“Heart For 2
(Twins)” [Part 10 of ?]
Author:
Berty Khairun Nafisah >> ELF_TEUK96 >> teukseob@yahoo.com
Main
Cast:
-
Jo Kwangmin
(Boyfriend)
-
Jo Youngmin
(Boyfriend)
-
Kim Hyun Ah (OC)
Support
Cast:
-
Jo Jeongmin
(Boyfriend)
-
Lee Hyunhee (OC =
Author’s Friend)
-
Lee Hyunseong
(Boyfriend)
-
Kim Hyeri (OC =
Author’s Friend)
-
Kim Donghyun
(Boyfriend)
-
Kim Heerissica
(OC = Author’s Friend)
-
No Minwoo
(Boyfriend)
-
Kim Hyoo Eun (OC
= Author’s Friend)
-
Han Jiyoo (OC =
Author’s Friend)
Other
Cast:
*hayoo
siapa?* cari sendiri deh ya ^^v
Length:
Part
10 of ? (3.226 Words)
Genre:
*temukan
sendiri ;)*
Rating:
PG-15 *I
think hehe XD*
n.b :
Annyeong~ ada yang kangen Author gak nih??? Iya iya aku tau readersdeul kangen
ma Author *dilempar pake panci* hehe , oiya karena Author mau ngusahakan 1 part
lagi selesai, jadi ini part bakal panjang dan di percepat *maaf kalo gaje* hehe
so nikmatin aja ya. Ppyong! ^^
Happy
Reading!!! Ppyong~ *o^
Backsound : BEAST - You
Author POV
2 hari telah
berlalu. Hyun Ah juga masih belum sadarkan diri. Masih terbaring lemah dengan
beberapa alat medis yang melekat di tubuhnya. Tapi, tetap seorang Jo Kwangmin
setia menjaga dan merawatnya.
Setiap
pulang sekolah dia langsung pergi ke Rumah Sakit demi menemani Hyun Ah disana.
Memang bukan hanya Kwangmin yang menjaganya, tapi dialah sosok yang selalu ada
di samping Hyun Ah. Setia menunggu yeoja yang di cintainya bangun dari tidur
panjangnya *baru 2 hari thor*.
Bahkan rela
pulang tengah malam hanya untuk menjaga Hyun Ah. Begitu besar cinta Kwangmin
pada Hyun Ah. Tak ada kata lelah untuknya demi yeoja yang di cintainya. Melap
wajah, tangan, dan kaki Hyun Ah dengan handuk yang di basahi dengan air hangat.
Kwangmin
juga sering bercerita tentang yang ia alami di sekolah, di rumah, dan di mana
pun pada Hyun Ah. Meski pun dia seperti berbicara pada sebuah patung. Tapi dia
tetap merasa senang. Karena dia yakin Hyun Ah dapat mendengar suaranya. Dia
juga yakin Hyun Ah juga mendengar setiap kata ‘Cinta’ yang keluar dari mulutnya
yang hanya untuk Hyun Ah.
****
Now 8 pm
(waktu Korea)
@Ruang Inap
Hyun Ah
Kwangmin
masih setia berada disisi Hyun Ah. Kwangmin sedang berkutat dengan tugas
sekolahnya. Sambil sesekali mendongakkan kepalanya untuk melihat Hyun Ah.
Setiap itu jugalah terlukis senyum tipis nan manis milik Kwangmin.
‘Annyeonghaseyo…’
ucap seorang namja sambil membuka pintu ruang inap Hyun Ah. Membuat Kwangmin
mendongakkan kepalanya lalu berpaling melihat kearah pintu. ‘eoh?’ Kwangmin
terkejut, lalu berdiri dari duduknya. ‘Annyeonghaseyo Heechul Ajushi, Jessica
Ajuma…’ balas sapa Kwangmin.
‘sedang
mengerjakan tugas, kah?’ Tanya Heechul sambil menaruh sekeranjang kecil buah di
meja kecil samping ranjang Hyun Ah. ‘ouh matematika, eoh?’ ucap Heechul. ‘Ne
Ajushi…’ jawab Kwangmin.
Heechul
berjalan menuju sofa panjang berukuran sedang yang berjarak kurang lebih 1,5
meter yang berada di samping kiri ranjang Hyun Ah *mepet tembok, belakangnya
jendela. Kalau dilihat dari awal masuk itu kan sebelah kanan ranjang Hyun Ah,
nah itu sofa sebelah kirinya ranjang.* lalu menjatuhkan dirinya di sofa itu.
‘lebih baik
kau pulang sekarang.’ Ucap Heechul sambil menatap Kwangmin yang juga menatapnya
setelah mendengar Heechul berkata seperti itu. ‘Ne?’ Tanya Kwangmin pelan.
‘eum… pulanglah. Sudah 2 hari kau menjaganya sampai larut. Lebih baik kau
istirahat di rumah.’ Ucap Heechul lagi.
‘gwaenchana
Heechul Ajushi. Aku masih ingin disini, Ajushi.’ Jawab Kwangmin. ‘tenang
Kwangmin-ie. Kami kan sudah ada di sini, jadi lebih baik kau pulang.’ Ucap
Jessica yang sedari tadi merapikan selimut Hyun Ah.
‘tapi sudah
2 hari aku menjaga Hyun Ah sampai larut malam, tidak apa-apa.’ Ucap Kwangmin
lirih. Jessica yang merasa tidak tega hanya dapat duduk di sofa setelah selesai
merapikan selimut Hyun Ah. ‘iya. Sekarang lebih baik kau pulang. Arraso?’ ucap
Heechul sambil berdiri dan berjalan menuju ranjang Hyun Ah. Sekarang Kwangmin
dan Heechul berhadapan hanya terhalat oleh ranjang Hyun Ah.
‘iya. Tapi
Ajushi aku…’ belum sempat Kwangmin melanjutkan kata-katanya, Heechul sudah
menatapnya sambil tersenyum tipis. ‘aku paham. Kau sangat mengkhawatirkannya.
Tapi jangan lupakan juga kesehatanmu.’ Ucap Heechul. Kwangmin bingung ingin
berkata apa lagi agar di ijinkan tetap menjaga Hyun Ah lebih lama. Kwangmin
hanya menatap wajah Hyun Ah, dia masih belum ingin pulang sekarang. Raut wajah
Kwangmin sekarang memancarkan kekecewaannya.
‘aku juga
ingin berpesan padamu. Jangan terlalu mengkhawatirkan Hyun Ah. Yakinlah kalau
dia baik-baik saja dan akan segera sadar. Jika kau mencintainya, sabarlah
menantinya.’ Ucap Heechul yang membuat Kwangmin kembali menantapnya. Kwangmin
hanya mengangguk mengerti. Lalu membereskan barang-barangnya.
‘ah aku
lupa. Aku ingin bertanya sesuatu padamu sebelum kau pulang.’ Ucap Heechul.
Kwangmin menghentikan aktifitasnya yang sedang beres-beres. Kembali menatap
Heechul. ‘Apa… apa yang akan terjadi jika Hyun Ah menghilang dari sisi mu?’
Tanya Heechul yang sontak membuat Kwangmin bahkan Jessica terkejut
mendengarnya. Jessica langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri suaminya
itu. Kwangmin mematung sambil memperoses pertanyaan Heechul.
‘yeobo?’
ucap Jessica sambil memegang lembut pundak dan lengan Heechul. Tanpa menatap
Jessica, Heechul hanya memegang tangan Jessica yang memegang pundak kirinya
dengan tangan kanannya.
‘Kwangmin-ssi..?’
ucap Heechul yang menyadarkan Kwangmin. ‘kenapa Ajusih bertanya seperti itu?’
ucap Kwangmin polos. ‘Aku… aku tidak tau Ajushi. Karena aku berharap akan terus
bersama Hyun Ah. Aku bahkan tidak dapat membayangkan hal itu.’ Sambung Kwangmin
sambil nyengir polos. ‘kau sangat mencintainya, eoh?’ Tanya Heechul lagi. ‘Ne
Ajush, sangat sangat mencintainya.’ Jawab Kwangmin dengan mantap. Heechul
menatap mata Kwangmin dalam.
‘anak ini…’
ucap Heechul dalam hati. ‘OK! Sana pulanglah.’ Ucap Heechul. ‘oh ne ajushi.
Annyeong…’ ucap Kwangmin sambil menunduk lalu berjalan keluar ruang inap Hyun
Ah.
Setelah
Kwangmin benar-benar pergi.
‘yeobo…
kenapa kau bertanya seperti itu padanya?’ Tanya Jessica. ‘itu adalah jawaban
yang ku harapkan. Dan sekarang aku hanya berharap, bahwa Kwangmin mampu
menerima semua yang akan terjadi.’ Jawab Heechul lalu merengkuh tubuh Jessica
dalam pelukannya. Jessica hanya mengangguk mengerti.
Author POV
end-
****
Kwangmin POV
@Kamar
Kwangmin
Ku jatuhkan
tubuhku diatas kasur king size ku. Cukup lelah hari ini. Mungkin karena
kegiatan di sekolah cukup menguras tenaga. Tapi rasa lelah ku tidak sebanding
dengan rasa bingungku.
Kenapa appa
Hyun Ah bertanya seperti itu padaku. Dengan mimic yang sulit di tebak. Argh!
Aku bingung.
‘mendingan
tidur aja deh…’ ucapku sambil memejamkan mataku dengan perlahan. Aku pun
akhirnya sudah pergi ke dunia kapuk.
Kwangmin POV
end-
Keesokan
Harinya…
*Change Backsoud : Teen Top - Crazy
Author POV
Kwangmin
bangun pagi-pagi sekali hari ini. Menyempatkan diri untung membantu eomma-nya
memasak sarapan dan menyiapkannya. ‘Pagi Kwangmin-ie… rajin sekali, sudah
bangun sepagi ini dan membantu eomma-mu memasak.’ Ucap Mr. Jo yang tak lain
adalah ayah Jo bersaudara. Kwangmin hanya membalas dengan senyuman manisnya.
Sambil menuangkan kopi ke cangkir kebangsaan Mr. Jo.
Keluarga Jo
sudah selesai sarapan. Kwangmin bergegas berangkat, agar tidak ketinggalan bus
sekolah. Dan dia juga ingin datang cepat ke Rumah Sakit hari ini. Saat keluar
dari pekarangan rumahnya. Berhenti sejenak, melihat ke rumah keluarg Kim yang
dihuni oleh yeoja tercintanya Hyun Ah. Terlihat begitu sepi. Dia hanya
mengangkat kedua bahunya kilas. Lalu berjalan lagi.
@School
Kwangmin
berjalan santai di koridor sekolah. Melewati Pengawas Harian. ‘Maaf Han
Seonsaeng. Ini ada surat dari keluarga Kim Heerissica.’ Ucap salah seorang
siswi yang melapor di depan meja Pengawas Harian. Kwangmin menghentikan
langkahnya, ‘bukankah itu yeodongsaeng Hyun Ah?’ ucap Kwangmin pelan. Saat akan
menghampiri meja Pengawas Harian. Bel berbunyi…
Tet… Tet…
Tet…
‘aish!’
rutuk Kwangmin. Kwangmin pun mengurungkan niatnya, sedikit terlintas rasa
penasaran di benaknya.
@Break Time
Kwangmin
berjalan perlahan di koridor kelas 1 menuju ke koridor kelas 2 atau kelasnya
dengan headset putih yang terpasang pas ditelinganya. ‘kau tau? Dia baru
sebentar sekolah disini, masa pindah lagi?’ ucap salah seorang siswi kepada
beberapa temannya yang jalan bersebelahan dengannya.
Saat siswi
itu mengucapkan hal itu, berpapasanlah dengan Kwangmin. ‘eoh?’ siswi itu
tersentak, karena tak sengaja tertabrak dengan Kwangmin, yang berhasil membuat
Kwangmin menghentikan langkahnya dan berhadapan dengan siswi itu. ‘Kwangmin Sanbae?
Eoh.. jeosuhamnida Sanbae.’ Ucapnya sambil membungkuk kecil.
Kwangmin
melihat tag name siswi itu. Eun-Kyo
*5DOLLS*, dialah siswi yang sudah bertabrakan dengan Kwangmin. ‘oh
gwaenchana..’ balas Kwangmin sambil melukis senyum tipis di bibirnya. ‘sekali
lagi maafkan aku Sanbae..’ ucap Eun Kyo sambil membungkuk lalu menjauh dari
Kwangmin.
‘ah masa sih
pindah lagi?’ ‘Ne jeongmalyo…’ percakapan dari Eun Kyo dan beberapa temannya
yang terdengar sedikit samar-samar ditelinga Kwangmin. Tapi kwangmin tidak
ingin menghiraukan gossip para junior-nya itu. Kembali berjalan menuju
kelasnya.
@Pulang
Sekolah
‘Kwang-‘
ucap Youngmin terputus saat ingin berbicara pada Kwangmin. ‘Hyung mau ikut ke
Rumah Sakit?’ Tanya Kwangmin yang berhasil memotong perkataan Hyung-nya itu.
‘eum… ku rasa tidak. Lagi banyak tugas.’ Jawab Youngmin seadanya. Kwangmin
hanya menghela nafas panjang. ‘arra…’ balas Kwangmin dengan nada super kecewa.
‘kalau
begitu aku pergi duluan ya, Youngmin-ie Hyung?’ Tanya Kwangmin lagi. Namja yang
mempunyai paras sama seperti Kwangmin, hanya menganggukan kepalanya dan
tersenyum. Tanpa ba bi bu Kwangmin langsung ngacir keluar kelas dan dengan
cepat menghilang dari pengeliatan Youngmin.
Author POV
end-
@Hospital
Kwangmin POV
Aku berjalan
dengan santai tapi terkadang juga berlari kecil di koridor Rumah Sakit. Ke
Ruangan dimana Hyun Ah di rawat inap. Terus ku kembangkan senyum ku di setiap
aku melangkah. Sambil membawa seikat kecil bunga Tulip putih yang ku beli saat
di perjalanan menuju Rumah Sakit.
****
Setelah
beberapa menit menelusuri Rumah Sakit. Langkah ku terhenti di depan sebuah
kamar inap bernomer 266B, dimana di dalam sana ada yeoja yang begitu ku cintai
sedang terbaring tak sadarkan diri. Ku cium sejenak aroma Tulip putih yang ada
di dalam genggaman ku. Mengulas senyum saat menghembuskan nafas ku kecil. Tak
sabar ingin bertemu dengannya lagi.
Grek!
Ku geser
pintu itu dan terbuka, mulai menampakan Ruangan di dalamnya dengan perlahan.
Deg!
‘Apa-apaan
ini?’ ucap ku dalam hati. Mata ku membelo besar, nafas ku terasa tercekat,
tubuh ku lemas, kaki ku seakan membeku di tempat aku berdiri sekarang. Tanpa
sadar ku jatuhkan bunga Tulip putih itu dari tangan ku.
‘Eodiyo?
Eodi? Eodigaaaa...’ teriak ku frustasi saat kesadaran ku mulai terkumpul kembali.
Dengan cepat aku langsung masuk kedalam Ruangan itu. Ku edarkan pandangan ku
keseluruh sudut ruangan.
Hampa. Tidak
ada siapa pun dan apa pun di ruangan itu. Kosong dan tanpa penghuni. Yang ku
cari saat ini hanyalah yeoja itu. ‘eodiiigaaaaa..’ teriak ku makin frustasi
saat aku sadar bahwa yeoja itu benar-benar tidak ada di ruangan itu lagi.
Dengan air mata yang mulai tergenang indah di mataku. Aku berlari menuju lobi
Rumah sakit. Bahkan tak sengaja aku menginjak bunga Tulip putih yang terjatuh
di depan pintu.
****
‘Eodiga?
Eodigaaaa?? Huh.. huh.. huh..’ teriak ku di depan meja resepsionis Rumah Sakit
dengan nafas yang memburu satu sama lain sambil menepuk keras permukaan meja
itu yang terbuat dari semen. ‘tenang Tuan… aku mohon tenang..’ ucap seorang
yeoja paruh baya ke padaku. Aku menatapnya tajam. ‘eodiga? Yeoja.. yeoja yang
di rawat di dalam kamar 266B?’ Tanya ku dengan nafas yang masih belum teratur.
‘tunggu
sebentar.’ Ucap yeoja paruh baya itu. Beberapa menit setelah dia berkutat
dengan computer di depannya, dengan segera dia menghadap kearah ku kembali.
‘yeoja itu, apakah bernama Kim Hyun Ah?’ tanyanya pada ku. Aku hanya dapat
mengangguk karena masih berusaha menetralkan diriku kembali.
‘Dia sudah
keluar dari Rumah Sakit sejak tadi malam.’ Ucap yeoja paruh baya itu. Aku
langsung membelokan mataku sebulat-bulatnya. ‘mustahil..’ decak ku tak percaya.
‘sungguh Tuan..’ ucapnya lagi yang berhasil membuat ku mulai percaya kepadanya.
‘aish! Jinjja sirreo..’ gerutu ku lalu tanpa menghiraukan yeoja paruh baya itu
aku kembali berlari keluar Rumah Sakit.
‘mungkin dia
sudah ada di rumah. Tapi kenapa rumahnya begitu sepi hari ini?’ ucap ku dalam
hati sambil terus berlari ke halte bus yang dekat daerah Rumah Sakit.
Sekarang aku
sudah di dalam bus. Berdiri dengan gelisah. Ku ambil Android ku dari dalam saku
celana. Ku cari no kembaran ku, Youngmin Hyung. ‘yeoboseyo..’ ucap seseorang
dari balik telpon. ‘Hyung, Hyun Ah dimana?’ ucap ku to the point dengan nada
yang tak karuan.
‘mwo? Aku
tidak tau? Bukankah dia-?’ ucap Youngmin terputus *lagi*. ‘dia tidak ada di
Rumah sakit, Hyung. Ucap resepsionis disana dia sudah keluar dari Rumah Sakit
sejak tadi malam.’ Ucap ku cepat namun ku yakin masih dapat di dengar jelas
oleh Youngmin Hyung. ‘MWOYA?’ teriak Youngmin Hyung dari balik telpon. ‘Hyung
cepat cek di rumahnya siapa tau sudah ada di rumah?’ ucap ku dengan nada
mendesak.
‘arra arra..
aku akan segera pulang dan mengeceknya.’ Balas Youngmin. ‘eum.. jika ada kabar
segera hubungi aku, Hyung.’ Pinta ku. ‘Ne.’ jawab Youngmin Hyung singkat. Klik!
Sambungan telpon kami terputus. Sesaat ku tatap layar Android ku. Terpampang
gambar Hyun Ah dengan pose yang sangat yeppo
saat dia sedang belajar di kelas. Ya! Gambar yang ku ambil secara diam-diam.
Lalu melihat kearah depan kembali.
Sudah
sampai. Tanpa ba bi bu aku langsung turun dan berlari dengan kencang menuju
rumah Hyun Ah.
****
Tepat di
depan rumah Hyun Ah sudah terpakir Ferary Sport Red milik Youngmin Hyung.
Gerbang rumah Hyun Ah sedikit terbuka. Dan aku segera masuk ke dalam. Aku
menemui Youngmin Hyung bersama Jiyoo yang sedang berbicara dengan seseorang dan
sekarang menoleh kearah ku.
‘Kwangmin..’
ucap Youngmin Hyung. ‘eod-?’ Tanya ku terputus saat aku sampai menghampiri
Youngmin Hyung, aku melihat seorang alabeoji sedang bersama mereka. Youngmin
Hyung menepuk pundak sebelah kiri ku. Menatap ku lekat. ‘wae.. waeyo?’ Tanya ku
penuh ke bingungan.
‘apakah dia
kembaran anda yang bernama Kwangmin?’ Tanya alabeoji itu pada Youngmin Hyung.
‘Ne alabeoji..’ jawab Youngmin Hyung. ‘ada titipan untuk anda Tuan muda
Kwangmin.’ Ucap alabeoji itu pada ku sambil menyodorkan sebuah buku catatan
berukuran sedang ke padaku. Ku rasa itu seperti sebuah Diari.
Dan
alhabeoji itu langsung pergi meninggalkan kami bertiga di halaman depan rumah
keluarga Kim itu. ‘gwaenchana Kwangmin-ie…’ ucap Jiyoo lembut sambil mengelus
punggung ku sebentar.
‘Lebih baik
kita pulang dulu. Akan ku beritahu apa yang kami bicarakan dengan alabeoji
tadi.’ Ucap Youngmin Hyung. Aku yang sedang bingung hanya menurutinya. Walau
langkah ku terasa berat untuk meninggalkan rumah Hyun Ah ini.
@Jo’s House
‘…’ Kwangmin
hanya terdiam tanpa bergerak sedikit pun dari duduknya, menyaring semua
perkataan yang keluar dari mulut saudara kembarnya, Youngmin. ‘hanya itu yang
di katakan oleh alabeoji tadi.’ Ucap Youngmin dari akhir penjelasannya.
‘bagaimana
dengan saudara-saudara Hyun Ah?’ Tanya
Kwangmin dengan suaranya yang mulai serak. ‘alabeoji itu tidak menjelaskan
apa-apa lagi selain itu.’ Jelas Youngmin. ‘…’ tanpa kata-kata Kwangmin langsung
beranjak dari duduknya. Meninggalkan Youngmin dan Jiyoo yang terduduk di sofa
ruang keluarga Jo.
@Halte Bus
Aku duduk di
bangku halte bus ini. Dimana pertama kalinya aku bertemu Hyun Ah. Ya memang
pada awalnya aku masih malu menatapnya. Aku terkekeh kecil mengingat memori
kecil yang terjadi disini.
Flashback
Saat itu
dimana kami berdua sedang berangkat sekolah bersama. Setelah cek cok dengan
kembaran ku, bahkan dia hampir menyerempet ku pagi ini. ‘Kwangmin-ie,
jakkamanyo…’ ucap Hyun Ah menghentikan langkahku. Aku hanya menolehkan kepala
ku ke belakang. ‘eoh?’ aku terkejut karena tiba-tiba di berjongkok di pinggiran
terotoar menghadap kearah taman pinggir jalan di luar komplek kami ini.
‘hhuuaaa
neomu yeppo..’ ucap Hyun Ah takjub pada sesuatu yang ia ambil. Aku mengangkat
sebelah alisku. ‘lihat sungguh cantik bukan?’ Tanya Hyun Ah pada ku sambil
memperlihatkan setangkai bunga Tulip putih. Aku melihat sejenak bunga itu. ‘ne
neomu yeppo. Seperti yang memutiknya.’ Ucap ku sambil tersenyum.
‘eoh?’ Hyun
Ah sedikit terkejut. Ku lihat wajahnya mulai menyemburkan warna merah yang
begitu merona. ‘tapi kau jauh lebih cantik, Hyun Ah-ya.’ Ucapku dalam hati
sambil mengacak-ngacak rambutnya pelan.
Flashback end-
Ya bunga
Tulip putih itu. Sungguh dia sangat cantik saat itu. Tubuh yang mungil, wajah
yang begitu manis, kulit putih, pipi chubby, bibir chery dan rambut panjang
sepunggung berwarna coklat agak kemerahan. Ditambah dengan sifat baik dan
periang. Sungguh yeoja yang sempurna di mata ku.
Tapi sosok
itu sekarang pergi entah kemana. Padahal kondisinya masih belum sadarkan diri.
Kenapa kau begitu cepat datang dan begitu cepat pergi?. Sekarang aku hanya
dapat duduk di halte bus ini berharap suatu saat aku bertemu lagi disini
dengannya.
Backsound end-
****
*change Backsound : Boyfriend – I’ll
Be There
1minggu
berlalu…
Sudah 1 minggu
berlalu. Aku sudah bertanya pada semua. Tapi tidak ada yang tau. Atau tidak
ingin memberi tahu ku. Di sekolah memang tidak ada yang berubah. Hanya saja
terasa ada yang kurang. Sekarang sudah pulang sekolah. Aku duduk di dekat
jendela kelas. Menatap keluar, begitu cerah hari ini. Tapi kenapa terasa
mendung di hati ku.
Menatap sebuah benda
yang ku pegang. Sebuah liontin yang ku dapat dari dalam Diari Hyun Ah. Tapi sampai sekarang belum kunjung ku buka liontin
ini. Aku takut akan merasakan sakit yang teramat sakit di hati ku. Entah itu
kecewa, sedih, tak berguna semua bercampur menjadi satu. Takut untuk melihat
apa yang ada di dalamnya.
Entah kenapa semua
tidak berubah. Apakah hanya aku yang merasakannya?.
‘Kwangmin-ie, ayo pulang.’
Ucap seseorang yang suaranya begitu familiar di telinga ku. Ia memegang pundak
kanan ku. Membuat ku berbalik dan menatapnya dengan sendu. ‘kajja..’ ajaknya.
‘eum…’ gumam ku lalu beranjak dari duduk ku dan berjalan berdampingan
dengannya. Youngmin Hyung, dia tetap seperti biasa. Mungkin karena Jiyoo sudah
kembali ke sisinya.
****
Setiap hari inilah
yang ku lakukan. Duduk di halte bus ini. Sambil memegang setangkai bunga Tulip
putih. Sesekali berbicara pada bunga yang sedang ku pegang ini. Aku tidak
perduli apa kata orang, aku yakin mereka pasti menganggap ku gila. Ya! Aku gila
karena separuh hati ku pergi entah kemana.
Sekarang aku jadi
namja yang lebih tertutup dari pada yang dulu. Bahkan bercerita dengan Youngmin
Hyung saja sudah tidak pernah lagi, semenjak kepergian Hyun Ah. Sebelum ada
Hyun Ah aku jarang tersenyum, tapi saat ada dia aku jadi sangat suka tersenyum.
Tapi setelah dia tidak ada senyum ku sudah memudar. Bahkan rasanya aku sudah
tidak pantas hidup.
‘dorawa , jebal
dorawa..’ ucap ku lirih sambil menatap bunga Tulip putih di tangan ku ini. Tak
terasa air mata ku menetes dengan sendirinya. Entah sudah berapa banyak bulir
air mata yang menetes dari mata ku. Ya! Aku sekarang hanya namja suram dan
pecundang. Hanya dapat meratapi kisah cinta ku yang ku rasa tidak pernah
sempurna.
Aku
akan menyadari seiring waktu berlalu
Mengapa kau pergi seperti ini
Dengan segala pikiran yang berbeda ini
Hanya hatiku, hatiku…
Hanya satu hari telah berlalu
Dan tidak ada yang berubah tapi kenapa?
Mengapa kau menyelinap pergi dan menghilang
tanpa sepatah kata pun
Apakah aku tidak dapat diandalkan?
Apa sulit bagimu?
Kita sudah berjanji untuk bertahan menghadapi apapun
Aku akan melindungimu, kumohon kembalilah
Kembali ke tempatmu, Oh… kumohon
Jika aku bicara padamu dalam hatiku, apa kamu
dapat mendengarnya?
Setelah waktu berlalu, di ujung dunia
aku ingin menghadapmu dan menutup mataku
Dengan segala pikiran yang berbeda ini… Hanya
hatiku… hatiku
Kalau kau sendiri di suatu tempat, menderita
sendiri
Aku terus mengkhawatirkan hal itu
Mengapa kau pergi seperti ini
Dengan segala pikiran yang berbeda ini
Hanya hatiku, hatiku…
Hanya satu hari telah berlalu
Dan tidak ada yang berubah tapi kenapa?
Mengapa kau menyelinap pergi dan menghilang
tanpa sepatah kata pun
Apakah aku tidak dapat diandalkan?
Apa sulit bagimu?
Kita sudah berjanji untuk bertahan menghadapi apapun
Aku akan melindungimu, kumohon kembalilah
Kembali ke tempatmu, Oh… kumohon
Jika aku bicara padamu dalam hatiku, apa kamu
dapat mendengarnya?
Setelah waktu berlalu, di ujung dunia
aku ingin menghadapmu dan menutup mataku
Dengan segala pikiran yang berbeda ini… Hanya
hatiku… hatiku
Kalau kau sendiri di suatu tempat, menderita
sendiri
Aku terus mengkhawatirkan hal itu
Jadi saat itu, berhentilah dan tunggu
Aku akan bergegas dan mengejarmu
Aku akan menemukanmu, kumohon tunggulah
aku
Sekarang di tempat itu, oh… kumohon
Jika aku bicara padamu dalam hatiku, apakah kamu
dapat mendengarnya?
Setelah waktu berlalu, di ujung dunia
aku ingin menghadapmu dan menutup mataku
Kemana kau pergi? Kemana kau pergi?
Kemana kau pergi, kau?
Kemana sebenarnya kau pergi? Kemana kau
pergi?
Kemana kau pergi, kau?
Jika aku mengisi hatiku dan mengirimkannya
padamu,
Apakah kau mampu untuk menerimanya
Bahkan jika waktu mempermainkan kita dan
menghalangi kita
Aku ingin menggenggam tanganmu dan menang
_TBC
p.s : Don’f forget to leave your comment for this FF, ne?
koment kalian perlu untuk mengasah lagi kemampuan dari Author untuk menulis FF.
Jangan jadi SR ya :) Gamsahamnida… #bowingbarengJoTwins ppyong~ ^_^*
Benarkah begitu akhir dari kisah cinta Kwangmin dan Hyun Ah?
Kemana kah Hyun Ah pergi? Mengapa ia pergi? Semuanya akan terjawab di part
terakhir FF ini. Yang penasaran tolong bersabar ya, Author kesehatannya lagi
gak jelas soalnya dan cukup sibuk menjelang Mid Test. Sudahlah Author malah
curcol. Sekian dan salam cinta dari Author *tebar Jo Twins (?)* hahaha… Ppyong
^o^
0 komentar:
Posting Komentar