanyanya sambil mengambil sumpit dan menyumpit sepotong nugget ukuran cukup besar lalu memakannya sekali suap. “appa ada meeting pagi ini Dongwoo-ah… jadi karena adik-adikmu diantar oleh appa, mereka juga jadi harus datang pagi sekali ke sekolah.” Ucap umma sambil mengiris telur gulung dan menaruhnya ke piring appa.

“uuumm…” gumam oppa ku sambil terus mengunyah nugget. Aku merasakan ponsel ku bergetar di dalam tas. Aku menghentikan sejenak acara sarapan pagi ku, lalu mengambil ponsel dan melihat penyebab bergetarnya ponselku itu. “Hoya?” gumamku pelan, ada pesan masuk dari sahabatku sejak kecil sekaligus teman sekelasku. Aku membuka pesan darinya dan membacanya.


[isi pesan]


From: Hohoyaus
Pagi ^^ apa hari ini kau berangkat dengan appamu?


Itu bukan pertama kalinya dia bertanya begitu, tapi tumben sepagi ini dia sudah mengirimi aku pesan. Aku pun dengan sedikit bingung membalas pesannya.


To: Hohoyaus
Pagi ^^ ne, begitulah. Oh ya, tumben sudah mengirimiku pesan sepagi ini?


Pesan pun terkirim, aku kembali memakan sarapanku. “Hye Min~ bagaimana kelas barumu di SMA? Apa kau sudah punya banyak teman?” oppa ku mulai membuka topik obrolan pagi ini. “lumayan oppa~ hehe oiya, oppa harus tau. Aku akan ikut basket lagi.” Ucap Hye Min dengan nada girang. “puah!!” oppa ku sedikit memuncratkan susu hangatnya. Aku melihat appa dan umma saling melempar pandang, lalu aku manatap lekat adik perempuanku itu.

“neo micheosso eoh? (kau gila?)” tanya oppa ku yang menatap Hye Min dengan tatapan yang sulit dijelaskan. “wae!? Aku sudah sehat, nan gwaenchana oppa. (aku baik-baik saja oppa.)” ucap Hye Min berusaha meyakinkan Dongwoo oppa.
“Hye~ coba kau pikir, kau sudah terlihat sehat tapi tidak dengan jantung dan paru-parumu.” Ucapku dengan nada khawatir. “jangan kau paksakan.” Lanjutku dan aku merasakan ponselku bergetar lagi. Ish! Hoya menyebalkan.

“tapi-” “tak ada kata tapi. Appa mengijinkanmu berkegiatan, tapi bukan untuk membuat kesehatanmu memburuk lagi. Jika kau masih keras kepala... appa akan mengirimmu ke Busan untuk tinggal bersama Jung halabeoji (kakek Jung).” Ucapan Hye Min langsung di potong oleh appa. Aku melihat Hye Min hanya tertunduk lemas dan menghela nafas berat.

Aku hanya bisa tersenyum tipis dan menghela nafas sedikit lega. Sekeras apapun adikku itu, dia tetap seorang anak yang penurut. Aku kembali fokus ke ponselku. Membaca pesan dari Hoya sambil meminum susu hangatku dengan perlahan.


From: Hohoyaus
Aku ingin menjemput adikmu, bisakah? Please… (^/\^)


“puah!!” kini giliranku yang tersedak dan sedikit muncrat. “mwo…?” tanyaku sambil menatap layar ponselku tak percaya. aku cukup terkejut membaca pesan dari Hoya kali ini, kalau yang ini memang baru pertama kali. Ah, pantas saja dia mengirim pesan sepagi ini padaku.


To: Hohoyaus
Yhak!! Kenapa malah bertanya padaku eoh? Tanya langsung padanya.


“waegeurae chagi? (ada apa sayang?)” tanya eomma sambil menatapku penuh tanya. “aniya eomma, gwaenchana hehe” jawabku sambil tertawa sedikit canggung. Aku melirik Hye Min yang sedang memakan rotinya dengan malas. Mungkin Hoya bisa membuat mood nya kembali baik, pikirku.


From: Hohoyaus
Oh ayolah… kita sahabat bukan? Please… (T/\T)


Aku menghela nafas berat. “appa, bolehkah Hye Min berangkat bersama Hoya?” tanya ku to the point pada appa. “ahbhua!? (apa!?)” tanya Hye Min dan Dongwoo oppa berbarengan dengan mulut mereka yang masih penuh dengan sarapan masing-masing. Aku hanya memutar bola mataku malas, dasar.

“tentu, selama appa mengenal siapa yang menjemput anak appa, pasti appa bolehkan. Dan kau Hye Sun, apa tetap ikut dengan appa?” ucap appa sambil sesekali tersenyum. “aku tetap ikut dengan appa.” Jawabku sambil balas tersenyum, lalu aku mengalihkan tatapanku ke arah Hye Min. dia hanya menatapku dengan mata bulat dan mulut membentuk huruf  “O” besar. Haha lucunya.
Lalu aku membalas pesan Hoya.

 
To: Hohoyaus
Appa mengijinkan dan Hye Min mau. Wah wah… apa kau benar-benar ingin jadi adik iparku? Ahaha XD


Aku hanya cekikikan sambil sesekali melirik Hye Min yang mempoutkan bibirnya. Tunggu, pipinya terlihat memerah walau agak samar. Dasar, malu-malu kucing dia itu. Yeah, Hoya dan Hye Min memang saling suka tapi terkadang mereka berdua sama-sama tidak mau mengakui itu. Tapi belakangan ini Hoya yang mulai agresif (?) mendekati Hye Min. Mungkin karena ini tahun terakhir kami di sekolah yang sama.


