THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 14 Juli 2013

[FanFiction] Woman in Love Part 2



“Woman in Love ? [Part 2 of ?]”



Author: Berty Khairun Nafisah >> @berty1004 >> teukseob@yahoo.com / elfxobeauty@rocketmail.com



Main Cast :
Kim Sunggyu (INFINITE)
Lee Howon / Hoya (INFINITE)
Jang Hye Sun (OC)
Jang Hye Min (OC)



Other Cast :
Member INFINITE
And OC (Original Character)



Length:
Part 2 (3.063 words)



Genre:
Straight , romance , family



Rating:
T (masih aman~ #eh)



p.s: Annyeong author super gaje ini balik dengan fanfic super gaje juga *ditabok readers*. Sudah lama sekali author tidak menulis fanfic, maklum sibuk sekolah *readers: kau bohong! | Au: ye ape lo kata dah -_-*. Oke karena author juga bingung mau ngebacot apalagi, kita langsung ke cerita aja hehe

Oiya, jangan lupakan OOC dan TYPO. OK! Don’t Be SR ya… Saranghae~ *cipokin readers*






Happy Reading~ Plok (?) *eh? salah Ppyong ^^v





Author POV


Tak terasa waktu belajar disekolah hari ini sudah selesai. Seorang yeoja dengan senyum merekahnya berjalan menuju lapangan basket indoor sekolahnya. Hye Min, yeoja itu bukan berniat untuk ikut latihan tapi berniat untuk menemani seseorang latihan.



Flashback on


“jadi… bolehkan eonni?” tanya Hye Min pada eonni-nya. “sudah beri tau Appa dan Eomma?” tanya Hye Sun yeoja yang dipanggil eonni oleh Hye Min. Hye Min dengan semangat menganggukkan kepalanya dengan lucu. Hye Sun yang melihat itu terkekeh kecil dan sedikit mengacak-acak rambut Hye Min.

“kalau begitu tak apa, jangan pulang malam ne? dan kau! Jaga adikku!” ucap Hye Sun sambil menunjuk wajah namja yang sedari tadi berdiri disamping Hye Min. Hye Min hanya menundukkan kepalanya, dia malu mungkin. “arra… arra…” jawab namja itu yang tak lain adalah Hoya.

Hye Sun hanya tersenyum jahil. “awas kalau kalian kencan!” ucap Hye Sun sedikit ketus padahal ia menahan tawanya. “eonni!!” ucap Hye Min sambil sedikit berteriak lalu menghentakan kakinya. 

“hahahaha!” Hye Sun tak dapat lagi menahan tawanya. Bagaimana tidak, Hye Sun melihat adiknya salah tingkah sekarang, Hye Min menggembungkan pipinya yang bersemu merah.

Hoya yang melihat tingkah kakak-adik itu hanya mengusap tengkuknya. “Hye~ aku ganti baju dulu ne. dan kau Sun, hati-hati dengan balasanku nanti. Haha” ucap Hoya yang di akhiri dengan tawa jahilnya. Hye Sun yang tau maksud Hoya hanya mempoutkan bibirnya.

“ish! Aku pulang ne. annyeong~” ucap Hye Sun lalu meninggalkan Hoya dan Hye Min di koridor sekolah yang mulai sepi itu. “eung~” Hye Min mengusap tengkuknya, beginilah kalau hanya tinggal berdua. Hye Min dan Hoya terkadang bisa jadi sangat canggung.

“ah! Oppa harus ganti baju dulu ne, kau duluan saja ke lapangan basketnya.” Ucap Hoya sambil tersenyum dan mengelus pucuk kepala Hye Min. “n-ne Oppa…” jawab Hye Min sedikit terbata. Setelah itu Hye Min dan Hoya berpisah. Hoya pergi menuju ruang ganti dan Hye Min menuju lapangan basket.


Flashback off



Hye Min sudah sampai di lapangan basket. Sudah mulai ramai ternyata. Terlihat sudah mulai banyak siswa yang melakukan pemanasan dan beberapa senior yang mulai bermain di lapangan.

Hye Min memilih duduk di pinggir lapangan, bangku yang biasa digunakkan pemain saat pertandingan. Beberapa yeoja yang seangkatan dengan Hye Min menyapanya yang dibalas senyum simpul dari yeoja berambut keriting gantung sepunggung itu.

Salah satu bola basket menggelinding ke arahnya, mengenai ujung sepatu sekolahnya. Hye Min mengambil bola itu lalu melihat sekitarnya mencari pemilik bola itu. Matanya berhenti mencari saat seorang namja tampan dengan badan tinggi dan berkulit putih yang berdiri di lapangan basket melambaikan tangannya ke arah Hye Min.

“sunbae, apa ini bolamu?” tanya Hye Min dengan suara agak keras sambil berdiri dari duduknya. “ne, tolong bawakan kesini.” Ucap namja itu lalu kembali memberi intruksi pada juniornya. Hye Min hanya tersenyum, sebenarnya dia malas memasuki area lapangan, karena itu membuat tangannya gatal untuk memasukan bola ke ring basket.

“sunbae, ini bolanya.” Ucap Hye Min saat sudah disamping namja tinggi itu. “ah ne, gomawo ne.” ucap namja tinggi itu sambil tersenyum pada Hye Min lalu mengambil bola yang ada di tangan Hye Min. Hye Min hanya tersenyum sambil sedikit membungkukkan badannya pada namja itu.

“lihat, itu kapten pengecut waktu itu bukan?” Hye Min tak sengaja mendengar perkataan seorang yeoja pada beberapa temannya. Hye Min mencari sumber suara, dan ia melihat siswi seangkatan dengannya sedang bergerumul dan sesekali berbisik sambil melihatnya. Hye Min hanya memasang wajah datarnya, ia paham apa yang dimaksud yeoja-yeoja itu, tapi ia memilih mengabaikannya.

Hye Min berjalan lagi menuju pinggir lapangan. “ya! Kau!” panggil salah satu yeoja dari gerumulan itu pada Hye Min dengan nada sedikit tinggi. Hye Min menghentikan langkahnya tepat selangkah lagi ia akan keluar dari lapangan.

“kau yeoja pengecut itu kan!?” ucap yeoja itu berteriak. Membuat kegiatan di lapangan indoor itu terhenti. Termasuk namja tinggi tadi, ia melihat ke arah sumber suara lalu melihat kemana arah sumber suara itu mengarah.

Hye Min yang mendengar itu hanya diam membeku. Dan saat itu juga Hoya mulai mau ke lapangan indoor itu. Tapi langkah Hoya langsung terhenti mendengar itu dan matanya langsung menatap ke Hye Min.

“ah! Ternyata benar eoh? Tak ku sangka bisa bertemu denganmu lagi disini.” Ucap yeoja itu dengan nada merendahkan. Hye Min mengepalkan tangan kanannya lalu menatap yeoja itu dengan tatapan dingin dan membunuh. “bisa tutup mulutmu?” tanya Hye Min dengan nada dingin. Tapi yeoja itu malah berdecak lalu tersenyum merendahkan.

“wae? Ini mulutku, apa hak mu eoh? Dasar ‘ayam’!!” ucap yeoja itu dengan nada hinaan dan kembali tersenyum merendahkan. “kau--”

GREP!

“ssstt… sudah, hentikan.” Ucapan Hye Min tadi langsung terhenti saat seorang namja memeluknya dengan erat dan menyalurkan kehangatan pada tubuhnya yang sedikit bergetar sebenarnya.




~*~*~*~




Hye Sun sedang berjalan di daerah taman kota. Hye Sun memilih untuk jalan-jalan dulu sebelum pulang, kebetulan Appa-nya masih sibuk jadi dia pulang sendiri, tapi dia sudah izin pada Eomma-nya.

Matanya tak henti melihat sekitar. Banyak anak-anak sedang bermain di taman itu, beberapa pedagang kaki lima di pinggir jalan dekat taman, ah, musim semi yang ramai sepertinya. Hye Sun memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman itu.

Di tangannya sudah ada segelas Latte hangat dan roti ukuran sedang dalam bungkusan. Ia duduk di salah satu bangku taman. Hye Sun tersenyum saat melihat anak-anak yang sedang bermain tak jauh di depannya. Ia menaruh roti tadi di pahanya dan mulai meminum Latte-nya dengan perlahan.

“ah… musim semi yang menyenangkan.” Ucapnya setelah meminum Latte-nya. Hye Sun lalu menaruh segelas Latte-nya di sampingnya. “eung?” kegiatan Hye Sun terhenti saat ia melihat sebuah ponsel di bangku itu.

“ah, apa orang-orang Seoul semakin kaya? Seenaknya meninggalkan ponsel di tempat umum seperti ini.” Ucap Hye Sun tak habis pikir setelah melihat ponsel touchscreen yang diketahuinya adalah Samsung Galaxy S4.

Hye Sun mengambil ponsel itu, mencari tombol untuk menyalakan screennya. Saat Hye Sun menemukan tombolnya dan mau menyalakannya. “Jeoseonghamnida (kata maaf yang formal)…. hosh… hosh… itu ponsel ku.” Hye Sun terkejut dan menghentikan kegiatannya karena tiba-tiba ada suara di hadapannya yang terdengar terengah juga.

“eoh? Ne, ini--” Hye Sun mengangkat wajahnya. Dua orang itu sama-sama terkejut dan membelokan mata sipit mereka. “Sun/Gyu…” ucap keduanya berbarengan sambil menunjuk satu sama lain. Suasana jadi hening selama beberapa detik dengan mereka yang masih menunjuk satu sama lain.

“aigoo!” kejut Hye Sun sambil menggelengkan kepalanya. Mendengar itu orang yang dipanggil Gyu itu langsung mengerjapkan mata sipitnya beberapa kali. “eoh… itu ponselku.” Ucap Gyu atau bernama lengkap Kim Sunggyu itu, lalu mengambil ponsel itu dengan cepat dari tangan Hye Sun.

Hye Sun terkejut tapi setelah itu ia langsung tersenyum kecut. “sepertinya tadi wallpaper –nya gambar seseorang.” Ucap Hye Sun dalam hati sambil melirik Sunggyu dan ponselnya. Sunggyu pun memilih duduk disamping Hye Sun, karena memang dia lelah setelah berlari dari sebuah toko yang kebetulan cukup jauh dari daerah taman itu.

“lain kali jangan tinggalkan barang berharga seperti itu sembarangan.” Ucap Hye Sun sambil menatap ke depan. Sunggyu yang merasa nafasnya sudah mulai teratur pun menoleh sekilas ke arah Hye Sun. “ne arrayo (iya aku tau)… terkadang aku memang ceroboh.” Ucap Sunggyu sambil mengusap tengkuknya.

Hye Sun tersenyum kecil, dasar hamster tua, ucap Hye Sun dalam hatinya. “ah ya, sedang apa disini? Dan tumben kau sendirian, biasanya bersama Hoya.” Ucap Sunggyu yang juga menatap ke depan, entah apa yang mereka lihat di depan mereka itu.

“ne?” Hye Sun sedikit terkejut setelah berhasil mencerna perkataan Sunggyu. “eum?” Sunggyu menatap Hye Sun yang juga menatapnya. “kyaaa~ bolehkah aku menjerit senang? Dia bertanya seolah dia selalu memperhatikanku.” Batin Hye Sun yang girang dan berkecamuh (?).

“Sun~” ucap Sunggyu sambil melambaikan telapak tangannya di hadapan wajah Hye Sun karena ia merasa tak dapat respon dari lawan bicaranya itu. “eoh? Ne, mworago? (ya, kau bilang apa?)” Hye Sun yang kembali sadar malah kembali bertanya pada Sunggyu.

“aigoo~ melamun eoh? Atau kau terpukau dengan wajah tampanku? Ahaha” ucap Sunggyu percaya diri yang diakhiri tawa garingnya. Pipi Hye Sun terlihat bersemu tipis, perkataan Sunggyu bisa di bilang benar juga. “yhak~! Percaya diri sekali kau ini.” Ucap Hye Sun sambil menggeleng seolah tak setuju dengan ucapan Sunggyu.

“haha bercanda… jadi sedang apa kau disini sendirian?” Sunggyu kembali mengulang pertanyaanya. Hye Sun kembali menatap ke depannya. “hanya sedang jalan-jalan mencari udara segar, aku bosan dirumah, apalagi Hye Min sedang bersama Hoya sekarang.” Ucap Hye Sun sambil sesekali tersenyum kecut.

“ah begitukah? Aigoo~ seharusnya kau istirahat di rumah, kita sudah kelas 3, harus lebih banyak istirahat, agar bisa belajar dengan baik.” Sunggyu berucap sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali. “arraseo… tapi sesekali jalan-jalan juga tak apa kan?” ucap Hye Sun sambil mengalihkan tatapannya ke Sunggyu , lalu tersenyum manis.

“nee… kau benar juga.” Ucap Sunggyu balas tersenyum yang malah membuat wajah Hye Sun kembali bersemu tipis dan jantungnya jadi memacu lebih cepat. Bagaimana tidak, jarak mereka cukup dekat sekarang, biasanya mereka berbicara dengan Hoya diantara mereka atau hanya saling menyapa dari jauh.

Hye Sun memalingkan wajahnya, kembali menatap lurus ke depan. Dia takut Sunggyu menyadari gelagat anehnya. Sunggyu hanya tersenyum lalu kembali ikut menatap ke depan.

“ini tahun terakhir kita bisa satu sekolah kan? Kemungkinan kuliah nanti kita tidak bertemu lagi.” Sunggyu mengucapkan itu dengan nada yang sulit diartikan oleh Hye Sun. keduanya menghela nafas berat berbarengan.

“sudah mulai senja, ayo pulang, ku antar kau pulang.” Ucap Sunggyu sambil menatap Hye Sun dengan senyum manisnya. Hye Sun menatap Sunggyu tak percaya, ah dia berpikir ini mimpi. Seorang Kim Sunggyu mengajaknya pulang bersama dan mau mengantarkannya, ah mimpi apa Hye Sun tadi malam. *kkk~*

“kajja~” ucap Sunggyu sambil berdiri, tak ada respon dari Hye Sun. Sunggyu berdecak kesal, tanpa seizin Hye Sun, Sunggyu menggenggam pergelangan tangan kanan Hye Sun lalu menarik dengan pelan dan berjalan menuju keluar daerah taman.

Mereka berjalan ke halte bus di dekat sana, kebetulan Sunggyu sedang tidak membawa motor sport-nya. “yaa~ rumahmu dan rumahku kan cukup jauh. Apa taka pa kau mengantakku eoh? Kau bisa naik bus dua kali kalau mengantur.” Ucap Hye Sun tak enak pada Sunggyu yang berdiri disampingnya.

“gwaenchana, tak usah khawatirkan aku. Nan namja-eyo (aku laki-laki)…” ucap Sunggyu sambil tersenyum ke arah Hye Sun. Hye Sun mendesah pasrah, dia senang, sangat senang bahkan, tapi tak enak juga bukan? Naik bus dua kali itu cukup melelahkan, apalagi ini sudah mulai malam.

“aigoo~ jangan pasang ekspresi tak enak seperti itu. Kalau memang merasa tak enak, besok kau traktir aku makan, ottae? (bagaimana?)” ucap Sunggyu sambil menaik turunkan kedua alisnya beberapa kali. Hye Sun tersenyum tapi sedikit sebal juga.

“baiklah… dasar hamster.” Ucap Hye Sun yang menghasilkan tatapan tajam dari Sunggyu untuknya. Hye Sun yang melihat mata Sunggyu semakin menyipit malah menahan tawanya. “ya! Waeyo!?” ucap Sunggyu tak terima. “pfft… kau tau? Kau itu sudah sipit, ekspresi marahmu itu malah terlihat lucu. Hahaha” ucap Hye Sun yang diakhiri tawa gelinya melihat ekspresi Sunggyu yang semakin kesal.
.
.
.
.
.
.
.
Hye Sun dan Sunggyu jalan berdampingan, terlihat sedikit canggung karena ini yang pertama untuk mereka, pulang bareng maksudnya. “daerang perumahanmu lumayan ramai ne saat malam begini.” Ucap Sunggyu yang memecahkan keheningan diantara mereka.

“ne?” tanya Hye Sun lalu ia melihat sekelilingnya yang mana masih terdapat beberapa aktifitas. Dari beberapa anak kecil sedang bermain di taman *jangan jangan itu tuyul readers-nim #mukahoror #plak XD*, beberapa remaja mungkin seumuran dengan Hye Sun dan Sunggyu yang sedang bermain basket di lapangan basket yang memang dibuat di dekat taman tengah perumahan itu, dan masih terdengar banyak suara dari setiap rumah.

“ah ne… begitulah, setidaknya ini membuat rasa khawatir Appa dan Eomma berkurang kalau kami pulang agak larut.” Ucap Hye Sun sambil sesekali menganggukan kepalanya. Dan hamster #eh maksudnya Sunggyu hanya ber’Oh ria mendengar itu.

Sesampainya di depan pagar rumah keluarga Jang itu. “eonni/Hye…” ucap kakak beradik itu bersamaan sambil menunjuk satu sama lain. Para namja? Ah mereka hanya menatap satu sama lain dengan bingung lalu kembali menatap para yeoja.

“kau baru pulang eoh?” ucap Hye Sun yang langsung mendekati Hye Min. “eung… ne…” Hye Min hanya menjawab seadanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. “jangan-jangan…” Hye Sun mendelik curiga pada yeodongsaeng (adik perempuan) dan sahabatnya itu.

“kalian kencan yaa?” tanya Hye Sun menunjuk wajah Hoya sambil memicingkan matanya. “eeh? Aniya… aish! neo pabo… jeongmal… (eeh? Tidak… aish! Kau bodoh… sungguh…)” ucap Hoya lalu menjitak kepala Hye Sun tidak terlalu keras.

“yhak! Aphayo… (ini sakit…)” Hye Sun mengerang kesakitan karena jawaban Hoya itu. 

“eonni kali yang kencan.” Ucap Hye Min dengan wajah watadosnya, lalu ia menatap Sunggyu dengan satu alisnya yang ia naikan. “eoh? Annyeong… Hye Min-ah?” ucap Sunggyu menyapa Hye Min sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

“ne? annyeong~ Hye Min-eyo…” Hye Min membalas sapaan Sunggyu lalu tersenyum manis. “ah… kau tumbuh besar dengan cepat ne? terakhir aku melihatmu waktu kau kelas 2 SMP.” Ucap Sunggyu lalu terkekeh melihat perubahan Hye Min, ia tak menyangka karena dulu Hye Min itu cukup culun dan tidak terlalu pintar berdandan, tapi lihatlah sekarang, rambut hitam kecoklatan keriting gantungnya terlihat lebih terawat bakhan termasuk kategori indah, bentuk tubuh yang semakin bagus, penampilannya jadi lebih menarik, ah dan wajahnya semakin mulus.

“ehem!” deheman Hoya membuat Sunggyu mengalihkan pandanganya dari Hye Min yang hanya memasang wajah bertanyanya. Hye Sun hanya mempoutkan bibir mungilnya, Hye Sun merasa Sunggyu terlalu intens menatap adiknya itu.

“ahaha… Hoya, kajja kita pulang, rumah kita dekat bukan?” ucap Sunggyu mencairkan suasana lalu menghampiri Hoya dan merangkulnya. Hoya memberikan glare-nya pada Sunggyu yang berartikan Jangan-Menatapnya-Seperti-Itu. Sunggyu hanya menelan saliva-nya dengan berat, ya, dia tau kalau Hoya menyukai adik Hye Sun itu, lagi pula Sunggyu memang hanya kagum pada perubahan Hye Min.

“aigoo~ kajja kajja…” ucap Sunggyu mulai khawatir dengan keselamatannya di tangan Hoya. Hoya pun hanya memutar bola matanya malas. “kami pulang dulu ne.” ucap Sunggyu sambil tersenyum pada Hye Sun dan Hye Min bergantian.

“Oppa pulang nee~” ucap Hoya pada Hye Min sambil mengacak-acak pucuk kepala Hye Min dengan pelan. “hihi… ne Oppa! Gomawo atas hari ini.” Ucap Hye Min yang langsung mendapat tatapan tanda tanya besar dari Hye Sun dan Sunggyu. Hoya hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah itu Sunggyu dan Hoya pun pulang bersama.




~*~*~*~




BRAK!!!

“MWOYA!?” Hye Sun terkejut dan hampir jatuh dari ranjangnya. “Eonni!!!” Hye Min dengan seenaknya menerobos kamar Hye Sun dan langsung terjun (?) ke kasur Hye Sun. “yhak!! Sudah berapa kali ku bilang? Ketuk dulu pintunya baru masuk.” Ucap Hye Sun sambil mengatur nafasnya yang sempat memburu.

Hye Sun tadi sedang membaca sebuah novel sambil duduk di atas kasurnya dan bersandar pada kepala kasur untung tidak terjatuh. “ehehe… mianhaeyo Eonni~” ucap Hye Min sambil nyengir dengan ajah watadosnya.

“ish… ya ya ya… sekarang ada apa eum?” jawab dan tanya Hye Sun sambil kembali membaca novelnya dan Hye Min mulai tiduran di kasur eonni-nya itu. “Hoya Oppa… dia menolongku hari ini.” Ucap Hye Min pelan namun masih bisa di dengar Hye Sun.
Hye Sun menghentikan kegiatan membacanya (lagi) lalu menatap adiknya dengan tatapan tanya. Yang di tatap hanya melirik sebentar, ia mengerti lalu melanjutkan ceritanya.



Flashback on


GREP!

“ssstt… sudah, hentikan.” Ucapan Hye Min langsung terhenti saat seorang namja memeluknya dengan erat dan menyalurkan kehangatan pada tubuhnya yang sedikit bergetar sebenarnya.

Semua mata menatap tak menyangka ke arah Hye Min. Sedangkan Hye Min hanya menunduk dan menggigit bibir bawahnya. Kepalan tangan Hye Min mulai melonggar, deru nafasnya mulai teratur.

“jangan dengarkan ne.” ucap namja itu yang ternyata adalah Hoya. Hoya mengucapkan kata-kata lembut untuk menenangkan Hye Min. Hoya tau Hye Min itu yeoja yang mudah sekali marah, dia juga yeoja sensitif. Hoya melakukan ini untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

Ia takut kejadian waktu mereka SMP terulang lagi. Kalian tau, Hye Min pernah menghajar seorang yeoja, sunbae-nya yang seangkatan dengan Hoya dan Hye Sun. bahkan yeoja itu benar-benar babak belur sampai di rawat 2 minggu penuh di rumah sakit. Itu karena yeoja itu terus mengejeknya dan Hye Sun.

Hye Min menghela nafasnya berat. “kajja kita duduk dulu ne.” ucap Hoya sambil mengelus kepala Hye Min dengan lembut dan sayang. Hye Min menatap Hoya dengan matanya yang mulai berair. Hoya tersenyum lembut, lalu membawa tubuh mungil Hye Min ke pinggir lapangan dan kembali duduk di bangku pemain.

Setelah Hoya mendudukan Hye Min di bangku, lalu ia mengalihkan pandangannya pada namja tinggi yang sedang menatapnya bingung dari tengah lapangan. “Yeollie-ah… lanjutkan saja.” Ucap Hoya pada namja yang di panggilnya Yeollie atau bernama lengkap Lee Sungyeol itu.

“eoh? A-ah… ne arraseo. Ya! Kalian kenapa hanya diam? Mau membuang waktu eoh? Cepat lanjut latihannya!” ucap Sungyeol dengan nada sedikit tinggi pada juniornya itu. Hoya menghela nafasnya sedikit berat.

Hoya berjongkok di depan Hye Min. “gwaenchana eum?” ucap Hoya pada Hye Min sambil mengelus kepala Hye Min dengan lembut. “nee” jawab Hye Min sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali. Hoya tersenyum lembut pada yeoja yang dicintainya ini.

“kalau begitu Oppa tinggal latihan dulu ne? Oppa usahakan kita pulang cepat.” Ucap Hoya sambil berusaha menatap wajah Hye Min yang masih tertunduk itu. “aish~ ne nee… sana…” ucap Hye Min. Hoya hanya terkekeh lalu berdiri. Hoya sempatkan untuk mengacak-acak pucuk kepala Hye Min, sang empunya malah memberi glare-nya pada Hoya sambil. Hoya yang merasa takut langsung berlari menuju lapangan. Hye Min yang melihat itu tertawa kecil.


Flashback off



Hye Min menyudahi ceritanya. Hye Sun hanya memasang tampang cengonya. Hye Sun tak menyangka Hoya bisa bertindak seperti itu. “aku benar-benar setuju kalau Hoya jadi adik iparku!” ucap Hye Sun dalam hatinya.

“ya! Eonniii…” rajuk Hye Min karena tak mendapat respon dari kakaknya itu. “ah ne? haha mianhae… eum~ baguslah, setidaknya ada yang menjagamu. Dan aku harap kau harus lebih banyak belajar menahan emosimu.” Ucap Hye Sun sambil mengelus kepala Hye Min dengan lembut. Hye Min hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tanpa mereka tau, ada sepasang telinga lain yang mendengar itu semua.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC ^^v



Makasih sudah baca part ini. Author usahakan untuk update cepat. Hehe :D Gamsahamnida~ *bow bareng sungjong*

0 komentar: