“Heart For 2
(Twins)” [Part 7 of ?]
Author:
Berty Khairun Nafisah >> ELF_TEUK96 >> teukseob@yahoo.com
Main
Cast:
Jo Kwangmin (Boyfriend)
Jo Youngmin (Boyfriend)
Kim Hyun Ah (OC)
Jo Kwangmin (Boyfriend)
Jo Youngmin (Boyfriend)
Kim Hyun Ah (OC)
Support
Cast:
Jo Jeongmin (Boyfriend)
Lee Hyunhee (OC = Author’s Friend)
Lee Hyunseong (Boyfriend)
Kim Hyeri (OC = Author’s Friend)
Kim Donghyun (Boyfriend)
Kim Heerissica (OC = Author’s Friend)
No Minwoo (Boyfriend)
Kim Hyoo Eun (OC = Author’s Friend)
Han Jiyoo (OC = Author’s Friend)
Jo Jeongmin (Boyfriend)
Lee Hyunhee (OC = Author’s Friend)
Lee Hyunseong (Boyfriend)
Kim Hyeri (OC = Author’s Friend)
Kim Donghyun (Boyfriend)
Kim Heerissica (OC = Author’s Friend)
No Minwoo (Boyfriend)
Kim Hyoo Eun (OC = Author’s Friend)
Han Jiyoo (OC = Author’s Friend)
Other
Cast:
*hayoo
siapa?* cari sendiri deh ya ^^v
Length:
Part
7 of ? (3.834 Words)
Genre:
*temukan
sendiri ;)*
Rating:
PG-15 *I
think hehe XD*
p.s: maaf
kalau part ini tidak begitu rame #authorsembunyidiketekjotwins. Author lagi
bingung + gaje hehe mianhae #bowing180derajat. Mungkin disini baru keluar cast
yang bernama Jiyoo, setelah berpart-part hanya terteranamanya saja. Tapi baru
sedikit. Yang banyaknya di part 8 sampai end. Ok gak usah pake ba bi bu
langsung baca aja ya…
Happy
Reading!!! Ppyong~ *o^
@Hospital
Author POV
Jo Twins,
Jeongmin, Hyunhee, Donghyun, Herissica, Minwoo, dan Hyoo Eun sedang menunggu di
ruang tunggu Ruang Gawat Darurat di sebuah RS. Terlihat wajah Kwangmin dan
Youngmin sangat gelisah dan khawatir.
Kwangmin
duduk di kursi panjang sambil menggenggamkan kedua tangannya menjadi satu. Dan
digunakan untuk menopang kepalanya yang sedang tertunduk lesu. Youngmin hanya
berdiri di dekat jendela menatap keluar dan dengan pose yang sama dengan
Kwangmin.
Sudah kurang
lebih 1jam 15menit Hyun Ah di dalam ruangan yang didominasi warna putih itu. Bahkan
tulisan Ruangan IGD dengan lampu merah yang menandakan bahwa pasien yang di
tangani masih dalam keadaan gawat belum juga di matikan.
Semua
khawatir. Sedari tadi Heerissica hanya mampu menangis di pelukan Donghyun. Hyoo
Eun hanya memeluk lengan Minwoo erat. Hyunie menggenggam tangan Jeongmin erat
sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jeongmin.
Di kursi
yang sama dengan Kwangmin. ‘Oppa? Apakah Hyun Ah eonni baik-baik saja di dalam
sana?’ Tanya Heerissica dengan suara parau pada Donghyun. ‘eum? Tentu saja
chagi.. kau tau bukan bahwa kakak mu itu seorang gadis yang kuat. Dia pasti
mampu bertahan. Sabarlah, terus berikan doa untuknya. Arra?’ jawab Donghyun
lembut sambil membelai halus kepala Herissica.
Di kursi
seberang Kwangmin dan DongRiss. ‘seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi
padanya. Sekarang, dia seperti ini karena ulah ku.’ Ucap Hyoo Eun yang tak
terasa meneteskan air matanya. Minwoo pun menoleh kearahnya. Membalikkan tubuh
Hyoo Eun agar mereka berhadapan. Dengan lembut Minwoo mengusap air mata Hyoo
Eun yang mengalir indah di pipinya dengan ibu jarinya.
‘ssssttt
jangan bicara begitu. Ini bukan salahmu. Memang tuhan sudah merencanakan ini.
Berharaplah dari semua ini tuhan juga memberikan sesuatu yang baik di balik
semua ini.’ Ucap Minwoo lembut berusaha menenangkan Hyoo Eun. Hyoo Eun
menganggukan kepalanya paham. Dengan segera Minwoo merengguh tubuh Hyoo Eun
dalam pelukannya.
Di kursi
yang sama dengan HyooWoo. ‘kenapa ini semua menimpa gadis sebaik Hyun Ah? Di terlalu
baik untuk menderita seperti ini.’ Ucap Hyunie lirih. ‘chagi… jangan berkata
seperti itu. Semua ini bukan keinginannya. Lebih baik kau berdoa lagi agar dia
cepat melewati masa keritisnya.’ Ucap Jeongmin sambil mencium pucuk kepala
Hyunie kilas. Dan menaruh kepalanya disana. *tau kan posenya gmn? Hehe*
Tap tap tap…
Beberapa
langkah cepat terdengar di lorong menuju arah Ruang IGD. Semua mata tertuju
kearah sumber suara. ‘dimana adikku?’ teriak seorang yeoja yang membahana di
ruang tunggu IGD. ‘chagiya tenanglah.. ini RS bukan pasar.’ Ucap seorang namja
berusaha menenangkan yeoja itu yang tak lain adalah kekasihnya.
‘Hyeri
eonni…’ ucap Heerissica masih terdengar parau dan langsung berdiri diikuti
dengan semua yang ada di ruangan itu. ‘dimana Hyun Ah? Bagaimana keadaannya?’
ucap Hyeri dengan nada tak sabaran.
Semua hanya
menggeleng kecil. Bahkan Heerissica kembali menangis. ‘dokter yang menangani
Hyun Ah eonni belum juga keluar, eonni. Hiks hiks..’ ucap Heerissica sambil
berjalan kearah Hyeri dan memeluk kakak tertuanya itu. ‘jinjja?’ ucap Hyeri dan
membalas pelukan Heerissica.
‘Oppa? Apa
yang kau… lakukan disini?’ Tanya Hyunie pada namjachingunya Hyeri. Hyeri
melepas pelukkannya pada Heerissica dan langsung menatap Hyunseong tajam dengan
artian ‘siapa dia?’. ‘eoh?’ Hyunseong tersentak karena tatapan Hyeri.
Seakan tau
pertanyaan Hyeri dengan sigap Hyunseong menjawab. ‘dia adik perempuan ku hehe…’
jawab Hyunseong dengan tertawa sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya
tidak gatal.
‘jinjja?’
Tanya Hyeri, Heerissica, Donghyun dan Hyoo Eun serempak. Saking melengkingnya
suara mereka, Hyunseong sampai menutup satu telinganya. ‘aish.. bukankah aku
sudah cerita kalau aku punya adik perempuan.’ Jelas Hyunseong.
‘iya, yeobo.
Tapi kau tidak kasih lihat aku bagaimana rupa adikmu itu?’ ucap Hyeri. ‘ne ne
ne… yang penting sudah lihatkan sekarang?’ ucap Hyunseong sambil mencubit pipi
Hyeri gemas.
‘tak ku
sangka kau adiknya Hyunseong Hyung, Hyunie-ssi.’ Ucap Donghyun sambil memandang
Hyunie. ‘beda jauh…’ gumam Hyoo Eun. Hyunie melirik kearah Hyoo Eun. ‘apanya
yang beda jauh, eoh?’ Tanya Hyunie pada Hyoo Eun. ‘mwo? Haha sikapmu itu tau.
Hyunseong oppa, baik dan pendiam. Sedangkan kau?’ jawab Hyoo Eun dengan nada
mengejek.
‘ish jinjja.
Kau ingin di hajar, eoh?’ Tanya Hyunie menantang Hyoo Eun. ‘siapa takut?’ jawab
Hyoo Eun lantang. Siap melancarkan serangan masing-masing, tapi ada yang
menghentikan mereka.
‘chagiya
hentikan!’ ucap Jeongmin dan Minwoo berbarengan sambil memegang yeojachingu
masing-masing. Semua orang memandang kearah HyooWoo. ‘eoh?’ Minwoo terkejut.
‘kalian sudah pacaran?’ Tanya Hyunie pada mereka berdua. ‘bukan urusanmu.’
Jawab Hyoo Eun sambil membuang mukanya dari hadapan Hyunie. ‘ish…’ decak
Hyunie.
‘beraninya
kau menyembunyikan ini dari ku, Kim Hyoo Eun.’ Ucap Donghyun sambil melipat
kedua tangannya di dada. ‘mwo? Hehe mianhae Oppa. Kami baru saja ko jadiannya.’
Jawab Hyoo Eun. ‘hahaha ketahuan deh… PJ (Pajak Jadian) yaaa…’ ucap Donghyun
sambil tertawa karena berhasil membongkar hubungan adiknya itu. Tak lama
suasana hening kembali.
Tap tap tap…
Kembali
terdengar langkah kaki di lorong itu. Semua menengok kearah sumber suara.
Terlihat Mr & Mrs Kim berjalan bersebelahan dengan wajah yang sangat
khawatir.
‘eomma
appa..’ ucap Hyeri dan Heerissica berbarengan. ‘Hyeri, Heerissica. Bagaimana
keadaan Hyun Ah?’ ucap Jessica saat sudah sampai di dekat Hyeri dan Heerissica
dan memeluk kedua yeoja itu bergantian.
Mereka hanya
menggeleng tidak sanggup berkata-kata. ‘eomma aku takut terjadi sesuatu pada
Hyun Ah eonni. Hiks..’ ucap Heerissica yang kembali memeluk Jessica sambil
terisak.
‘sstt..
jangan berbicara seperti itu. Tenanglah, semua pasti akan baik-baik saja.
Arra?’ Ucap Jessica lembut sambil mengusap kepala Heerissica dengan lembut.
‘Ne… hiks hiks..’ ucap Heerissica disertai dengan anggukkan.
‘Heechul
ajushi.’ Ucap Donghyun sambil membungkuk di ikuti oleh Jo bersaudara.
‘Donghyun-ssi. Kau harus menjelaskan semua ini pada ku.’ Ucap Heechul dengan
nada serius. Dan mereka berbicara empat mata jauh dari yang lain.
****
‘begitukah?
Mana namja yang kau sebut itu?’ Tanya Heechul. Donghyun menatap kearah Jo Twins
yang sekarang duduk bersebelahan. ‘mereka? Namja kembar itu? Kkk.. bisa begini
ternyata.’ Ucap Heechul sambil terkekeh dan membuat ekspresi Donghyun berubah
menjadi bingung sekarang.
‘baiklah.
Lebih baik sekarang kau ajak yang lain untuk makan di kanti RS. Aku yakin
kalian tidak memakan apa pun selama 1jam lebih disini.’ Ucap Heechul yang mulai
netral.
Dan dengan
segera Donghyun mengajak yang lain untuk ikut dengannya ke kantin RS. Kecuali
Kwangmin. Dia hanya diam dan memilih tetap berada di tempatnya sekarang.
Youngmin? Dia di bujuk oleh Jeongmin dengan segala jurus mautnya, ya yang hanya
mempan kepada Youngmin. Itu juga sekaligus memisahkan si kembar untuk beberapa
saat. Agar mereka bisa berpikir lebih tenang satu sama lain.
Tak terasa
sudah 2jam berlalu. Tapi dokter yang menangani Hyun Ah masih belum keluar.
Sekarang hanya tinggal Heechul dan Kwangmin di ruang tunggu. Mereka duduk
bersebelahan. Hening. Itulah suasana yang terjadi saat itu.
Tapi Heechul
akhirnya membuka suara. ‘kau Kwangmin?’ Tanya Heechul. Dan sontak membuat
Kwangmin menengok kearah Heechul yang duduk disebelah kanannya. ‘Ne ajushi.’
Jawab Kwangmin.
Heechul
kembali menatap jendela di seberangnya, menatap langit yang dapat terlihat dari
jendela itu sambil berkata. ‘apakah kau sungguh-sungguh mencintai anak
perempuanku itu?’ Tanya Heechul tanpa mengalihkan pandangannya.
Kwangmin
sedikit terkejut dan membulatkan matanya sambil menatap Heechul. ‘Ne?’ Tanya
Kwangmin yang ingin memastikan perkataan Heechul padanya. ‘eum…’ gumam Heechul
sambil mengalihkan pandangannya pada Kwangmin.
‘aku Tanya,
apakah kau sungguh-sungguh mencintai anak perempuanku itu?’ Tanya Heechul
kembali. Sekarang Kwangmin dan Heechul bertatapan dengan pandang serius. ‘Ne
Ajushi. Aku sungguh mencintainya.’ Jawab Kwangmin dengan seleruh kepastiannya.
Dan Heechul hanya mengulas senyum di bibirnya kearah Kwangmin sambil mengangguk
kecil.
Tak lama
setelah perbincangan singkat Heechul dan Kwangmin. Lampu merah yang sedari tadi
menyala telah di matikan. Jegrek! Kenop pintu ruang IGD terbuka. Membuat dua
namja yang sedang menunggu di situ berdiri. Keluarlah sesosok namja tinggi
dengan badan yang atletis di balut dengan pakaian khas dokter dengan masker
yang menutupi mulut dan hidungnya.
Berjalan
menuju arah Heechul dan Kwangmin. ‘apakah kalian keluarga dari pasien bernama
Hyun Ah?’ Tanya sang dokter sambil melepas masker dari wajahnya. ‘iya. Saya ayahnya.
Kim Heechul imnida.’ Jawab Heechul. ‘begitukah. Saya Yoon Dujun, dokter yang
menangani anak anda. Bisakah saya hanya bicara berdua dengan anda. Mungkin
lebih baik di ruangan saya saja.’ Ucap sang dokter yang bernama Dujun itu.
‘Baiklah.’
Jawab Heechul. ‘dokter? Bolehkah, saya melihat keadaan Hyun Ah?’ Tanya Kwangmin
pada Dujun. ‘eoh? Silahkan, tapi jangan terlalu lama karena dia akan segera
dipindahkan ke ruang ICU.’ Ucap Dujun. Dan Kwangmin mengangguk mengerti.
‘Mari ke
ruangan saya Mr. Kim’ ajak Dujun pada Heechul. Dan mereka segera berjalan
menuju ruangan Dujun. Sedangkan Kwangmin dengan cepat masuk kedalam ruang IGD.
Kwangmin
menghentikan langkahnya tepat diamping ranjang yang Hyun Ah gunakan. Kwangmin
menatap sendu kearah Hyun Ah yang masih tak sadarkan diri dengan infuse dan
alat bantu pernafasan dan pendeteksi detak jantung yang melekat ditubuhnya.
‘separah inikah?’ gumam Kwangmin dengan air mata yang mulai tergenang di mata
indahnya.
Di
genggamnya tangan kiri Hyun Ah yang tidak lekatkan alat apa pun. Sambil duduk
di pinggiran ranjang sebelah kiri Hyun Ah. ‘Mianhae. Jeongmal Mianhae. Aku
sungguh tak ada maksud membuatmu sampai seperti ini. Ini semua salah ku. Andai
saja aku tidak memancing emosi Youngmin Hyung, pasti tidak akan begini.’ Ucap
Kwangmin sambil meneteskan air matanya yang sudah tidak dapat di bendung lagi.
Kwangmin
mengusap tangan Hyun Ah lembut. Lalu mencium kening Hyun Ah yang terbalut
perban putih. ‘saranghae.’ Ucap Kwangmin lirih sambil melepaskan ciumannya.
Tiba-tiba rombongan yang sedari tadi pergi beristirahat di kanti RS, sudah
kembali. Dan memasuki ruang IGD, dengan cepat Kwangmin berdiri.
‘Hyun Ah…’
ucap Mrs Kim sambil meraih tangan Hyun Ah. Dan menggantikan posisi Kwangmin
tadi. Semua melihat Hyun Ah dengan sendu. ‘lebih baik kita keluar dan menunggu
di ruang tunggu. Biarkan keluarga Hyun Ah yang di dalam sini.’ Ucap Donghyun
mengajak Jo bersaudara dan Hyunseong keluar dari ruangan itu.
@Ruangan
Dokter Yoon
‘maaf
sebelumnya Mr. Kim. Aku memang harus mengatakan ini padamu. Kemungkinan anak
ada, Hyun Ah. Akan koma.’ Ucap Dujun. Deg! Rasanya jantung Heechul akan
berhenti berdetak. Nafasnya mulai sesak.
‘Mr. Kim?
Apa kau baik-baik saja? Apa perlu ku panggilkan suster untuk memeriksa
keadaanmu?’ ucap Dujun sambil sedikit menggoncang tubuh Heechul. ‘eoh? Aniya.
Gwaenchana. Lanjutkan Dok.’ Ucap Heechul yang mulai mengembalikan kesadarannya.
‘oh baiklah.
Menurut diaknosis kami. Dia memang bisa sadar, tapi…’ Dujun menggantungkan
kalimatnya. Heechul menatap Dujun lekat, menunggu apa yang akan selanjutnya
yang di katan oleh Dujun.
‘tapi…
mungkin dia akan lupa ingatan. Karena, benturan keras dikepalanya cukup berat.
Bukan hanya mendapatkan 13 jahitan dan banyak mengeluarkan darah. Tapi ada
beberapa sarafnya yang terganggu. Khususnya bagian ingatan. Kita berharap saja,
bahwa tuhan sangat menyayangi Hyun Ah. Tapi aku sungguh kagum pada anak mu, dia
mampu bertahan.’ Jelas Dujun panjang lebar.
Heechul
berusaha menenangkan dirinya sendiri. Dia benar-benar terpukul dengan
penjelasan yang di berikan Dujun padanya. Heechul menyandarkan tubuhnya pada
bagian belakan kursi. Mengelap wajahnya dengan satu tangan. Menghembuskan nafas
berat. Sungguh dia bingung harus bagaimana sekarang.
‘Aku
mengerti Dokter Yoon. Terima kasih atas penjelasanmu. Dan atas usahamu
menyelamatkan anak ku.’ Ucap Heechul sambil berdiri dari duduknya dan
mengulurkan tangannya pada Dujun. ‘Ye, sama-sama Mr. Kim. Aku tau ini akan
berat untuk mu. Tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin.’ Ucap Dujun sambil
menjabat tangan Heechul. Tak lama Heechul pun keluar dari ruangan Dujun dengan
wajah lesu.
@Ruang IGD
Heechul
berjalan sedikit gontai kearah ruang IGD. Mungkin dia merasa sinarnya sedikit
meredup. Karena salah satu bintangnya sedang terbaring tak sadarkan diri
sekarang.
Sampai di
ruang tunggu IGD. Heechul langsung terduduk di kursi panjang yang sudah ada
penghuninya itu. Sontak membuat Jo bersaudar, Donghyun, dan Hyunseong terkejut.
Mereka tambah terkejut lagi melihat wajah Heechul yang super suram saat ini.
‘oh? Eum?
A-ajushi? Waeyo?’ Tanya Donghyun agak gagap. Jeng~ Heechul menengok kearah
Donghyun dengan mata yang di sipitkan. Suram. Itulah hawa Heechul saat ini.
Para namja
yang lebih muda dari Heechul itu meneguk saliva mereka sendiri dengan wajah
yang sangat tegang. ‘huhf~’ Heechul menghembuskan nafasnya berat. Dan kembali
menatap tembok dihadapannya.
‘gwae-gwaenchanayo
Ajushi?’ Tanya Hyunseong yang gagap juga. ‘hheh..’ dehem Heechul sambil
menyunggingkan setengah senyumnya. Mereka pun langsung menatap Heechul menunggu
namja yang lebih tua dari mereka ini mengatakan tentang keadaan Hyun Ah.
‘lebih baik
di dalam ruangan saja. Ayo kita masuk kedalam.’ Ajak Heechul. Mereka semua
menganggukkan ajakan Heechul. Mereka berenam pun berjalan masuk ke dalam ruang
IGD, tempat dimana Hyun Ah sementara dirawat.
Jegrek!
Kenop pintu
ruang IGD di buka. Heechul masuk terlebih dahulu dan diikuti oleh yang lain.
Para yeoja di dalam ruangan itu menengok kearah pintu. ‘yeobo.. bagaimana
keadaan Hyun Ah? Dia baik-baik sajakan?’ Tanya Jessica pada Heechul dengan nada
cemas.
Awalnya
Heechul terdiam sambil berjalan menuju ranjang Hyun Ah. Tepat di sebelah
ranjang Hyun Ah, Heechul menghentikan langkahya. Melihat salah satu anak
gadisnya sedang terbaring dengan wajah pucat dengan beberapa alat medis yang
melekat di tubuhnya. Di sentuhnya pipi Hyun Ah dengan lembut. Dingin. Itulah
yang dirasakan Heechul saat menyentuh pipi Hyun Ah.
Mengangkat
tangannya lagi dan menaruh kedua tangannya di dalam kantong celana kerjanya.
‘aku mohon kalian yang mendengar tentang kondisi Hyun Ah. Tidak boleh ikut
terpuruk. Kita harus menjaga dan merawat Hyun Ah sampai dia sadar.’ Ucap
Heechul sambil tersenyum tipis kearah Hyun Ah.
‘maksudmu
apa yeobo?’ Tanya Jessica yang air matanya mulai tergenang di matanya itu.
‘hhmm.. dia… dia koma.’ Ucap Heechul sambil mengarahkan tatapannya pada
Jessica. ‘mwo?’ ucap Jessica sangat shock dan dia mulai menangis. Terisak
tertahan karena membungkam mulutnya sendiri dengan kedua tangannya. Badannya
lemas, hampir terjatuh tapi dengan sigap Hyeri yang berada disampingnya
memegang tubuh Jessica dengan erat.
Semua orang
yang berada dalam ruangan itu terkejut tanpa suara. Donghyun dengan cepat
menghampiri Heerissica dan merengguh tubuh Heerissica dalam pelukannya, ia
yakin kalau yeojachingunya ini pasti akan menangis. ‘gwaenchana.. gwaenchana..’
ucap Donghyun sambil membelai kepala Heerissica. Dan benar saja Heerissica
menangis lagi.
Hyunseong
berjalan kearah Hyeri. Karena Hyeri sedang memeluk eomma-nya yang sedang
menangis. Hyunseong hanya memegang pundak kanan Hyeri. Mereka saling bertatapan
sesaat dan tatapan Hyunseong mengartikan ‘kau harus sabar chagi.’ Dan tatap
Hyeri mengartikan ‘ne arraso.’ Keduanya saling melempar senyum tipis dan
kembali menatap Hyun Ah.
Jeongmin
kembali memeluk Hyunie. Mengelus kepalanya lembut. Sama seperti Donghyun. Dia
tau kalau yeojachingunya ini juga terpukul mendengar kondisi Hyun Ah. Minwoo
hanya merangkul Hyoo Eun. Karena Minwoo tau Hyoo Eun gadis yang kuat. Walaupun
ia juga mengeluarkan air mata tapi dia berusaha tidak terisak.
Heechul
melanjutkan kata-katanya. ‘penjelasan dari Dokter Yoon yang menangani Hyun Ah.
Kalau Hyun Ah mendapatkan 13 jahitan, mengeluarkan banyak darah, dan beberapa
sarahnya terganggu terutama saraf ingatannya. Jadi, jika dia sadar mungkin dia
akan terkena amnesia.’ Jelas Heechul.
Semua tambah
terkejut. Dan hanya dapat pesrah sekarang. Seperti yang dikatakan Heechul
sebelum memberikan penjelasan lebih lanjut. Kalau mereka tidak boleh terpuruk.
Heechul menepuk pundak Jo Twins (Kwangmin kanan & Youngmin kiri). ‘lebih
baik kalian semua pulang. Biarkan aku dan Jessica Ajuma yang menjaga Hyun Ah
hari ini. Akan ku kabari kalian jika Hyun Ah di pindahkan ruangannya.’ Jelas
Heechul lalu berjalan menuju Jessica dan merangkulnya.
‘tapi
Ajushi..’ ucap Jo Twins berbarengan. ‘tidak ada tapi. Cukup Hyun Ah yang jatuh
sakit. Jangan sampai kalian ikut-ikutan. Kalian semua besok harus sekolah.
Arra?’ ucap Heechul kepada semuanya. Semua hanya mengangguk. Jo Twins pun
dengan terpaksa ikut menggangguk. Mereka pun keluar dari ruang IGD. Menuju
keluar RS.
‘Chagiya.
Kau ikut dengan mobil Jo bersaudara saja ya? Rumah kalian kan bersebelahan.’
Ucap Hyunseong lembut pada Hyeri. ‘tapi kan? Aku..’ ucap Hyeri terputus saat
Hyunseong mencium bibirnya kilas lalu tersenyum dan masuk ke dalam mobilnya.
Hyeri pun akhirnya menurut. ‘kau juga chagi..’ ucap Donghyun pada Heerissica
sambil mengelus kepalanya lembut. ‘arraso..’ ucap Heerissica sambil tertunduk
lesu dan mempoutkan bibirnya dengan gemas. ‘haha kau lucu sekali.’ Ucap Donghyun
sambil mencubit pipi Heerissica dengan gemas.
‘Oh ya..
Minwoo-ssi kau biar pulang dengan ku saja.’ Ajak Donghyun pada Minwoo dengan di
berikan anggukkan oleh Minwoo. ‘semua aku duluan ya…’ teriak Hyunseong yang
sudah di dalam mobilnya bersama Hyunie sambil menggas mobilnya dan pergi
meninggalkan RS. Tak lama di susul Donghyun, Hyoo Eun, dan Minwoo menyusul
Hyunseong dan Hyunie. Dan mobil Jo bersaudara *lbh tepatnya mobil Jeongmin*
juga melesat pergi meninggalkan RS.
Author POV
end-
****
-Keesokan harinya-
@School
Kwangmin POV
Hari ini aku
dan yang lain bersekolah seperti biasa, kecuali Hyun Ah. Bagaimana keadaannya
semalam? Sejak pulang dari RS aku selalu memikirkannya. Bahkan aku hanya dapat
tertidur selama 3 jam. Pikiranku terlalu sibuk memikirkannya.
Suasana
kelas tidak terlalu berubah. Mungkin hanya aku, Youngmin Hyung, dan Hyunie yang
terlihat lesu. Sekarang pelajaran sudah dimulai. Tapi otak ku terlalu lelah
untuk menerima pelajaran. Jadi aku hanya memperhatikan Chun Yang Seonsaengnim
dengan malas.
Bagaimana
tidak? Pagi-pagi begini sudah di dongengi pelajaran Bahasa yang sungguh sangat
tidak menarik -_- . aku pun sedikit menengok kearah saudara kembar ku. Ya! sama
saja ternyata, bahkan dia lebih parah. Tertidur di jam pagi seperti ini. Eum
mungkin tadi malam dia juga kurang tidur. Semenjak kejadian itu aku dan
Youngmin Hyung jadi jarang berbicara.
Sret!
Pintu kelas
kami di geser. ‘eoh? Kau? Apakah murid baru dari Australia itu?’ Tanya Chun
Yang Seonsaengnim yang juga agak terkejut dengan kedatangan seseorang ke kelas
kami. ‘Ne. Han Jiyoo imnida.’ Ucap seseorang itu yang masih di luar kelas. Yang
dapat ku pastikan dia itu yeoja
‘silahkan
masuk.’ Ucap Chun Yang Seonsaengnim. ‘Ne…’ jawab yeoja itu lalu masuk ke dalam
kelas kami. Mwo? Yeoja itu, sungguh tak terasa asing di mata ku. Aku hanya
mengeryitkan alis ku bingung. Youngmin Hyung yang tadi tidur sekarang terbangun
mendengar pintu yang di buka barusan.
Dia juga
ikut menatap kearah depan kelas. ‘kau…?’ ucap Youngmin Hyung sambil menggosok-gosok
pelan matanya. Aku menoleh mantap kearahnya. Youngmin Hyung juga melihat kearah
ku. Dan mulai menatap tajam Jiyoo yang berdiri di depan kelas.
‘bisa kau
perkenalkan lagi siapa nama mu?’ ucap Chun Yang Seonsaengnim yang berdiri tepat
di sebelah yeoja yang bernama Jiyoo itu. ‘Ne. Annyeonghaseyo Chingudeul, Han
Jiyoo imnida.’ Ucap Jiyoo sambil membungkukkan badannya lalu tersenyum.
Chun Yang
Seonsaengnim lalu menyuruhnya duduk di bangku kosong. Dia berjalan kearah kami.
Dan memilih tempat duduk kosong tepat di sebelah meja aku dan Youngmin Hyung.
Dia? Apa yang dia lakukan disini. Youngmin Hyung yang sebenarnya menyadari itu
hanya berpura-pura fokus pada buku pelajarannya. Hhhmm kalau yeoja ini aku
tidak ingin menceritakannya. Lebih baik ku serahkan pada Hyung ku saja OK.
Kwangmin POV
end-
Youngmin POV
Ish kenapa
harus bertemu dengan yeoja itu lagi?. ‘ahh ije ottoke?’ gerutu ku dalam hati.
Tapi sekarang aku hanya berusaha fokus pada buku pelajaran ku. Padahal satu pun
tidak ada yang masuk ke otak ku. Jeongmal, kenapa aku jadi gelisah begini.
Sesekali aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Aku merasa Kwangmin sedang
menatapku. Dia pasti tau apa yang aku rasakan sekarang.
‘H-Hyung?
Gwaenchana?’ Tanya Kwangmin pada ku. Pasrah. Aku menengok kearahnya. ‘eum…’ gumam
ku singkat. Tapi tak sengaja mata ku menangkap sosok yang ah memang dia cantik
tapi seperti yang di katakana oleh Jin Ki Seonsaengnim yaitu guru biologi kami.
‘some beautiful is poison.’
Begitu ucapnya saat kami meneliti tentang jamur. Ya! Menurutku kata-kata itu
sangat cocok untuk yeoja yang bernama Jiyoo itu.
‘Annyeong..’
ucapnya ramah pada ku sambil melambai kecil. Aku membulatkan mata
ku. Dan
menyunggingkan senyum kecut padanya. Dan ganti Kwangmin yang melihat Jiyoo.
Tapi dengan cepat dan bersamaan kami langsung membuang wajah kami. Dan
pura-pura memperhatikan Chun Yang Seonsaengnim yang ada di depan.
Sekarang ku
rasa dia tidak menatap aku dan Kwangmin lagi. ‘huhf~’ ku hembuskan nafasku
kecil. Kalian ingin tau kenapa aku bersikap begini pada yeoja itu? Jeongmal
ingin tau? Nanti saja ya. Aku belajar dulu OK.
*author
ngakak XD*
****
Jam
istirahat sudah tiba. Kebetulan sekali eomma dan appa ku sudah kembali lagi
Amerika sejak beberapa hari yang lalu. Jadi hari ini kami di buatkan bekal oleh
eomma. Ya! Kedua orang tua kami memang seorang pengusaha yang sukses sekaligus
sibuk. Aku perkenalkan nama orang tua ku. Appa ku bernama Jo Kwon dan eomma ku
bernama GaIn.
Hari ini aku
lebih memilih istirahat di dalam kelas. Walaupun suasana aku dan Kwangmin
memang sedang kurang baik. Tapi kalau sudah soal perut kami tidak
mempermasalahkan itu. Kwangmin membuka kotak bekalnya dan membukakan kotak
bekal ku lalu memberikannya pada ku. Kami bersiap makan, tak lupa baca doa
dulu. Selesai. Kami siap menerkam bekal kami. ‘selamat makan…’ ucap kami
berbarengan.
‘Youngmin,
Kwangmin. Aku ikut makan bareng kalian ya?’ ucap seorang yeoja yang sontak
menghentikan kegiatan kami menyuap makanan ke dalam mulut. Kami melihat
kesumber suara. Mwo? Ku pikir yeoja ini sudah keluar untuk istirahat. Dia
dengan cepat mengambil kursinya. Menariknya ke dekat meja kami.
‘eum..
terserah pada mu.’ Ucap Kwangmin tanpa menatap Jiyoo. ‘apah?’ ucapku dalam hati
sambil menatapnya terkejut. Bro kenapa kau memperbolehkannya?. Argh! Ya
sudahlah terserah.
‘Kwangmin-ie…
bagaimana kabar mu sekarang?’ Tanya Jiyoo pada Kwangmin. Cih! Malah Kwangmin
yang di Tanya, seharusnya kau bertanya pada ku. Kwangmin masih mengunyah
makanannya, menelan dengan perlahan lalu menjawab. ‘kenapa bertanya pada ku?
Seharusnya kau bertanya pada Hyung ku.’ Ucap Kwangmin santai lalu menyuap telur
gulung ke dalam mulutnya.
‘hok..
hok..’ aku tersedak mendengar ucapan Kwangmin. Dengan cepat langsung ku minum
air dalam botol yang ku bawa dari rumah. ‘aaahhh.. hok..’ ucap ku sedikit lega tapi
masih ada sisa-sisa tersedaknya. ‘oh? Arraso. Tapi lagi pula buat apa aku
bertanya padanya. Dia saja tidak perduli pada ku.’ ucap Jiyoo dengan nada yang
menyebalkan sambil menyuap makanannya.
‘MWORAGO?’
ucapku berdiri sambil memukul meja dengan kedua tangan ku. ‘cukup aku muak
dengan mu Han Jiyoo. To the point saja. Kenapa kau kembali ke Korea, eoh?’
bentak ku kasar padanya. Dia hanya memberikan tatapan innocent-nya padaku.
Aish! Aku benci melihat itu. Tanpa membereskan kotak bekal ku, aku pergi keluar
kelas. Entahlah aku mau kemana.
Youngmin POV
end-
Author POV
‘Young…’
ucap Jiyoo tertahan saat ingin mengejar Youngmin. Karena Kwangmin menahan
Jiyoo. ‘hentikan Han Jiyoo. Biarkan Youngmin Hyung pergi untuk menenangkan
dirinya.’ Ucap Kwangmin sambil menatap Jiyoo lekat. Jiyoo mengurungkan niatnya
untuk mengejar Youngmin.
Jiyoo
membereskan bekalnya. Menarik kembali kursinya. Lalu duduk dan menelungkupkan
wajahnya di atas meja dan di tutupi kedua tangannya. Entah mungkin menangis
atau hanya untuk menenangkan dirinya. Kwangmin hanya menghembuskan nafas kecil.
Kali ini memang bukan urusannya. Dia hanya akan ikut berbicara di saat masalah
mereka benar-benar memuncak.
Bel! Tanda
pelajaran selanjutnya akan segera dimulai. Tapi Youngmin juga belum kembali ke
kelas. Akhirnya, Kwangmin mengetik pesan singkat pada Youngmin.
To Youngmin Hyung : ‘Hyung, eodiseoyo? Pelajaran akan
segera di mulai. Selesaikan masalahnya setelah pulang sekolah saja. Lebih baik
kau cepat kembali.’
Tapi selama
beberapa menit pelajaran di mulai belum juga ada balasan dari Youngmin.
_TBC
p.s
: Don’f forget to leave your comment for this FF, ne? koment kalian perlu untuk
mengasah lagi kemampuan dari Author untuk menulis FF. Jangan jadi SR ya :)
Gamsahamnida… #bowingbarengJoTwins ppyong~ ^_^*
0 komentar:
Posting Komentar