From: Hohoyaus
JINJJA!? Huaa~ gomawo Hye Sun-ah… kau memang sahabat yang baik. Ku doakan kau, semoga bisa pacaran dengan Gyuster hyung haha ^^v


Pipiku sedikit memerah membaca kalimat terakhir dari pesan Hoya. “aku harap itu terjadi.” Gumamku pelan.


To: Hohoyaus
Arra arra… berarti kau harus mentraktirku hari ini, oke?


From: Hohoyaus
Oke! ^^b


Aku hanya tersenyum membaca balasan dari Hoya. Yeah, makan gratis lagi hari ini. “kajja, kita berangkat.” Ucap appa sambil meminum kopinya lalu berdiri dan merapikan dasinya. “ne.” jawabku singkat lalu membersihkan sekitar mulutku dengan tisu. Aku melirik Hye Min. “ehem… jangan sia-siakan kesempatan.” Ucapku sambil berdiri.
“eonni!!” teriaknya lalu mempoutkan bibirnya. Haha adik ku ini memang lucu. Appa sudah pamit dengan eomma, Dongwoo oppa dan Hye Min setelah itu aku juga pamit dengan yang lain kemudian berjalan keluar rumah dan appa menyiapkan mobil.


Hye Sun POV end-



Hye Min POV


Aku masih mempoutkan bibirku. Aku kan belum menjawab mau atau tidak. Sekarang aku berdiri di depan pintu utama rumah. Appa dan Hye Sun eonni sudah berangkat. “ish! Kalau begitu untuk apa aku bangun pagi? Hue~”

GREP!! “eoh?” aku tersentak merasakan sebuah pelukan hangat dari belakang tubuhku. “mau berangkat dengan Oppa saja eum?” tanya seseorang itu yang ternyata adalah Dongwoo Oppa. “ne? ah~ gwaenchana Oppa… aku tak enak dengan Hoya Oppa. Sepertinya dia sudah di jalan.” Jawabku sambil tersenyum manis.

“geurae… padahal Oppa juga ingin mengantarmu.” Ucap Dongwoo Oppa dengan nada kecewa. Aku hanya terkekeh. “besok antar aku ne?” ucapku sambil membalikan badan menghadapnya. “eum? Besok? Ah~ baiklah…” jawab Dongwoo Oppa kemudian ingin mencium pipiku.

“ehem…” sebuah deheman menghentikan apa yang ingin Dongwoo Oppa lakukan. “eoh?” aku menoleh kebelakang. “Hoya Oppa!” ucapku dengan girang lalu melepas pelukan Dongwoo Oppa pada pinggang rampingku dan berjalan ke arah Hoya Oppa. “pagi Hye… pagi Dongwoo Hyung.” sapa Hoya Oppa sambil tersenyum.

“pagi juga…” aku membalas sapaannya. “pagi.” Dongwoo Oppa hanya menjawab dengan singkat sapaan Hoya Oppa. Dari dulu selalu seperti itu, tapi sudahlah aku tak ingin ambil pusing dengan hal ini. “Oppa, ayo kita berangkat.” Ucapku sambil tersenyum manis pada Hoya Oppa. “ah ne, kajja…” Hoya Oppa langsung menggandeng tanganku.

Wajahku pasti mulai memerah. Aduh~ mimpi apa tadi malam ya? Paginya bisa kaya gini. “Dino Oppa~ aku berangkat ne~ jalka.” Pamitku pada Dongwoo Oppa dan Dongwoo Oppa hanya membalasnya dengan senyum kecut. Ah, ada apa dengan Oppa ku itu.
Aku dan Hoya Oppa langsung berjalan keluar halaman rumah. Kami berjalan dengan santai menuju halte bus, kebetulan sekolah kami tidak terlalu jauh hanya sekali menaiki bus. “Hye/Oppa…” kami memanggil satu sama lain berbarengan, kami terkejut saling menatap lalu kami terkekeh. “Oppa duluan saja.” Ucapku sambil tersenyum.

“baiklah… bagaimana kelasmu eum? Apa… sudah banyak yang dekat denganmu?” tanya Hoya Oppa sambil menatap ke depan dan sesekali melirikku. Aku juga jadi ikutan menatap ke depan. “hum~ lumayan…” jawabku sambil tersenyum kecil. “bagaimana dengan para namja dikelasmu?” tanyanya sambil menatapku.

“mereka baik. Semalam ada yang memberiku permen lemon.” Ucapku sambil tersenyum polos. “ne?” ekspresi Hoya Oppa seperti terkejut , aku hanya memiringkan kepalaku bingung. “ah, itu bagus.” Ucapnya lalu menatap ke depan lagi. Auranya sedikit berubah menurutku. Aku hanya mengangkat kedua bahuku.

Kami sudah sampai di halte bus. Aku melihat seseorang duduk sambil menundukan kepalanya, ia menggunakan seragam yang sama seperti yang aku dan Hoya Oppa kenakan. “annyeong~” sapaku pada orang itu. “eum?” ia mengangkat kepalanya dan melepas sebelah headset yang terpasang di telinganya. “eoh? Myungsoo~” ucapku girang sambil melambaikan tanganku ke arahnya.

“ah, annyeong Hye…” sapa orang itu yang ternyata teman sekelasku, Kim Myungsoo. Aku lihat Myungsoo tersenyum tipis dan membungkukkan sedikit badannya ke arah Hoya Oppa, mungkin dia tau kalau Hoya Oppa sunbae kami di sekolah. Myungsoo berdiri lalu menghampiriku, aku melihat matanya yang sekilas melihat ke arah tanganku.
“apa sudah mengerjakan tugas matematika eum?” tanyanya padaku. Aku langsung melepas pegangan tanganku dan Hoya Oppa. Aku menatapnya dengan tatapan lesu, “ada beberapa nomer yang belum, aku tidak mengerti.” Ucapku sedikit sedih. “arraseo, nanti disekolah aku akan mengajarimu.” Ucapnya sambil tersenyum tipis.

“benarkah? Huaa~ gomawo Myungsoo-ah…” ucapku girang. “bus-nya sudah datang.” Aku mendengar suara Hoya Oppa yang terdengar sedikit dingin lalu langsung masuk saat pintu bus sudah terbuka. “eh? Oppa~ jangan tinggalkan aku… kajja.” Ajakku pada Myungsoo kemudian aku menyusul Hoya Oppa.

Hoya Oppa memilih duduk di tempat paling belakang. “Oppa~ waeee?” tanyaku setelah duduk di samping Hoya Oppa, Myungsoo memilih untuk duduk di deretan tengah. “aniya, gwaenchana.” Ucap Hoya Oppa sambil tersenyum tipis. Aku yang merasa tak enak dengan sikap Hoya Oppa ini hanya memilih diam sambil melihat ke depan.
“eoh?” aku terkejut saat merasakan kehangatan pada tanganku. Aku melihat tanganku yang ternyata di genggam oleh Hoya Oppa lalu aku menatap wajah Hoya Oppa. Ia hanya menatap keluar jendela. Aku tersenyum tipis. Hangat, itu yang aku rasakan. Aku kembali menatap ke depan dengan pipi yang sepertinya sedikit bersemu merah.


Hye Min POV end-

.
.
.
.
.

Author POV



#dikelas 3-1



“eoh? Hoya, kenapa baru masuk kelas? Kau dari mana eum?” ucap Hye Sun sambil melihat jam tangannya dan Hoya bergantian. Ya, Hoya masuk kelas setelah 2 menit bel berbunyi. Untung guru yang mengajar pagi ini belum masuk kelas.

“aku dari atap sekolah.” Jawabnya sambil mendudukkan dirinya disamping Hye Sun. Hye Sun menatap sahabatnya sedikit bingung, tentu saja bingung, sekarang wajah Hoya terlihat cukup suntuk.

“apa terjadi sesuatu?” tanya Hye Sun sambil memegang pundak Hoya. Hoya menoleh sekilas lalu kembali mengeluarkan buku pelajarannya. “jawab aku Lee Howon.” Hye Sun mulai menaikan sedikit nada bicaranya.

Hoya menghembuskan nafasnya berat, lalu menyenderkan tubunya pada senderan bangkunya. “apa Hye Min belum tau tentang Dongwoo Hyung? dan lagi tadi saat sebelum naik dan sesudah turun dari bus, dia memilih untuk mengobrol dengan teman namja sekelasnya yang namanya… ah itulah. Argh! Michindae! (bisa gila!)” ucap Hoya panjang kali lebar *plaak* lalu mengacak rambutnya frustasi, ia tidak memikirkan penampilannya lagi.

“Dongwoo Oppa?” Hye Sun bertanya dalam hatinya. Ia paham, sangat paham bahkan. “Hoya…” nada bicara Hye Sun mulai melembut. “kau tau bukan? Hye Min sangat menyayangi Dongwoo Oppa? Appa dan Eomma saja belum tega memberi tau Hye Min.” ucap Hye Sun sambil menatap Hoya yang memperlihatkan raut wajah kesalnya.

“menurutku… Dongwoo Oppa juga tak bisa disalahkan sepenuhnya. Mengertilah Hoya… dan aku yakin Hye Min lebih memilihmu. Percaya padaku.” tambah Hye Sun yang di akhirinya dengan senyum lembut dan menggenggam tangan Hoya. Hoya mulai melunak, ia menghela nafas pasrah, ia bisa mengerti situasi. Lalu Hoya balas tersenyum pada Hye Sun. “arraseo… tapi aku tak segan-segan bertindak jika Oppa-mu itu mulai kelewatan pada Hye Min.” ucap Hoya lalu ia tersenyum kecut.

“OK! Aku akan terus mengawasi Dongwoo Oppa, aku tak mau hal buruk terjadi. Gomawo… kau mau percaya padaku.” Ucap Hye Sun yang dijawab anggukan dari Hoya. Dan beberapa menit setelah itu Park Seonsaengnim memasuki kelas mereka, pelajaran pagi itu pun di mulai.



#dikelas 1-2
#waktu yang hampir bersamaan



“hacim~!” Hye Min bersin dengan cukup keras sampai mengundang sedikit perhatian kelasnya. “Hye~ ige… pakai ini untuk mengelap hidungmu.” Ucap namja manis disamping Hye Min sambil menyodorkan sapu tangannya. “eoh? Gomawo~ huhu…” ucap Hye Min menerima sapu tangan itu lalu sedikit mengelap hidungnya.

“sepertinya itu bersin, ada orang yang membicarakanmu.” Ucap namja manis itu lalu terkekeh. “aaa~ ku rasa iya. Haha…” ucap Hye Min yang diakhiri tawa keduanya. “ah ya, sapu tanganmu besok aku kembalikan ne, Jongie.” Ucap Hye Min sambil tersenyum pada namja manis yang dipanggilnya Jongie itu, yang bernama lengkap Lee Sungjong.

“nee… gwaenchana~ aku juga sedang tidak membutuhkan sapu tangan itu.” Jawab Sungjong diakhiri dengan senyum manisnya. “nanti makan siang bersama ne, di kantin.” Ucap Hye Min yang sesekali masih mengelap hidungnya. “OK!” jawab Sungjong. Dan Lee Seongsaengnim pun masuk ke kelas mereka, lalu pelajaran pagi itu pun di mulai.

.
.
.
.
.


TBC



Makasih sudah baca part ini. Author usahakan untuk update cepat. Hehe :D Gamsahamnida~ *bow bareng sungjong*

Senin, 06 Mei 2013

CHUNJOE ^^


Rabu, 09 Januari 2013

SNSD – I Got A Boy Lyrics

Girls’ Generation – I Got A Boy Lyric (Romanization, Eng Translation, with Individual Part)

 

 

snsd-i-got-a-boy



SNSD ‘I got a Boy’ Lyrics (Romanization with individual part)



[SooYoung]  Ayo! GG!
Yeah Yeah shijakhae bolkka?
[All] Omo!

[SooYoung] Yae jom bwahra yae, museun ili isseotkillae meoril jallatdae? Eung?
[All] Omo!

[Yuri] Tto yae jom borago! meoributeo balkkeutkkaji seutayili bakkwiiyeosseo
Waeh keuraetdae? Kunggeumhae jukkenne waeh keuraetdae? Marhae bwahbwah jom

[Tiffany] Ha Ha! Hey Let me introduce myself! Here comes trouble o~! ttara hae!
 [All]  Oh oh oh yeah oh, ([Taeyeon] ee ee) oh oh yeah oh~

[Jessica] Neo jalnasseo cheongmal!

[Tayeon] Jiga mwonde? Utkyeo. Neomu kotdae sen geo ani? Nabogo pyeongbeomhadanda yae
[All] eo

[Jessica] Keu namja wahnjeon mame deureonna bwah!

[Tayeon] Maldo andwaeh! Naldo andwaeh!

[Seohyun]  Neomu yeppeojigo sexy jyeosseo keu namja ttaemuniji?
Mureobol ppeon haetdanikka? Neo bakkun hwahjangpumi mwonji

[Sunny] Sashil na, cheoeum bwahsseo sangcheo ibeun yasu gateun gipeun nun

[Jessica] Yaegiman haedo eojil haetdanikka?
[SooYoung / Yuri] Neo jalnasseo cheongmal! jalnasseo cheongmal!
 [All] Oh oh oh yeah oh, ([Tiffany] Here comes trouble! Hey Girl Listen!) oh oh yeah oh~

[Taeyeon] Neo jalnatda cheongmal! ([Seohyun] Jalnatda!)
Oh oh oh yeah oh, ([Taeyeon] Hey!) oh oh yeah oh~

[Sunny] Neo jalnasseo cheongmal!

[Tiffany]  Ayo! Stop! Let me put it down another way.
Ow~ ow~ ow~

[All]  I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy handsome boy nae mam da kajyeogan
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy awesome boy wahnjeon banhaenna bwah

[Taeyeon] A~ Nae wahngjanim! Eonje i momeul kuhareo wah jushil tenkayo?

[Sunny] Hayan kkumcheoreom nal pume ana ollyeo naraga jushiketjyo?

[Yoona] Na, kkamchak! Menbungiya! Keu sarameun nae min nachi kunggeumhadae
Wahnjeon mame deureo mot igin cheok boyeojwodo kwaehnchanheulkka?

[Hyoyeon]  Ou! Jeoldaero andwehji! Keuchi? Keuchi?
Uri, jigil keon jigija! Majji! Majji!
Keuye mameul modu kajil ttaekkaji ikeon jeoldaero ijeobeoriji mallago!

[All] Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh~
[Yuri] Bameul saedo mojara da da

[All] Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh~
[SooYoung]Uri chwehko kwahnshimsa da da

[Seohyun] Nae mal deureobwah keu ai neone alji? Jom eorijiman sogeun kkwahk chasseo

[Tiffany] Eotteol ttaen oppacheoreom deumjikhajiman, aegyoreul buril ttaen neomu yeppeo jukkesseo
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh~

[Yoona] Neo michyeosseo, michyeosseo
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh~

[Hyoyeon]  Neo michyeosseo, michyeosseo

[Tiffany]  Nan cheongmal hwahka na jukkesseo nae namjan nal yeojaro anboneun geol

[Taeyeon] Makyeonhal ttaen eotteokhamyeon naega chohkenni? Jilturado nage haebolkka? Soksanghae! Eotteokhae! Na~?

[Yuri] Maldo an dwaeh! Maldo an dwaeh!
[Jessica] Don’t stop! Lets bring it back to 1:40

[All]  I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy handsome boy nae mam da kajyeogan
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy awesome boy wahnjeon banhaenna bwah

[Jessica] Eonjena nae gyeoten naepyeoni dwaehjugo kwii giulyeojuneun neo! Neo! (o o ooo, ooooo)

[Seohyun] Nan idaero chigeum haengbokhae jal twehl keonikka

[All] I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy handsome boy nae mam da kajyeogan
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy awesome boy wahnjeon banhaenna bwah
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy handsome boy nae mam da kajyeogan
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy awesome boy wahnjeon banhaenna bwah
I got a boy meotjin!



English Translation :


Ayo! GG! Yeah Yeah, shall we start?
Uh-muh! Look at her, look. What happened to her that she cut her hair? huh?
Uh-muh! Again look at her, look! From head to toe, her style has changed
Why did she do that? I’m curious to death, why did she do that? Tell me
Ha ha! Let me introduce myself! Here comes trouble! Follow after me!
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, you really are something else!
Who is she? Ridiculous
Do you know you’re too self-assertive? She thinks I’m average
Yeah, I guess she really liked him!
No way! No way!
She became so pretty and sexy, it’s because of him, right?
I almost asked her what her new makeup was
Truthfully, I’ve seen it for the first time
The deep eyes, like a scarred beast
I was dizzy by just talking to him!
You really are something else! You really are something else!
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, You really are something else!
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, You really are something else!
Ayo! Stop! Let me put it down another way.
I got a boy, a handsome one! I got a boy, a kind one! I got a boy handsome boy, who took all my heart
I got a boy, a handsome one! I got a boy, a kind one! I got a boy awesome boy, I must have really fallen for him
Ah, my prince! When are you gonna come save me?
Will you lift me in your arms and fly, like a white dream?
I’m like, surprised, mental collapse! He wants to see my face without makeup. I really like him, would it be okay to show it to him?
Oh! Never! Right? Right?
Let’s keep what needs to be kept, right! right!
Don’t ever forget this until you take all of his heart!
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, even if I stay up all night, it’s not enough, everything everything
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, our biggest interest, everything everything
Listen to me, you all know him, right? He’s a bit young but he’s full inside
Sometimes he is as reliable as an oppa but when he acts charming, he is so cute
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, you’re crazy, crazy
Oh oh oh yeah oh, oh oh yeah oh, you’re crazy, crazy
I’m really angry, my boy doesn’t look at me as a girl
What should I do when I feel hopeless? Should I make him feel jealous? I’m so upset! What do I do?
No way! No way!
Don’t stop! Let’s bring it back to 1:40
I got a boy, a handsome one! I got a boy, a kind one! I got a boy handsome boy, who took all my heart
I got a boy, a handsome one! I got a boy, a kind one! I got a boy awesome boy, I must have really fallen for him
Always next to me, it’s you, who’s on my side and listens to me, you- you-
I’m happy as it is right now, cause everything will work
I got a boy, a handsome one! I got a boy, a kind one! I got a boy handsome boy, who took all my heart
I got a boy, a handsome one! I got a boy, a kind one! I got a boy awesome boy, I must have really fallen for him
I got a boy, a handsome one!



cr: original : www.wonderfulgeneration.net
Edit & Giver section : @bluelaberry bluelaberry.wordpress.com

@elfxob2uty

 TAKE WITH FULL CREDITS PLEASE

Sabtu, 05 Januari 2013

[FanFiction] YAOI - No Regret Part 1


No Regret



Author: Berty Khairun Nafisah >> @elfxob2uty >> teukseob@yahoo.com / elfxobeauty@rocketmail.com



Main Cast :
Wu Yi Fan  / Kris (EXO-M)
Zhang Yi Xing / Lay (EXO-M)



Other Cast :
Member EXO
Other
And OC (Original Character)



Length:
Part 1 (2.466 words)



Genre:
YAOI dan sedikit straight*sisanya tentukan sendiri T.Tv*



Rating:
T – M (NC 21 next chap hahaha #evil laugh)




p.s: Annyeong author super gaje ini balik dengan fanfic super gaje juga *ditabok readers* dimana bergenre YAOI yang adaptasi dari film gay dari Korea yang berjudul sama dengan fanfic ini. Yang sudah nonton, ceritanya sama cuman author berusaha agar tetap ada yang berbeda hehe. Dan alurnya author percepat aja soalnya sedikit bingung juga sama film-nya ^^v

Yang belum nonton silahkan cari filmnya *sesat* tapi hanya untuk the real fujoshi yang khususnya berumur 19 tahun ke atas *readers: lo juga belum nyampe 19 tahun thor #digebukin readers* *dies*. Oiya, jangan lupakan OOC dan TYPO. OK! Dari pada banyak bacot mending kita langsung ke TKP (?) saja. Don’t Be SR ya… Saranghae~






Happy Reading~ Plok (?) *eh? salah Ppyong ^^v






Author POV

Di sebuah desa yang tidak terlalu kecil di Cina. Ada seorang namja sedang berenang di sungai yang cukup lebar dan panjang. Berenang hanya menggunakan underwear-nya *mian*.  Setelah berenang namja itu menghampiri temannya yang duduk di sebuah batu besar di tengah sungai. Yang sama-sama namja dan juga hanya menggunakan underwear.

“kau yakin ingin pergi?” tanya teman dari namja itu. “eum…” namja itu hanya bergumam sebagai jawabannya. “aku ikut ya gege?” tambahnya. “tak usah… kau tetap disini Luhan…” ucap namja itu pada temannya yang bernama Luhan. “tapi aku juga bisa berbahasa Korea dengan baik.” Ucap Luhan sambil mempoutkan bibir mungilnya.

“aku tau itu. Tapi kehidupan disana cukup keras. Aku takut kau belum siap.” Ucap namja itu sambil mengelus kepala Luhan dengan sayang. “tapi Lay ge…” “ssstt… turuti apa kataku.” Ucap namja itu yang bernama Lay. “hao le hao le… (fine fine...)” ucap Luhan pasrah karena sebenarnya Luhan juga tau tentang alasan kenapa dia tidak boleh ikut dengan Lay.

“kapan gege akan pergi?” ucap Luhan lirih sambil menatap sendu Lay. “besok…” jawab Lay singkat. “………..” Luhan tak berbicara lagi, ia sibuk menahan air matanya yang tetap saja lolos dari matanya yang indah itu. Lay hanya tersenyum dan dengan perlahan memeluk tubuh mungil Luhan. Luhan mulai terisak kecil di dalam pelukan Lay. “uljima…” ucap Lay sambil mengelus punggung polos Luhan.

“eung… hiks.. uljima itu hiks jangan menang-hiks kan ge?” tanya Luhan sambil sesegukan. “kau benar…” ucap Lay sambil terkekeh. Lay benar-benar menyayangi teman baiknya ini.




****




Keseesokan harinya. Di pagi yang cerah dan menyegarkan. Lay sudah siap berangkat dengan ransel yang sudah terpasang dengan manis di pundaknya.

“aku akan sangat merindukanmu ge…” ucap Luhan yang kembali menangis lalu memeluk erat tubuh Lay. “aku juga akan sangat merindukanmu Luhan…” ucap Lay dengan lembut dan mengelus kepala Luhan dengan sayang. “jangan pernah lupakan aku…” ucap Luhan setelah melepaskan pelukannya dari tubuh Lay dan menatap Lay sendu.

“tidak akan…” jawab Lay lalu mencium bibir mungil Luhan dengan lembut. Luhan pun membalas ciuman Lay di bibirnya. Ciuman itu berubah menjadi ciuman yang menuntut saat Luhan mengalungkan tangannya di leher Lay dan menekan tengkuk Lay agar memperdalam ciuman mereka. Dan Lay juga melingkarkan tangannya di pinggang Luhan agar lebih memperapat jarak mereka.

“ssshh… eumhh…” desahan mulai keluar dari bibir Luhan saat Lay menghisap kuat bibir atas dan bawahnya bergantian. “eunghh… ge…” Luhan membuka mulutnya yang langsung dimanfaatkan Lay untuk memasukan lidahnya ke dalam gua hangat Luhan. “aahh… eumpphh…” desah Luhan saat Lay menghisap kuat lidahnya dan mengajak lidahnya berperang.

“ehem!” deheman keras dari seseorang menghentikan aktifitas 2 insan yang sedang dalam ciuman panas mereka. “eunghh…” dengan berat hati Luhan maupun Lay melepaskan ciuman mereka. Terlihat benang saliva tipis yang seperti jembatan dari mulut Lay ke mulut Luhan. Lay tersenyum dan mengelap sudut bibir Luhan yang ada bekas saliva mereka yang bercampur dengan ibu jarinya.

“sudah selesai?” ucap seseorang itu yang ternyata adalah bibinya Lay. Ya, Lay hanya tinggal dengan bibi dan pamannya karena kedua orang tuanya sudah meninggal saat ia kecil. “ye?” tanya Lay menatap bingung bibinya. Sedangkan Luhan hanya menundukan kepalanya menyembunyikan pipinya yang memerah.

Bibinya Lay hanya memutar bola matanya dengan malas. Dasar anak muda jaman sekarang, itulah yang ada di pikiran bibinya Lay. “apa kau sudah siap Lay?” tanya sang bibi. Dan Lay hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Sang bibi menghampiri Lay dan Luhan. “kau harus bisa menjaga dirimu. Bibi percaya padamu Lay.” Ucap sang bibi sambil mengelus pipi Lay dengan sayang. “aku mengerti. Aku akan menyempatkan diri mengirim surat pada kalian.” Ucap Lay. “janji ya gege?” ucap Luhan sambil memasang puppy eyes. “janji.” Jawab Lay singkat lalu mengecup kening Luhan dengan lembut.

“baiklah aku pergi.” Ucap Lay lalu mengecup pipi sang bibi. Dan berpelukan dengan Luhan lalu dengan sang bibi. Setelah itu Lay mulai jalan menjauh dari mereka. Menghampiri pamannya yang sudah siap di dalam mobil. “ayo kita berangkat.” Ucap sang paman saat Lay sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi sebelah supir.

Sang paman mulai menyalakan mesin mobil dan mobil itu mulai melaju dengan perlahan. Lay mengeluarkan kepala dan sedikit badannya di jendela mobil. Lay dengan senyum yang mengembang melambaikan satu tangannya pada Luhan dan sang bibi. Lalu kembali duduk saat lambaianya sudah di balas.

Lay menghembuskan nafasnya berat. “tenanglah. Aku yakin kau akan baik-baik saja disana.” Ucap sang paman meyakinkan Lay. Dan Lay hanya membalas dengan senyuman.




****




Seoul, South Korea
2 pm KST

Seorang namja Cina yang kita ketahui bernama Lay sudah sampai di tempat tujuannya yaitu Korea Selatan. Tujuannya disini untuk mengadu nasib tentunya. Mencari pekerjaan yang lebih baik selain menjadi seorang peternak di desanya sana.

“kamar nomer……” gumam Lay sambil mencari sebuah kamar di sebuah rumah susun. “ini dia…” ucap Lay saat sudah menemukan kamar yang ia cari. Kamar no 107 , tempat tinggal baru Lay selama ia di Seoul. Tanpa membuang waktu Lay langsung mengetuk pintu kamar itu.

“apa ada orang?” ucap Lay sedikit keras. Kata teman pamannya Lay, di kamar itu juga ada penghuninya. Jadi kamar itu bisa di huni max 2 orang. “siapa yang berani menggangguku eoh!?” teriak seseorang dari dalam kamar itu. Dan tak lama orang itu membuka pintu kamar. “siapa-” ucap orang itu terputus saat melihat Lay.

“eoh… annyeonghaseyo…” sapa Lay dengan ramah sambil sedikit membungkuk. “eh? Annyeong… nu… gu?” tanya orang itu. “eum… Zhang Xi Ying imnida. Tapi bisa panggil aku Lay. Bangapshimnida…… ajushi?” ucap Lay sambil tersenyum ramah. “ajushi? Sejak kapan aku menikah dengan bibimu eoh?” ucap orang itu dengan nada tinggi.

“ne? tapi bibiku hanya satu dan sudah menikah.” Ucap Lay polos. “mwo!? Aish… anak ini tidak bisa di ajak bercanda.” Gumam seseorang yang Lay panggil ajushi itu. “aku masih muda kau tau. Sudah cepat masuk.” Lanjut orang itu lalu kembali masuk ke dalam kamar yang diikuti oleh Lay. “kau pasti orang Cina kan?” tanya orang itu sambil mengambil seputung roko. “n-ne…” jawab Lay sambil mengangguk kecil.

“ajushi tau dari mana?” tanya Lay.  “JANGAN PANGGIL AKU AJUSHI…” teriak orang itu. Lay hanya memasang wajah watadosnya. “aish… anak ini… tentu saja tau. Dari nama asli mu yang kau sebutkan tadi.” Ucap orang itu lagi.

“oh…” Lay hanya menanggapinya dengan ber-oh ria. Lay membuka jendela kamar itu dan menaruh ranselnya di lantai. “oiya, nama ku Lee Hyuk Jae. Panggil saja Eunhyuk hyung jangan ajushi.” Ucap orang itu memperkenalkan dirinya. Lay pun menoleh dari kegiatannya mari-pandangi-kota-dari-jendela. “tapi kau terlihat tua. Aku takut tidak sopan.” Ucap Lay dengan polosnya.

“anak ini…” Eunhyuk mulai menggeram. “panggil aku Eunhyuk hyung. ARRASEO!?” ucap Eunhyuk dengan teriak di kata “arraseo”. “eum… baiklah… Eunhyuk hyung.” ucap Lay sambil tersenyum . “bagus… dan kasur mu yang dekat jendela.” Ucap Eunhyuk lalu meminum segelas soju. Lay hanya menjawab dengan anggukan setelah melihat kasur yang Eunhyuk maksud.

“kau kesini untuk apa eum~?” tanya Eunhyuk setelah beberapa menit mereka di selimuti keheningan. “bekerja.” Jawab Lay singkat sambil terus melihat keluar jendela. “memang kau ingin bekerja dimana?” tanya Eunhyuk (lagi). “di sebuah pabrik.” Jawab Lay. Dan Eunhyuk hanya menganggukan kepalanya.




****

 


Keesokan harinya

Pagi yang cerah di kota Seoul. Sudah mulai banyak aktifitas yang dilakukan orang-orang di kota itu. Lay sudah sampai pada pabrik tempat sekarang ia bekerja. “eoh? Eunhyuk hyung?” ucap Lay saat bertemu dengan “room mate”-nya itu di tempat ia bekerja. 

“aigoo… kita bertemu lagi.” Ucap Eunhyuk. “hyung bekerja disini juga?” tanya Lay. “tentu saja! Kau pikir sedang apa aku disini.” Jawab Eunhyuk sambil mendengus kesal. Dan setelah mereka berbicara, mereka mulai mengerjakan pekerjaan mereka.




****




Tak terasa sudah hamper 1 bulan Lay bekerja di pabrik itu. “hyung aku pulang.” Ucap Lay sambil memasuki kamarnya dengan Eunhyuk. Lay langsung menghampiri kulkas. Memasukan beberapa belanjaannya ke dalam sana. “hyung aku akan pergi lagi malam ini. Ada yang memintaku untuk menjadi supir bayarannya.” Ucap Lay sambil menata isi kulkas.

“dari pada seperti itu mending kau ikut dengan ku ketempat gadis-gadis cantik.” Ucap Eunhyuk sambil memrapikan kemejanya. “lebih baik aku mencari uang hyung.” jawab Lay sambil berdiri dan melepas pakaiannya bermaksud untuk ganti baju. “kau ini… hidup itu juga perlu santai. Jangan hanya membuat dirimu sendiri lelah.” Ucap Eunhyuk sambil menaikan poninya dengan sisir.

arraseo hyung…” jawab Lay sambil mengambil jaket birunya. “aku pergi hyung.” ucap Lay dan keluar dari kamar. “aigoo~ dasar anak itu.” Ucap Eunhyuk sambil melihat kepergian Lay lalu kembali berkutat dengan poninya yang sukses menjadi jambul katulistiwa itu. *apadeh -_-v*




****




Di sebuah tempat makan

Lay sudah sampai di dalam tempat makan untuk orang-orang menengah keatas itu. Lay mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang menyewanya untuk menjadi supirnya. “jas abu-abu…” gumam Lay. Dan akhirnya Lay menemukan orang yang ia cari. Dengan senyum mengembang Lay menghampiri orang itu.

annyeonghaseyo.” Ucap Lay ramah sambil sedikit membungkuk setelah sampai di samping orang itu. “eum… ige… 2408” ucap orang itu sambil memberikan kunci mobilnya pada Lay. Lay hanya tersenyum lalu mengambil kunci itu. “saya tunggu di mobil.” Ucap Lay dan orang itu hany mengangguk sambil melanjutkan acara minumnya. Lay pun langsung pergi keluar.




****

 


Di dalam mobil

Hening. Itulah suasana di dalam mobil itu. Lay merasa tidak nyaman dengan suasana ini mulai membuka suara. “maaf, alamat anda dimana?” tanya Lay yang masih fokus ke jalanan malam kota Seoul yang masih cukup ramai menjelang tengah malam. Orang itu pun menyebutkan alamat apartemen-nya. Lay sesekali melihat orang itu dari kaca.

“ada apa dengannya?” batin Lay karena ia mulai risih dari tadi di pandangi oleh orang itu dengan intens. Lay pun berinisitif untuk menyalakan radio agar mencairkan suasana. “aish… kenapa dia melihat ku seperti itu? Apa dia gila?” batin Lay (lagi) karena sudah benar-benar risih.

Saat Lay menoleh dan bertemu pandang dengan orang itu beberapa detik. Lalu Lay kembali fokus pada kemudinya. Seseorang yang bergenre namja itu tersenyum penuh arti. “siapa nama mu?” tanya namja itu. Tapi Lay hanya tersenyum dan tidak menjawab.

Namja bertubuh tinggi berambut blonde dan blasteran itu mendengus sedikit kecewa. Namun ia tetap menatap Lay dengan intens. “menarik.” Batin namja itu.



****



Lay pun berjalan di belakang namja blasteran itu. Berjalan dengan santai menuju kamar namja itu. Saat sudah sampai di depan kamar. “ini bayaranmu.” Ucap namja itu dengan nada cool-nya. “gamsahamnida.” Ucap Lay ramah lalu mengambil beberapa lembar uang yang disodorkan padanya.

“saya pergi.” Ucap Lay sambil sedikit membungkuk. Merasa tak ada jawab Lay pun membalik badannya dan pergi. “chakkaman… siapa namamu?” ucap namja itu sedikit berteriak padahal Lay belum terlalu jauh darinya. Lay menghentikan langkahnya dan sedikit membalikan tubuhnya. “………” Lay hanya tersenyum lalu kembali melangkahkan kakinya.

Saat menuju lift, Lay berpapasan dengan seorang yeoja yang cukup cantik. Tapi Lay tidak memperdulikan hal itu. Ia tetap berjalan. Dan memasuki lift.



****



oppa…” sapa seorang yeoja kepada namja blasteran (yang tadi bersama dengan Lay). Namja itu menengokan kepalanya, ia hanya tersenyum tipis lalu kembali menekan beberapa tombol untuk password pintu apartemen-nya. Saat yeoja itu sudah sampai di samping namja itu. “oppa baru pulang?” tanya sang yeoja ramah.  

Namja itu tak menjawab dan langsung masuk ke apartemen-nya.
“yaaa… Kris oppa…” panggil yeoja itu pada namja yang ternyata bernama Kris itu. Sang yeoja ikut masuk ke dalam dan tak lupa menutup pintu apartemen. Kris melepas sepatu, kaos kaki, jas dan dasinya. Menaruhnya di sembarang tempat karena ia memang sudah benar-benar lelah. Kris berjalan menujung kasur king size-nya di ikuti yeoja itu.

Saat Kris duduk di pinggiran kasurnya, yeoja itu juga ikut duduk. Mereka terdiam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. “Jessica…” panggil Kris pada yeoja itu yang bernama Jessica. “ne oppa?” tanya Jessica sambil menatap Kris dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

Tanpa babibu Kris langsung mencium Jessica. Satu tangan Kris menekan tengkuk Jessica dan yang satunya mulai meremas lembut payudara kiri Jessica. “eumph…” Jessica mendesah tertahan karena Kris semakin memperdalam ciuman mereka.

Kris langsung mendorong tubuh mungil Jessica ke atas kasurnya dan menindih Jessica. Jessica mengalungkan tangannya pada leher Kris dan Kris semakin kuat meremas payudara Jessica dari luar dress pendeng yang dikenakannya.




*skip skip skip--- NC-nya untuk KRAY saja ya hahaha ^^b*




Lay berjalan ke dalam kantor dari pabrik tempat ia bekerja. Lay menghampiri seorang namja paruh baya. “maaf, apa Mr. Lim memanggil saya?” tanya Lay dengan nada sopa sambil sedikit membungkuk. “ah.. ya, kau Zhang Yi Xing?” tanya namja paruh baya sambil tersenyum.

“ne, ada apa?” tanya Lay to the point. “begini… ini.” Mr. Lim menyerahkan sebuah amlop pada Lay. Lay menerimanya dengan penuh tanda tanya. “itu pesangon mu… kau di berhentikan bekerja disini.” Ucap Mr. Lim. “ne!?” tanya Lay benar-benar terkejut. Ia merasa, ia tidak melakukan kesalahan dan kinerjanya cukup bagus.

“ini perintah dari direktur utama sekaligus pemilik pabrik ini. Kau tidak sendiri ada beberapa pegawai yang di pecat juga. Aku benar-benar minta maaf.” Ucap Mr. Lim lalu pergi dari hadapan Lay.

“kenapa?” tanya Lay lirih sambil menatap amlop itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “WAE!? JELASKAN PADAKU APA ALASANNYA?” tanya Lay berteriak yang membuat semua pekerja disana melihat ke arah Lay. Eunhyuk yang ada disana langsung menghampiri Lay. “hei sudah ayo kita pergi!” ucap Eunhyuk sambil menarik Lay keluar dari kantor itu. Lay yang bingung akhirnya mengikuti Eunhyuk.



Di Pabrik



“sudahlah… aku akan membantumu mencari pekerjaan lain.” Ucap Eunhyuk sambil terus berjalan di belakang Lay. Lay hanya diam terlihat matanya penuh amarah. Ada beberapa orang berjas berjalan lawan arah. Lay mendongakan kepalanya, ia terkejut melihat seorang namja bertubuh tinggi dan berambut belonde berjalan melewatinya dan Eunhyuk.

“selamat pagi Mr. Wu.” Sapa Eunhyuk ramah sambil membungkukkan badannya. Yang disapa hanya tersenyum sekilas. Eunhyuk pun kembali berjalan menghapiri Lay yang terdiam. 

“$%#%@$^&%*&^(&^...” Eunhyuk terus mengumpat kata-kata kotor. Dia benar-benar tidak suka dengan Direktur utama sekaligus pemilik pabrik itu.

Lay menatap namja itu dengan penuh amarah. Yang sedari tadi di pandangi pun akhirnya melihat ke arah Lay. Pandang mereka bertemu. Terlihat namja itu terkejut karena ia bertemu dengan Lay lagi.

Lay berjalan menghampiri namja yang kita ketahui adalah Kris. “terima kasih.” Ucap Lay dingin sambil tersenyum sinis. Lalu pergi dari hadapan Kris yang memasang wajah bingungnya. “jangan-jangan…” batin Kris.






TBC^^