THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 02 Februari 2012

[FanFiction] Heart For 2 Part 7



Heart For 2 (Twins)” [Part 7 of ?]



Author: Berty Khairun Nafisah >> ELF_TEUK96 >> teukseob@yahoo.com


Main Cast:
Jo Kwangmin (Boyfriend)
Jo Youngmin (Boyfriend)
Kim Hyun Ah (OC)




Support Cast:
Jo Jeongmin (Boyfriend)
Lee Hyunhee (OC = Author’s Friend)
Lee Hyunseong (Boyfriend)
Kim Hyeri (OC = Author’s Friend)
Kim Donghyun (Boyfriend)
Kim Heerissica (OC = Author’s Friend)
No Minwoo (Boyfriend)
Kim Hyoo Eun (OC = Author’s Friend)
Han Jiyoo (OC = Author’s Friend)



Other Cast:

*hayoo siapa?* cari sendiri deh ya ^^v


Length:

Part 7 of ? (3.834 Words)


Genre:

*temukan sendiri ;)*


Rating:

PG-15 *I think hehe XD*



p.s: maaf kalau part ini tidak begitu rame #authorsembunyidiketekjotwins. Author lagi bingung + gaje hehe mianhae #bowing180derajat. Mungkin disini baru keluar cast yang bernama Jiyoo, setelah berpart-part hanya terteranamanya saja. Tapi baru sedikit. Yang banyaknya di part 8 sampai end. Ok gak usah pake ba bi bu langsung baca aja ya…



Happy Reading!!! Ppyong~ *o^



@Hospital



Author POV


Jo Twins, Jeongmin, Hyunhee, Donghyun, Herissica, Minwoo, dan Hyoo Eun sedang menunggu di ruang tunggu Ruang Gawat Darurat di sebuah RS. Terlihat wajah Kwangmin dan Youngmin sangat gelisah dan khawatir.

Kwangmin duduk di kursi panjang sambil menggenggamkan kedua tangannya menjadi satu. Dan digunakan untuk menopang kepalanya yang sedang tertunduk lesu. Youngmin hanya berdiri di dekat jendela menatap keluar dan dengan pose yang sama dengan Kwangmin.


Sudah kurang lebih 1jam 15menit Hyun Ah di dalam ruangan yang didominasi warna putih itu. Bahkan tulisan Ruangan IGD dengan lampu merah yang menandakan bahwa pasien yang di tangani masih dalam keadaan gawat belum juga di matikan.

Semua khawatir. Sedari tadi Heerissica hanya mampu menangis di pelukan Donghyun. Hyoo Eun hanya memeluk lengan Minwoo erat. Hyunie menggenggam tangan Jeongmin erat sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jeongmin.


Di kursi yang sama dengan Kwangmin. ‘Oppa? Apakah Hyun Ah eonni baik-baik saja di dalam sana?’ Tanya Heerissica dengan suara parau pada Donghyun. ‘eum? Tentu saja chagi.. kau tau bukan bahwa kakak mu itu seorang gadis yang kuat. Dia pasti mampu bertahan. Sabarlah, terus berikan doa untuknya. Arra?’ jawab Donghyun lembut sambil membelai halus kepala Herissica.


Di kursi seberang Kwangmin dan DongRiss. ‘seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi padanya. Sekarang, dia seperti ini karena ulah ku.’ Ucap Hyoo Eun yang tak terasa meneteskan air matanya. Minwoo pun menoleh kearahnya. Membalikkan tubuh Hyoo Eun agar mereka berhadapan. Dengan lembut Minwoo mengusap air mata Hyoo Eun yang mengalir indah di pipinya dengan ibu jarinya.


‘ssssttt jangan bicara begitu. Ini bukan salahmu. Memang tuhan sudah merencanakan ini. Berharaplah dari semua ini tuhan juga memberikan sesuatu yang baik di balik semua ini.’ Ucap Minwoo lembut berusaha menenangkan Hyoo Eun. Hyoo Eun menganggukan kepalanya paham. Dengan segera Minwoo merengguh tubuh Hyoo Eun dalam pelukannya.


Di kursi yang sama dengan HyooWoo. ‘kenapa ini semua menimpa gadis sebaik Hyun Ah? Di terlalu baik untuk menderita seperti ini.’ Ucap Hyunie lirih. ‘chagi… jangan berkata seperti itu. Semua ini bukan keinginannya. Lebih baik kau berdoa lagi agar dia cepat melewati masa keritisnya.’ Ucap Jeongmin sambil mencium pucuk kepala Hyunie kilas. Dan menaruh kepalanya disana. *tau kan posenya gmn? Hehe*


Tap tap tap…


Beberapa langkah cepat terdengar di lorong menuju arah Ruang IGD. Semua mata tertuju kearah sumber suara. ‘dimana adikku?’ teriak seorang yeoja yang membahana di ruang tunggu IGD. ‘chagiya tenanglah.. ini RS bukan pasar.’ Ucap seorang namja berusaha menenangkan yeoja itu yang tak lain adalah kekasihnya.


‘Hyeri eonni…’ ucap Heerissica masih terdengar parau dan langsung berdiri diikuti dengan semua yang ada di ruangan itu. ‘dimana Hyun Ah? Bagaimana keadaannya?’ ucap Hyeri dengan nada tak sabaran.


Semua hanya menggeleng kecil. Bahkan Heerissica kembali menangis. ‘dokter yang menangani Hyun Ah eonni belum juga keluar, eonni. Hiks hiks..’ ucap Heerissica sambil berjalan kearah Hyeri dan memeluk kakak tertuanya itu. ‘jinjja?’ ucap Hyeri dan membalas pelukan Heerissica.


‘Oppa? Apa yang kau… lakukan disini?’ Tanya Hyunie pada namjachingunya Hyeri. Hyeri melepas pelukkannya pada Heerissica dan langsung menatap Hyunseong tajam dengan artian ‘siapa dia?’. ‘eoh?’ Hyunseong tersentak karena tatapan Hyeri.


Seakan tau pertanyaan Hyeri dengan sigap Hyunseong menjawab. ‘dia adik perempuan ku hehe…’ jawab Hyunseong dengan tertawa sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.


‘jinjja?’ Tanya Hyeri, Heerissica, Donghyun dan Hyoo Eun serempak. Saking melengkingnya suara mereka, Hyunseong sampai menutup satu telinganya. ‘aish.. bukankah aku sudah cerita kalau aku punya adik perempuan.’ Jelas Hyunseong.


‘iya, yeobo. Tapi kau tidak kasih lihat aku bagaimana rupa adikmu itu?’ ucap Hyeri. ‘ne ne ne… yang penting sudah lihatkan sekarang?’ ucap Hyunseong sambil mencubit pipi Hyeri gemas.


‘tak ku sangka kau adiknya Hyunseong Hyung, Hyunie-ssi.’ Ucap Donghyun sambil memandang Hyunie. ‘beda jauh…’ gumam Hyoo Eun. Hyunie melirik kearah Hyoo Eun. ‘apanya yang beda jauh, eoh?’ Tanya Hyunie pada Hyoo Eun. ‘mwo? Haha sikapmu itu tau. Hyunseong oppa, baik dan pendiam. Sedangkan kau?’ jawab Hyoo Eun dengan nada mengejek.


‘ish jinjja. Kau ingin di hajar, eoh?’ Tanya Hyunie menantang Hyoo Eun. ‘siapa takut?’ jawab Hyoo Eun lantang. Siap melancarkan serangan masing-masing, tapi ada yang menghentikan mereka.


‘chagiya hentikan!’ ucap Jeongmin dan Minwoo berbarengan sambil memegang yeojachingu masing-masing. Semua orang memandang kearah HyooWoo. ‘eoh?’ Minwoo terkejut. ‘kalian sudah pacaran?’ Tanya Hyunie pada mereka berdua. ‘bukan urusanmu.’ Jawab Hyoo Eun sambil membuang mukanya dari hadapan Hyunie. ‘ish…’ decak Hyunie.


‘beraninya kau menyembunyikan ini dari ku, Kim Hyoo Eun.’ Ucap Donghyun sambil melipat kedua tangannya di dada. ‘mwo? Hehe mianhae Oppa. Kami baru saja ko jadiannya.’ Jawab Hyoo Eun. ‘hahaha ketahuan deh… PJ (Pajak Jadian) yaaa…’ ucap Donghyun sambil tertawa karena berhasil membongkar hubungan adiknya itu. Tak lama suasana hening kembali.


Tap tap tap…


Kembali terdengar langkah kaki di lorong itu. Semua menengok kearah sumber suara. Terlihat Mr & Mrs Kim berjalan bersebelahan dengan wajah yang sangat khawatir.

‘eomma appa..’ ucap Hyeri dan Heerissica berbarengan. ‘Hyeri, Heerissica. Bagaimana keadaan Hyun Ah?’ ucap Jessica saat sudah sampai di dekat Hyeri dan Heerissica dan memeluk kedua yeoja itu bergantian.


Mereka hanya menggeleng tidak sanggup berkata-kata. ‘eomma aku takut terjadi sesuatu pada Hyun Ah eonni. Hiks..’ ucap Heerissica yang kembali memeluk Jessica sambil terisak.


‘sstt.. jangan berbicara seperti itu. Tenanglah, semua pasti akan baik-baik saja. Arra?’ Ucap Jessica lembut sambil mengusap kepala Heerissica dengan lembut. ‘Ne… hiks hiks..’ ucap Heerissica disertai dengan anggukkan.


‘Heechul ajushi.’ Ucap Donghyun sambil membungkuk di ikuti oleh Jo bersaudara. ‘Donghyun-ssi. Kau harus menjelaskan semua ini pada ku.’ Ucap Heechul dengan nada serius. Dan mereka berbicara empat mata jauh dari yang lain.


****


‘begitukah? Mana namja yang kau sebut itu?’ Tanya Heechul. Donghyun menatap kearah Jo Twins yang sekarang duduk bersebelahan. ‘mereka? Namja kembar itu? Kkk.. bisa begini ternyata.’ Ucap Heechul sambil terkekeh dan membuat ekspresi Donghyun berubah menjadi bingung sekarang.


‘baiklah. Lebih baik sekarang kau ajak yang lain untuk makan di kanti RS. Aku yakin kalian tidak memakan apa pun selama 1jam lebih disini.’ Ucap Heechul yang mulai netral.


Dan dengan segera Donghyun mengajak yang lain untuk ikut dengannya ke kantin RS. Kecuali Kwangmin. Dia hanya diam dan memilih tetap berada di tempatnya sekarang. Youngmin? Dia di bujuk oleh Jeongmin dengan segala jurus mautnya, ya yang hanya mempan kepada Youngmin. Itu juga sekaligus memisahkan si kembar untuk beberapa saat. Agar mereka bisa berpikir lebih tenang satu sama lain.


Tak terasa sudah 2jam berlalu. Tapi dokter yang menangani Hyun Ah masih belum keluar. Sekarang hanya tinggal Heechul dan Kwangmin di ruang tunggu. Mereka duduk bersebelahan. Hening. Itulah suasana yang terjadi saat itu.


Tapi Heechul akhirnya membuka suara. ‘kau Kwangmin?’ Tanya Heechul. Dan sontak membuat Kwangmin menengok kearah Heechul yang duduk disebelah kanannya. ‘Ne ajushi.’ Jawab Kwangmin.


Heechul kembali menatap jendela di seberangnya, menatap langit yang dapat terlihat dari jendela itu sambil berkata. ‘apakah kau sungguh-sungguh mencintai anak perempuanku itu?’ Tanya Heechul tanpa mengalihkan pandangannya.


Kwangmin sedikit terkejut dan membulatkan matanya sambil menatap Heechul. ‘Ne?’ Tanya Kwangmin yang ingin memastikan perkataan Heechul padanya. ‘eum…’ gumam Heechul sambil mengalihkan pandangannya pada Kwangmin.


‘aku Tanya, apakah kau sungguh-sungguh mencintai anak perempuanku itu?’ Tanya Heechul kembali. Sekarang Kwangmin dan Heechul bertatapan dengan pandang serius. ‘Ne Ajushi. Aku sungguh mencintainya.’ Jawab Kwangmin dengan seleruh kepastiannya. Dan Heechul hanya mengulas senyum di bibirnya kearah Kwangmin sambil mengangguk kecil.


Tak lama setelah perbincangan singkat Heechul dan Kwangmin. Lampu merah yang sedari tadi menyala telah di matikan. Jegrek! Kenop pintu ruang IGD terbuka. Membuat dua namja yang sedang menunggu di situ berdiri. Keluarlah sesosok namja tinggi dengan badan yang atletis di balut dengan pakaian khas dokter dengan masker yang menutupi mulut dan hidungnya.


Berjalan menuju arah Heechul dan Kwangmin. ‘apakah kalian keluarga dari pasien bernama Hyun Ah?’ Tanya sang dokter sambil melepas masker dari wajahnya. ‘iya. Saya ayahnya. Kim Heechul imnida.’ Jawab Heechul. ‘begitukah. Saya Yoon Dujun, dokter yang menangani anak anda. Bisakah saya hanya bicara berdua dengan anda. Mungkin lebih baik di ruangan saya saja.’ Ucap sang dokter yang bernama Dujun itu.

‘Baiklah.’ Jawab Heechul. ‘dokter? Bolehkah, saya melihat keadaan Hyun Ah?’ Tanya Kwangmin pada Dujun. ‘eoh? Silahkan, tapi jangan terlalu lama karena dia akan segera dipindahkan ke ruang ICU.’ Ucap Dujun. Dan Kwangmin mengangguk mengerti.


‘Mari ke ruangan saya Mr. Kim’ ajak Dujun pada Heechul. Dan mereka segera berjalan menuju ruangan Dujun. Sedangkan Kwangmin dengan cepat masuk kedalam ruang IGD.

Kwangmin menghentikan langkahnya tepat diamping ranjang yang Hyun Ah gunakan. Kwangmin menatap sendu kearah Hyun Ah yang masih tak sadarkan diri dengan infuse dan alat bantu pernafasan dan pendeteksi detak jantung yang melekat ditubuhnya. ‘separah inikah?’ gumam Kwangmin dengan air mata yang mulai tergenang di mata indahnya.


Di genggamnya tangan kiri Hyun Ah yang tidak lekatkan alat apa pun. Sambil duduk di pinggiran ranjang sebelah kiri Hyun Ah. ‘Mianhae. Jeongmal Mianhae. Aku sungguh tak ada maksud membuatmu sampai seperti ini. Ini semua salah ku. Andai saja aku tidak memancing emosi Youngmin Hyung, pasti tidak akan begini.’ Ucap Kwangmin sambil meneteskan air matanya yang sudah tidak dapat di bendung lagi.


Kwangmin mengusap tangan Hyun Ah lembut. Lalu mencium kening Hyun Ah yang terbalut perban putih. ‘saranghae.’ Ucap Kwangmin lirih sambil melepaskan ciumannya. Tiba-tiba rombongan yang sedari tadi pergi beristirahat di kanti RS, sudah kembali. Dan memasuki ruang IGD, dengan cepat Kwangmin berdiri.


‘Hyun Ah…’ ucap Mrs Kim sambil meraih tangan Hyun Ah. Dan menggantikan posisi Kwangmin tadi. Semua melihat Hyun Ah dengan sendu. ‘lebih baik kita keluar dan menunggu di ruang tunggu. Biarkan keluarga Hyun Ah yang di dalam sini.’ Ucap Donghyun mengajak Jo bersaudara dan Hyunseong keluar dari ruangan itu.



@Ruangan Dokter Yoon



‘maaf sebelumnya Mr. Kim. Aku memang harus mengatakan ini padamu. Kemungkinan anak ada, Hyun Ah. Akan koma.’ Ucap Dujun. Deg! Rasanya jantung Heechul akan berhenti berdetak. Nafasnya mulai sesak.


‘Mr. Kim? Apa kau baik-baik saja? Apa perlu ku panggilkan suster untuk memeriksa keadaanmu?’ ucap Dujun sambil sedikit menggoncang tubuh Heechul. ‘eoh? Aniya. Gwaenchana. Lanjutkan Dok.’ Ucap Heechul yang mulai mengembalikan kesadarannya.

‘oh baiklah. Menurut diaknosis kami. Dia memang bisa sadar, tapi…’ Dujun menggantungkan kalimatnya. Heechul menatap Dujun lekat, menunggu apa yang akan selanjutnya yang di katan oleh Dujun.


‘tapi… mungkin dia akan lupa ingatan. Karena, benturan keras dikepalanya cukup berat. Bukan hanya mendapatkan 13 jahitan dan banyak mengeluarkan darah. Tapi ada beberapa sarafnya yang terganggu. Khususnya bagian ingatan. Kita berharap saja, bahwa tuhan sangat menyayangi Hyun Ah. Tapi aku sungguh kagum pada anak mu, dia mampu bertahan.’ Jelas Dujun panjang lebar.


Heechul berusaha menenangkan dirinya sendiri. Dia benar-benar terpukul dengan penjelasan yang di berikan Dujun padanya. Heechul menyandarkan tubuhnya pada bagian belakan kursi. Mengelap wajahnya dengan satu tangan. Menghembuskan nafas berat. Sungguh dia bingung harus bagaimana sekarang.


‘Aku mengerti Dokter Yoon. Terima kasih atas penjelasanmu. Dan atas usahamu menyelamatkan anak ku.’ Ucap Heechul sambil berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Dujun. ‘Ye, sama-sama Mr. Kim. Aku tau ini akan berat untuk mu. Tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin.’ Ucap Dujun sambil menjabat tangan Heechul. Tak lama Heechul pun keluar dari ruangan Dujun dengan wajah lesu.



@Ruang IGD



Heechul berjalan sedikit gontai kearah ruang IGD. Mungkin dia merasa sinarnya sedikit meredup. Karena salah satu bintangnya sedang terbaring tak sadarkan diri sekarang.

Sampai di ruang tunggu IGD. Heechul langsung terduduk di kursi panjang yang sudah ada penghuninya itu. Sontak membuat Jo bersaudar, Donghyun, dan Hyunseong terkejut. Mereka tambah terkejut lagi melihat wajah Heechul yang super suram saat ini.

‘oh? Eum? A-ajushi? Waeyo?’ Tanya Donghyun agak gagap. Jeng~ Heechul menengok kearah Donghyun dengan mata yang di sipitkan. Suram. Itulah hawa Heechul saat ini.

Para namja yang lebih muda dari Heechul itu meneguk saliva mereka sendiri dengan wajah yang sangat tegang. ‘huhf~’ Heechul menghembuskan nafasnya berat. Dan kembali menatap tembok dihadapannya.


‘gwae-gwaenchanayo Ajushi?’ Tanya Hyunseong yang gagap juga. ‘hheh..’ dehem Heechul sambil menyunggingkan setengah senyumnya. Mereka pun langsung menatap Heechul menunggu namja yang lebih tua dari mereka ini mengatakan tentang keadaan Hyun Ah.


‘lebih baik di dalam ruangan saja. Ayo kita masuk kedalam.’ Ajak Heechul. Mereka semua menganggukkan ajakan Heechul. Mereka berenam pun berjalan masuk ke dalam ruang IGD, tempat dimana Hyun Ah sementara dirawat.


Jegrek!


Kenop pintu ruang IGD di buka. Heechul masuk terlebih dahulu dan diikuti oleh yang lain. Para yeoja di dalam ruangan itu menengok kearah pintu. ‘yeobo.. bagaimana keadaan Hyun Ah? Dia baik-baik sajakan?’ Tanya Jessica pada Heechul dengan nada cemas.


Awalnya Heechul terdiam sambil berjalan menuju ranjang Hyun Ah. Tepat di sebelah ranjang Hyun Ah, Heechul menghentikan langkahya. Melihat salah satu anak gadisnya sedang terbaring dengan wajah pucat dengan beberapa alat medis yang melekat di tubuhnya. Di sentuhnya pipi Hyun Ah dengan lembut. Dingin. Itulah yang dirasakan Heechul saat menyentuh pipi Hyun Ah.


Mengangkat tangannya lagi dan menaruh kedua tangannya di dalam kantong celana kerjanya. ‘aku mohon kalian yang mendengar tentang kondisi Hyun Ah. Tidak boleh ikut terpuruk. Kita harus menjaga dan merawat Hyun Ah sampai dia sadar.’ Ucap Heechul sambil tersenyum tipis kearah Hyun Ah.


‘maksudmu apa yeobo?’ Tanya Jessica yang air matanya mulai tergenang di matanya itu. ‘hhmm.. dia… dia koma.’ Ucap Heechul sambil mengarahkan tatapannya pada Jessica. ‘mwo?’ ucap Jessica sangat shock dan dia mulai menangis. Terisak tertahan karena membungkam mulutnya sendiri dengan kedua tangannya. Badannya lemas, hampir terjatuh tapi dengan sigap Hyeri yang berada disampingnya memegang tubuh Jessica dengan erat.


Semua orang yang berada dalam ruangan itu terkejut tanpa suara. Donghyun dengan cepat menghampiri Heerissica dan merengguh tubuh Heerissica dalam pelukannya, ia yakin kalau yeojachingunya ini pasti akan menangis. ‘gwaenchana.. gwaenchana..’ ucap Donghyun sambil membelai kepala Heerissica. Dan benar saja Heerissica menangis lagi.

Hyunseong berjalan kearah Hyeri. Karena Hyeri sedang memeluk eomma-nya yang sedang menangis. Hyunseong hanya memegang pundak kanan Hyeri. Mereka saling bertatapan sesaat dan tatapan Hyunseong mengartikan ‘kau harus sabar chagi.’ Dan tatap Hyeri mengartikan ‘ne arraso.’ Keduanya saling melempar senyum tipis dan kembali menatap Hyun Ah.


Jeongmin kembali memeluk Hyunie. Mengelus kepalanya lembut. Sama seperti Donghyun. Dia tau kalau yeojachingunya ini juga terpukul mendengar kondisi Hyun Ah. Minwoo hanya merangkul Hyoo Eun. Karena Minwoo tau Hyoo Eun gadis yang kuat. Walaupun ia juga mengeluarkan air mata tapi dia berusaha tidak terisak.


Heechul melanjutkan kata-katanya. ‘penjelasan dari Dokter Yoon yang menangani Hyun Ah. Kalau Hyun Ah mendapatkan 13 jahitan, mengeluarkan banyak darah, dan beberapa sarahnya terganggu terutama saraf ingatannya. Jadi, jika dia sadar mungkin dia akan terkena amnesia.’ Jelas Heechul.


Semua tambah terkejut. Dan hanya dapat pesrah sekarang. Seperti yang dikatakan Heechul sebelum memberikan penjelasan lebih lanjut. Kalau mereka tidak boleh terpuruk. Heechul menepuk pundak Jo Twins (Kwangmin kanan & Youngmin kiri). ‘lebih baik kalian semua pulang. Biarkan aku dan Jessica Ajuma yang menjaga Hyun Ah hari ini. Akan ku kabari kalian jika Hyun Ah di pindahkan ruangannya.’ Jelas Heechul lalu berjalan menuju Jessica dan merangkulnya.


‘tapi Ajushi..’ ucap Jo Twins berbarengan. ‘tidak ada tapi. Cukup Hyun Ah yang jatuh sakit. Jangan sampai kalian ikut-ikutan. Kalian semua besok harus sekolah. Arra?’ ucap Heechul kepada semuanya. Semua hanya mengangguk. Jo Twins pun dengan terpaksa ikut menggangguk. Mereka pun keluar dari ruang IGD. Menuju keluar RS.


‘Chagiya. Kau ikut dengan mobil Jo bersaudara saja ya? Rumah kalian kan bersebelahan.’ Ucap Hyunseong lembut pada Hyeri. ‘tapi kan? Aku..’ ucap Hyeri terputus saat Hyunseong mencium bibirnya kilas lalu tersenyum dan masuk ke dalam mobilnya. Hyeri pun akhirnya menurut. ‘kau juga chagi..’ ucap Donghyun pada Heerissica sambil mengelus kepalanya lembut. ‘arraso..’ ucap Heerissica sambil tertunduk lesu dan mempoutkan bibirnya dengan gemas. ‘haha kau lucu sekali.’ Ucap Donghyun sambil mencubit pipi Heerissica dengan gemas.


‘Oh ya.. Minwoo-ssi kau biar pulang dengan ku saja.’ Ajak Donghyun pada Minwoo dengan di berikan anggukkan oleh Minwoo. ‘semua aku duluan ya…’ teriak Hyunseong yang sudah di dalam mobilnya bersama Hyunie sambil menggas mobilnya dan pergi meninggalkan RS. Tak lama di susul Donghyun, Hyoo Eun, dan Minwoo menyusul Hyunseong dan Hyunie. Dan mobil Jo bersaudara *lbh tepatnya mobil Jeongmin* juga melesat pergi meninggalkan RS.


Author POV end-



****



-Keesokan harinya-



@School



Kwangmin POV


Hari ini aku dan yang lain bersekolah seperti biasa, kecuali Hyun Ah. Bagaimana keadaannya semalam? Sejak pulang dari RS aku selalu memikirkannya. Bahkan aku hanya dapat tertidur selama 3 jam. Pikiranku terlalu sibuk memikirkannya.

Suasana kelas tidak terlalu berubah. Mungkin hanya aku, Youngmin Hyung, dan Hyunie yang terlihat lesu. Sekarang pelajaran sudah dimulai. Tapi otak ku terlalu lelah untuk menerima pelajaran. Jadi aku hanya memperhatikan Chun Yang Seonsaengnim dengan malas.


Bagaimana tidak? Pagi-pagi begini sudah di dongengi pelajaran Bahasa yang sungguh sangat tidak menarik -_- . aku pun sedikit menengok kearah saudara kembar ku. Ya! sama saja ternyata, bahkan dia lebih parah. Tertidur di jam pagi seperti ini. Eum mungkin tadi malam dia juga kurang tidur. Semenjak kejadian itu aku dan Youngmin Hyung jadi jarang berbicara.


Sret!


Pintu kelas kami di geser. ‘eoh? Kau? Apakah murid baru dari Australia itu?’ Tanya Chun Yang Seonsaengnim yang juga agak terkejut dengan kedatangan seseorang ke kelas kami. ‘Ne. Han Jiyoo imnida.’ Ucap seseorang itu yang masih di luar kelas. Yang dapat ku pastikan dia itu yeoja


‘silahkan masuk.’ Ucap Chun Yang Seonsaengnim. ‘Ne…’ jawab yeoja itu lalu masuk ke dalam kelas kami. Mwo? Yeoja itu, sungguh tak terasa asing di mata ku. Aku hanya mengeryitkan alis ku bingung. Youngmin Hyung yang tadi tidur sekarang terbangun mendengar pintu yang di buka barusan.


Dia juga ikut menatap kearah depan kelas. ‘kau…?’ ucap Youngmin Hyung sambil menggosok-gosok pelan matanya. Aku menoleh mantap kearahnya. Youngmin Hyung juga melihat kearah ku. Dan mulai menatap tajam Jiyoo yang berdiri di depan kelas.

‘bisa kau perkenalkan lagi siapa nama mu?’ ucap Chun Yang Seonsaengnim yang berdiri tepat di sebelah yeoja yang bernama Jiyoo itu. ‘Ne. Annyeonghaseyo Chingudeul, Han Jiyoo imnida.’ Ucap Jiyoo sambil membungkukkan badannya lalu tersenyum.


Chun Yang Seonsaengnim lalu menyuruhnya duduk di bangku kosong. Dia berjalan kearah kami. Dan memilih tempat duduk kosong tepat di sebelah meja aku dan Youngmin Hyung. Dia? Apa yang dia lakukan disini. Youngmin Hyung yang sebenarnya menyadari itu hanya berpura-pura fokus pada buku pelajarannya. Hhhmm kalau yeoja ini aku tidak ingin menceritakannya. Lebih baik ku serahkan pada Hyung ku saja OK.


Kwangmin POV end-



Youngmin POV


Ish kenapa harus bertemu dengan yeoja itu lagi?. ‘ahh ije ottoke?’ gerutu ku dalam hati. Tapi sekarang aku hanya berusaha fokus pada buku pelajaran ku. Padahal satu pun tidak ada yang masuk ke otak ku. Jeongmal, kenapa aku jadi gelisah begini. Sesekali aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Aku merasa Kwangmin sedang menatapku. Dia pasti tau apa yang aku rasakan sekarang.


‘H-Hyung? Gwaenchana?’ Tanya Kwangmin pada ku. Pasrah. Aku menengok kearahnya. ‘eum…’ gumam ku singkat. Tapi tak sengaja mata ku menangkap sosok yang ah memang dia cantik tapi seperti yang di katakana oleh Jin Ki Seonsaengnim yaitu guru biologi kami. ‘some beautiful is poison.’ Begitu ucapnya saat kami meneliti tentang jamur. Ya! Menurutku kata-kata itu sangat cocok untuk yeoja yang bernama Jiyoo itu.


‘Annyeong..’ ucapnya ramah pada ku sambil melambai kecil. Aku membulatkan mata
ku. Dan menyunggingkan senyum kecut padanya. Dan ganti Kwangmin yang melihat Jiyoo. Tapi dengan cepat dan bersamaan kami langsung membuang wajah kami. Dan pura-pura memperhatikan Chun Yang Seonsaengnim yang ada di depan.


Sekarang ku rasa dia tidak menatap aku dan Kwangmin lagi. ‘huhf~’ ku hembuskan nafasku kecil. Kalian ingin tau kenapa aku bersikap begini pada yeoja itu? Jeongmal ingin tau? Nanti saja ya. Aku belajar dulu OK.

*author ngakak XD*



****



Jam istirahat sudah tiba. Kebetulan sekali eomma dan appa ku sudah kembali lagi Amerika sejak beberapa hari yang lalu. Jadi hari ini kami di buatkan bekal oleh eomma. Ya! Kedua orang tua kami memang seorang pengusaha yang sukses sekaligus sibuk. Aku perkenalkan nama orang tua ku. Appa ku bernama Jo Kwon dan eomma ku bernama GaIn.


Hari ini aku lebih memilih istirahat di dalam kelas. Walaupun suasana aku dan Kwangmin memang sedang kurang baik. Tapi kalau sudah soal perut kami tidak mempermasalahkan itu. Kwangmin membuka kotak bekalnya dan membukakan kotak bekal ku lalu memberikannya pada ku. Kami bersiap makan, tak lupa baca doa dulu. Selesai. Kami siap menerkam bekal kami. ‘selamat makan…’ ucap kami berbarengan.


‘Youngmin, Kwangmin. Aku ikut makan bareng kalian ya?’ ucap seorang yeoja yang sontak menghentikan kegiatan kami menyuap makanan ke dalam mulut. Kami melihat kesumber suara. Mwo? Ku pikir yeoja ini sudah keluar untuk istirahat. Dia dengan cepat mengambil kursinya. Menariknya ke dekat meja kami.


‘eum.. terserah pada mu.’ Ucap Kwangmin tanpa menatap Jiyoo. ‘apah?’ ucapku dalam hati sambil menatapnya terkejut. Bro kenapa kau memperbolehkannya?. Argh! Ya sudahlah terserah.


‘Kwangmin-ie… bagaimana kabar mu sekarang?’ Tanya Jiyoo pada Kwangmin. Cih! Malah Kwangmin yang di Tanya, seharusnya kau bertanya pada ku. Kwangmin masih mengunyah makanannya, menelan dengan perlahan lalu menjawab. ‘kenapa bertanya pada ku? Seharusnya kau bertanya pada Hyung ku.’ Ucap Kwangmin santai lalu menyuap telur gulung ke dalam mulutnya.


‘hok.. hok..’ aku tersedak mendengar ucapan Kwangmin. Dengan cepat langsung ku minum air dalam botol yang ku bawa dari rumah. ‘aaahhh.. hok..’ ucap ku sedikit lega tapi masih ada sisa-sisa tersedaknya. ‘oh? Arraso. Tapi lagi pula buat apa aku bertanya padanya. Dia saja tidak perduli pada ku.’ ucap Jiyoo dengan nada yang menyebalkan sambil menyuap makanannya.


‘MWORAGO?’ ucapku berdiri sambil memukul meja dengan kedua tangan ku. ‘cukup aku muak dengan mu Han Jiyoo. To the point saja. Kenapa kau kembali ke Korea, eoh?’ bentak ku kasar padanya. Dia hanya memberikan tatapan innocent-nya padaku. Aish! Aku benci melihat itu. Tanpa membereskan kotak bekal ku, aku pergi keluar kelas. Entahlah aku mau kemana.


Youngmin POV end-



Author POV


‘Young…’ ucap Jiyoo tertahan saat ingin mengejar Youngmin. Karena Kwangmin menahan Jiyoo. ‘hentikan Han Jiyoo. Biarkan Youngmin Hyung pergi untuk menenangkan dirinya.’ Ucap Kwangmin sambil menatap Jiyoo lekat. Jiyoo mengurungkan niatnya untuk mengejar Youngmin.


Jiyoo membereskan bekalnya. Menarik kembali kursinya. Lalu duduk dan menelungkupkan wajahnya di atas meja dan di tutupi kedua tangannya. Entah mungkin menangis atau hanya untuk menenangkan dirinya. Kwangmin hanya menghembuskan nafas kecil. Kali ini memang bukan urusannya. Dia hanya akan ikut berbicara di saat masalah mereka benar-benar memuncak.


Bel! Tanda pelajaran selanjutnya akan segera dimulai. Tapi Youngmin juga belum kembali ke kelas. Akhirnya, Kwangmin mengetik pesan singkat pada Youngmin.


To Youngmin Hyung : ‘Hyung, eodiseoyo? Pelajaran akan segera di mulai. Selesaikan masalahnya setelah pulang sekolah saja. Lebih baik kau cepat kembali.’

Tapi selama beberapa menit pelajaran di mulai belum juga ada balasan dari Youngmin.



_TBC



p.s : Don’f forget to leave your comment for this FF, ne? koment kalian perlu untuk mengasah lagi kemampuan dari Author untuk menulis FF. Jangan jadi SR ya :) Gamsahamnida… #bowingbarengJoTwins ppyong~ ^_^*

0 komentar: