“Heart For 2
(Twins)” [Part 9 of ?]
Author:
Berty Khairun Nafisah >> ELF_TEUK96 >> teukseob@yahoo.com
Main
Cast:
-
Jo Kwangmin
(Boyfriend)
-
Jo Youngmin
(Boyfriend)
-
Kim Hyun Ah (OC)
Support
Cast:
-
Jo Jeongmin
(Boyfriend)
-
Lee Hyunhee (OC =
Author’s Friend)
-
Lee Hyunseong
(Boyfriend)
-
Kim Hyeri (OC =
Author’s Friend)
-
Kim Donghyun
(Boyfriend)
-
Kim Heerissica
(OC = Author’s Friend)
-
No Minwoo
(Boyfriend)
-
Kim Hyoo Eun (OC
= Author’s Friend)
-
Han Jiyoo (OC =
Author’s Friend)
Other
Cast:
*hayoo
siapa?* cari sendiri deh ya ^^v
Length:
Part
9 of ? (3.628 Words)
Genre:
*temukan
sendiri ;)*
Rating:
PG-15 – NC
17 *I think hehe XD*
Happy
Reading!!! Ppyong~ *o^
Backsound : Davichi – Don’t Say
Goodbye
Dari
kejauhan…
Jiyoo POV
Tubuhku
sangat lesu sekarang. Pikiran ku cukup kacau. Bukan ini yang ku harapkan
setelah usaha kerasku supaya bisa pulang ke Korea. Sekarang aku sedang berjalan
gontai di sebuah taman. Sambil menggulung-gulung kecil ujung rambut ku yang
terurai indah di pundak ku. ‘mungkinkah kita akan bertemu sekarang? Aku ingin
menjelaskan semuanya pada mu. Huhf~’ ucap ku sambil mengendus sebal.
Ku edarkan
pandangan ku ke sekeliling taman. Aku melihat ada jembatan yang tidak begitu
besar. Dari jarak yang lumayan jauh ini. Aku dapat melihat seseorang sedang
berdiri di sana. ‘nugu?’ Tanya ku bingung. Aku melangkahkan kaki ku ke jembatan
itu. *dari arah yang sama kaya Youngmin ya. Dari sebelah kanan Youngmin.
Youngmin lagi menghadap kearah timur sekarang.*
Dekat,
semakin dekat dengan jembatan itu. Mulai terlihat jelas sosok yang ku lihat
dari kejauhan tadi. Rambut belonde, badan tinggi ramping, gayanya cool. Aku
rasa, aku sangat familiar dengan sosok ini. ‘Youngmin-ssi…?’ Tanya ku pelan
saat sudah sampai di jembatan itu.
Sukses
membuat sosok itu berbalik kearah ku. Aku membulatkan mata ku. Benar saja
tebakkan ku tentang sosok itu. ‘kau?’ Tanya Youngmin sambil menatap ku heran.
Aku mulai berjalan mendekat kearahnya. Sekarang kami bersebelahan. Aku menaruh
kedua tangan ku di pinggiran jembatan itu. Menatap lurus kedepan sambil
menghembuskan nafas kecil.
Hening.
Itulah suasana yang terjadi selama beberapa menit setelah aku dan Youngmin
berdiri bersebelahan.‘apa yang kau lakukan disini?’ Tanya Youngmin padaku
memecahkan keheningan yang sempat terjadi di antara kami.
‘aku hanya sedang
jalan-jalan. Aku rindu berjalan-jalan di taman-taman kota Seoul.’ Jawabku tanpa
menatapnya. Ku rasa dia hanya menganggukan kepalanya, paham atas jawaban ku.
‘kau sendiri?’ Tanya ku balik sambil mengarahkan wajahku menghadap wajahnya.
Dia juga mengarahkan wajahnya menghadapku. Kami saling menatap lekat satu sama
lain.
Jeongmal! Kenapa dia begitu tampan? Dia tidak berubah semenjak 1tahun
lalu. Tatapannya masih seperti dulu. Dalam dan memancarkan kharismanya.
Bolehkah aku melting saat ini juga? Oh God! Tubuhku terasa kaku dan jantung ku
berdetak tak karuan sekarang. Wajah ku terasa memanas. Pasti sudah muncul
semburan merah di pipiku.
‘ish! Namja
ini memang selalu bisa membuatku tak karuan.’ Gerutuku dalam hati. ‘ya Han
Jiyoo. Neo gwaenchana?’ Tanya Youngmin padaku sambil menempelkan punggung
tangannya di kening ku. Akan ku kutuk diriku sendiri kalau aku luluh sekarang.
‘ah!
Gwaenchana.’ Jawab ku sambil melepaskan tangannya dari kening ku. ‘kau belum
menjawab pertanyaan ku?’ Tanya ku lagi dengan nada ketus. ‘dasar… yeoja ini
tidak berubah.’ Umpat Youngmin padaku. Aku hanya menatapnya sinis. Sebenarnya
itu hanya untuk menyamarkan perasaan ku yang sebenarnya sekarang padanya.
‘aku hanya
sedang menenangkan diri ku. Terlalu banyak yang ku pikirkan belakangan ini.’
Jawab Youngmin sambil memainkan setangkai
mawar putih di tangannya. ‘memang apa yang sedang kau pikirkan?’ Tanya
ku. Ayolah aku tidak ingin munafik. Aku berharap dia sedang memikirkan ku.
‘eum..’
gumamnya sambil kembali menatap lurus ke depan. Aku masih menatapnya. Ayolah
Youngmin, ucapkan sesuatu. ‘aku… aku hanya memikirkan.. Hyun Ah.’ Ucap Youngmin
yang ku rasakan hatiku hancur berkeping-keping. Bukan jawaban itu yang ingin ku
dapat dari mu Jo Youngmin. Sekarang, aku menatapnya sendu. Aku rasa air mata ku
mulai tergenang. Tidakkah kau memikirkan ku sedikit pun Youngmin-ssi?
Tiba-tiba
dia langsung menatapku.
‘eoh?’ aku terkejut dan langsung mengalihkan
pandanganku ke depan. Ku usap pelan mata ku, agar air mata yang sudah tergenang
ini tidak jatuh begitu saja. ‘waeyo?’ Tanya Youngmin dengan innocent-nya. Kau
hanya bertanya kenapa? Tidak bisakah kau merasakan hatiku yang sakit ini?
‘aniya.
Gwaenchana.’ Jawab ku singkat. Sekarang kami sama-sama menatap kearah depan.
Terjading hening sebentar. Angin berhembus pelan menerpa badan kami. Sungguh
bukan suasana yang aku inginkan.
‘kenapa kau
pergi?’ Tanya Youngmin pelan sambil membuang setangkai mawar putih yang sedari
tadi ia pegang ke sungai. Tapi aku masih dapat mendengarnya. Aku sontak menoleh
kearahnya. Sungguh aku terkejut, tak ku sangka kata-kata itu akhirnya keluar
dari mulutnya. Aku tersenyum tipis, lalu kembali menghadap ke depan. ‘itu…
karena dirimu.’ Jawab ku. Yang tak ku sangka Youngmin langsung mencengkram
kedua lengan ku, menatap ku lekat. ‘ah apho..’ ringis ku pelan.
‘KARENA AKU?
MEMANG AKU KENAPA?’ bentak Youngmin keras tepat di depan wajahku. Aku mulai
takut, aku tidak pernah melihat Youngmin seperti ini. ‘bis.. sakah.. kau lep..
paskan.. cengkram.. man mu?’ Tanya ku sambil menahan sakit di kedua lenganku.
Seakan tersadar, Youngmin perlahan melepaskan cengkramannya. Sekarang kami
berhadapan.
‘kau tidak
salah Youngmin-ssi. Ini semua ku lakukan untuk mu.’ Ucapku lirih. Aku merasakan
Youngmin mengendus kesal. ‘lalu kenapa? Kau bilang ini karena aku. Memang apa
yang kau lakukan?’ Tanya Youngmin yang ku rasa berusaha menahan amarahnya.
Aku
mendongakkan kepalaku. Agar kami bertatapan. ‘Aku sakit Youngmin-ssi. Hiks..’
ucapku yang mulai terisak. Aku melihat Youngmin membulatkan matanya, menyatukan
kedua alisnya. ‘maksudmu?’ tanyanya lagi.
‘Dari kecil
aku sudah mengidap sebuah penyakit. Kelainan pada hati. Aku awalnya lebih
memilih mati. Dari pada terus merepotkan kedua orang tua ku. Aku memang dari
keluarga yang punya segalanya. Tapi aku tidak bisa melihat ibu ku yang selalu
menangis setiap malam sambil menidurkan ku. Melihat ayah ku yang kelelahan
mencari segala macam pengobatan untuk ku.’ Jelasku.
‘tapi dari
awal kita bertemu kau tidak… ah! Bahkan kau masih sanggup bermain bersama ku
dan Kwangmin saat masih kecil.’ Ucap Youngmin yang rasanya tidak percaya pada
ku. ‘iya itu semua demi diri mu, Jo Youngmin.’ Jawab ku yang ku rasa air mata
ku mulai deras mengalir di pipi ku.
‘apa?’ Tanya
Youngmin pelan. Ku raih tangan kanannya, ku genggam erat dan ku tempelkan di
dada bagian atasku. ‘semenjak bertemu dengan mu di Sekolah Dasar. Aku sudah
sangat menyukaimu. Aku melihat mu bermain dengan riang bersama kembaran mu. Aku
selalu berpikir ingin berada disisimu saat itu dan untuk seterusnya. Saat kita
bisa berkenalan, aku sangat senang. Bisa dekat dengan mu. Bisa bermain dengan
mu. Jalan-jalan di taman berdua dengan mu. Semenjak itu aku bertekat untuk
sembuh, agar bisa bersama dengan mu lebih lama.’ Jelasku sambil menahan isakkan
ku.
Tak ku
sangka Youngmin merengkuh tubuh ku ke dalam pelukkannya. Aku sedikit tersentak.
Youngmin langsung melingkarkan tangannya memelukku dengan erat. ‘begitukah?
Lalu apa yang terjadi?’ Tanya Youngmin dengan nada yang begitu lembut. Sungguh
pelukkan ini yang ku rindu kan darinya.
Youngmin melepaskan
pelukkannya tapi masih melingkarkan salah satu tangannya di pinggang ku yang
satunya mengusap air mata yang ada di pipiku. ‘setelah kita menjalin hubungan
sebagai sepasang kekasih. Sebenarnya penyakitku semakin parah. Bahkan muntah
darahku semakin parah. Tapi aku tidak ingin memberitahu mu. Aku tidak ingin kau
khawatir dan sedih. Ayah ku mencari-cari info tentang cangkok hati. Dan ada
sebuah rumah sakit di Australia yang membantu ayah ku mencarikan cangkok hati
sekaligus yang akan menangani operasi dan proses penyembuhan ku hingga sembuh
total. Dan…’ belum sempat aku menyambung kata-kata ku Youngmin sudah
menyambarnya.
‘Dan kau
pergi meninggalkan ku tanpa kabar?’ sambar Youngmin. Aku langsung mendongakkan
kepala ku. ‘itu…’ aku bingung harus berkata apa sekarang. ‘baiklah aku bisa
menerima alasan mu karena pergi meninggalkan ku tanpa kabar. Bagaimana dengan
namja yang menjadi tunanganmu itu?’ Tanya Youngmin.
‘sebenarnya
namja itu… adalah sepupuku Lee Kiseop. Aku sudah meminta persetujuan kepada
kedua orang tua ku dan orang tuanya tentang hal itu. Itu agar kau tidak
memikirkan ku lagi. Aku takut kau akan terus mencari ku. Bahkan menyusulku ke
Australia. Aku juga takut operasi itu gagal, sungguh aku tidak bermaksud
menyakitimu. Tapi ternyata Tuhan masih sayang padaku. Operasi itu sukses dan di
lanjutkan dengan proses penyembuhannya. Aku berusaha agar sembuh lebih cepat
dan kembali ke Seoul, hanya untukmu.’ Jelasku lagi.
‘tapi tidak
perlu sampai pura-pura bertunangan dengan namja lain. Tapi yang tak ku sangka
namja itu adalah sepupu mu. Benarkah sakit mu separah itu?’ ucap Youngmin.
‘tidak semenjak kau datang dalam hidup ku.’ Ucapku sedikit malu. Youngmin
terkekeh kecil di acak-acaknya rambut ku dengan gemas. ‘Ya!’ bentak ku agar dia
berhenti mengacak-ngacak rambutku.
‘kau tidak
pernah berubah Jiyoo-ah.’ Ucap Youngmin sambil tersenyum simpul kearah ku. Ku
tatap matanya dalam. ‘kau sendiri bersama seorang yeoja, saat aku ingin
berpamitan dan menjelaskan semuanya padamu. Begitu mesra, siapa yeoja itu?’ Tanya
ku menyelidik. ‘siapa? Yang mana?’ pikir Youngmin. ‘1hari sebelum aku pergi.
Yang ada di rumah mu.’ Ucap ku. ‘oh ya aku ingat. Dia itu ajuma ku, Victoria
ajuma. Itu bukan mesra, kami hanya sedang melepas rindu. Sudah lama aku tidak
bertemu dengannya. Bagaimana bisa kau cemburu pada seorang ajuma?’ jelas
Youngmin dengan kepolosannya.
‘aish~ ya
mana aku tau kalau yeoja itu ajuma mu. Dia Nampak muda kau tau.’ Gerutu ku
kesal. ‘oh iya ya… hahaha..’ tawa Youngmin. ‘ih nyebelin!’ aku tambah kesal.
‘ne ne mianhae.’ Bujuk Youngmin. Lalu memeluk ku sejenak, terasa sangat hangat.
Kemudian melepaskan pelukannya dan kami bertatapan.
‘Aku… ingin
selamanya bersama mu. Saranghaeyo Jo Youngmin.’ Ungkapku lalu memeluknya erat
lagi. Aku tidak ingin pergi lagi. Aku ingin di dalam pelukkannya terus terus
dan selamanya.
‘Nado
Jeongmal Saranghaeyo Han Jiyoo. Jaebal nal ttonagajima, ne?’ ucap Youngmin
lirih sambil menaruh dagunya di pucuk kepalaku. Aku hanya mengangguk dalam
pelukannya lalu menyandarkan kepalaku di dadanya.
‘oiya! Siapa
Hyun Ah?’ Tanya ku tiba-tiba sambil melepas pelukan kami. ‘eoh?’ Youngmin
terkejut. ‘Hyun Ah? Dia sebenarnya yeoja yang belakangan ini mengisi hari dan
hatiku.’ Ucapnya santai. ‘MWO!?’ Tanya ku yang benar-benar terkejut. Aku
mempoutkan bibirku ku menggembungkan kedua pipiku. Ku balikkan tubuh ku
membelakanginya. ‘kau keterlaluan Youngmin…’ gerutuku.
‘hahaha…’
tawa Youngmin. Malah ketawa, dasar namja stress. Gak tau apa kalau aku marah,
shireoyo. ‘kau tau yeoja itu juga di cintai oleh Kwangmin. Tapi aku
melepaskannya. Karena… sekarang aku sudah mendapatkan cintaku kembali.’ Ucap
Youngmin sambil memeluk tubuhku dari belakang. Aish jeongmal! Ku kutuk diri ku
karena aku selalu luluh jika dia bersikap seperti ini.
‘jinjja?’
Tanya ku sambil membalik tubuhku kearahnya. ‘eum… sumpah deh gue zuzur. *iyuh
alay kkk :p*’ ucap Youngmin sambil membuat jari tangan kanannya membentuk huruf
V. ‘aku tidak percaya.’ Ucapku dengan nada meremehkan sambil mempoutkan
bibirku. ‘baik, akan ku buktikan.’
Chu~
Tiba-tiba
Youngmin langsung mecium bibirku tanpa memberikan aba-aba. ‘mmpphh..’ erangku
karena posisi kami kurang nyaman untuk berciuman. Ku merengkan kepalaku ke
kanan, dan Youngmin memerengkan kepalanya ke kiri. Youngmin mulai mengigit
bibir bawah ku pelan, seakan meminta aku membalas ciumannya dan meminta lebih.
*WOW! .o.*
Tanpa ba bi bu ku balas ciumannya. Ku emut
bibir atasnya dan Youngmin mengemut bibir bawahku. Ku rasakan lidah Youngmin
menyeruak keluar. Menjilat bibirku, seakan meminta ijin untuk masuk ke dalam
mulut ku. Tanpa perlawanan aku langsung membuka mulutku. ‘ahh.. mmpphh… sshh..’
desahan langsung keluar dari mulut ku saat lidah Youngmin menyeruak masuk
kedalam rongga mulut ku.
Lidahnya
mulai mengabsen satu-persatu yang berada dalam rongga mulutku. Lidah kami
bertemu dan terjadi pergulatan lidah disana. Menimbulkan decapan keluar dari
mulut kami bahkan kami bertukar saliva di sana. Youngmin mulai meraba pelan
punggung ku. Dan aku mulai mengalungkan tanganku di tengkuknya dan salah satu
tangan ku menekan kepalanya agar semakin memperdalam ciuman kami.
‘mmpphh…
sshh…’ erang ku saat ku rasakan oksigen sudah habis. Ku dorong pelan tubuh
Youngmin agar kami berjarak dan melepas deepkiss
kami. ‘hah.. hah…’ nafasku mulai terengah. ‘kau percayakan?’ Tanya Youngmin.
‘aku percaya. Tapi apa kau ingin membunuhku. Menciumku begitu dalam.’ Gerutuku.
‘tapi kau
menikmatinyakan?’ Tanya Youngmin genit. Muncul kembali semburan merah di
pipiku. Hhuuaaa aku mendidih!. ‘aku akan membuatmu mati karena kenikmatan.’
Ucap Youngmin dengan nada seduktif. ‘mwo?’ Tanya ku terkejut. Dan deepkiss yang bercampur dengan hotkiss itu kami lakukan kembali. Di
jembatan dimana pertama kali Youngmin menyatakan cintanya padaku.
Jiyoo POV
end-
@Rumah Sakit
(Ruang ICU)
Kwangmin POV
Saat aku
sudah sampai di rumah sakit. Aku berjalan tanpa beban menuju ruang ICU. Senyum
ku merekah di sepanjang jalan. Mengingat Youngmin Hyung, sudah mengalah dan menyerahkan
Hyun Ah untuk ku.
Grek!
Ku buka
pintu ruang ICU. Terlihat ada beberapa pasien selain Hyun Ah. Ku edarkan
pandangan ku ke seluruh sudut ruangan. Dan ku temukan Hyun Ah di sudut kanan
*terlihat saat awal masuk*.
Berjalan
dengan santai dan mengumbar (?) senyum manis ku. Menyapa pasien dan penjenguk
yang lain. Tak tau kenapa hati ku sangat senang hari ini. Saat sampai di dekat
kasur yang di gunakan Hyun Ah. Aku melihat sosok seorang yeoja dan namja sedang
menunggu Hyun Ah.
‘Annyeonghaseyo…’
ucapku sambil membungkuk. Saat aku berdiri sempurna lagi, yang ku sapa membalik
kearah ku. ‘eoh? Annyeonghaseyo Kwangmin-ie..’ balas sapa sang namja.
‘Annyeong~’ balas sapa sang yeoja dengan nada yang terdengar lelah.
‘eoh?
Hyunseong Hyung, Hyeri Noona..’ ucap ku sedikit terkejut. Kalau ketemu orang
tua Hyun Ah masih gak apa-apa. Kalau ketemu kakak nya yang satu ini, sedikit
berbahaya. ‘eum…’ gumam Hyeri noona. ‘ya chagiya.. kalau kau lelah lebih baik
pulang saja.’ Ucap Hyunseong hyung sambil mengelus kepala Hyeri noona.
‘aniya!
Kalau aku pulang siapa yang menjaga Hyun Ah disini?’ gerutu Hyeri noona pada
Hyunseong hyung. ‘iya ya..’ jawab Hyunseong hyung polos. Aha! *ting. ‘kan ada
aku Hyeri noona.’ Sambarku langsung. Dan Hyeri noona langsung memberikan
tatapan sadisnya. Menyipitkan matanya yang sedikit belo itu. Menunjuk wajah ku
dengan salah satu jari telunjuknya.
‘glek..’
dengan susah ku telan saliva ku dan ekspresi ku berubah jadi tegang. Sangat
mengerikan yeoja di hadapanku ini. Untung Hyun Ah tidak seperti ini. Wah sebuah
tanda Tanya besar untuk ku kenapa Hyunseong hyung mampu bertahan dengan Hyeri
noona. *author ngakak XD*
‘neo? Ah
tidak bisa.’ Ucap Hyeri noona dan langsung duduk di kursi yang di sediakan
untuk orang yang menunggu pasien disini. ‘tenang saja chagiya. Kwangmin itu
namja yang baik. Dia tidak akan berbuat yang macam-macam. Lagi pula di ruang
ICU yang banyak orang seperti ini, apa yang akan di perbuat Kwangmin terhadap
Hyun Ah.’ Bujuk Hyunseong hyung yang ku ikuti dengan anggukkan mantap.
‘huhf~
baiklah. Lagi pula aku juga ingin mandi.’ Ucap Hyeri noona yang akhirnya luluh
juga. ‘yes!’ ucapku sambil mengepalkan satu tangan ku. ‘YA! Jo Kwangmin. Kali
ini kau berhasil, karena ada Hyunseong. Tapi awas saja lain kali kau tidak akan
berhasil.’ Ucap Hyeri noona rada ketus. Lalu berdiri dan pergi keluar dengan
perlahan. Hyunseong hyung menyusul. Tapi aku menahannya sebentar.
‘eh Hyung?
Ko betah sih sama Hyeri noona?’ Tanyaku sambil berbisik di telinganya. ‘eoh?
Tentu saja. Itu karena aku mencintainya, Kwangmin-ie.’ Jawab Hyunseong hyung
sambil mengacak-ngacak pucuk kepalaku dengan halus. Dan kemudian berjalan
menyusul Hyeri noona yang menunggunya di depan pintu ruang ICU. Melambai
sebentar kearah ku dan pergi menghilang dari hadapanku.
‘cinta?’
ucapku pelan dengan nada bingung sambil memerengkan sedikit kepalaku kearah
kanan. ‘aku jadi ingat perkataan Jeongmin Hyung.’ Ucapku sambil mengingat
kembali.
Flashback *dikit*
1tahun yang
lalu. 3 bulan setelah OSPEK SMA.
‘Apa hyung?
Hyung jadian sama Hyunie?’ Tanya ku dan Youngmin hyung berbarengan. ‘yeee…’
jawab Jeongmin hyung santai sambil terus membaca buku yang ada ditangannya. Ku
lihat cover buku itu ‘Cara-Cara Agar Kencan Jadi Romantis…’ ucap ku pelan
membaca judul buku itu.
Aku
membulatkan mataku sambil membentuk mulut ku jadi huruf ‘O’ sempurna. Dan
Youngmin hyung juga ikut melihat cover buku itu. Kemudian memberikan ekspresi
yang sama dengan ku.
‘hyung mau
kencan???’ Tanya ku dan Youngmin hyung berbarengan (lagi). Jeongmin hyung
menutup buku yang sedari tadi dia baca. Beranjak dari kasur king size nya.
Menuju lemari dan mengubek-ngubek isi lemarinya itu. ‘ku rasa ini cocok.’ Ucap
Jeongmin hyung sambil menenteng salah satu bajunya yang memang ‘WAH’ apa lagi
Jeongmin hyung yang memakainya.
‘kenapa
Hyung bisa jadian sama Hyunie yang.. argh! Yeoja yang gaje gitu.’ Ucap Youngmin
hyung. Sret! Jeongmin hyung langsung memberikan tatapan membunuhnya. Kami
berdua langsung mematung dan tegang. Jeongmin hyung akan mengeluarkan tanduknya
dan berubah menjadi evil…
Haha ya
enggak lah. Dan Jeongmin hyung berjalan mendekati arah kami yang duduk di atas
kasur king size Jeongmin hyung dengan ekspresi pasrah. ‘jangan pernah bilang
yang aneh-aneh tentang yeojachinguku. ARRASO?’ ucap Jeongmin hyung dengan
menekankan kata ‘arraso’. Dan kami menerima jitakan keras di kepala kami.
‘au.. apho
apho.’ Ringis kami. ‘hyung aku kan gak ada ngomong gitu.’ Ucap ku sambil
memegang kepala ku. ‘iya. Tapi kalian kan kembar. Pasti yang di otak kalian itu
kurang lebih.’ Ucap Jeongmin hyung sambil duduk di pinggiran kasur. ‘oiya soal pertanyan mu itu.. semua karena
aku mencintainya.’ Jawab Jeongmin hyung atas pertanyaan kembaranku Youngmin
hyung.
‘cinta?’
tanyaku polos. ‘eum… bisa di umpamakan, cinta itu bisa menyatukan 2 kutub yang
berbeda. Ya seperti aku dan Hyunie. Cinta juga yang membuatku melihatnya
sebagai sosok yeoja yang sempurna. Dia juga yeoja pertama yang dapat membuatku
sadar apa itu cinta.’ Jelas Jeongmin hyung sambil tersenyum. Pertama kalinya
aku melihat uri Jeongmin hyung seperti ini, tobat dari ke’playboy’an nya.
‘aku yakin
kalian pasti juga akan merasakannya. Dan tau apa itu cinta menurut presepsi
kalian sendiri. Khususnya kau, Kwangmin-ie.’ Ucap Jeongmin hyung sambil
mencubit pipi ku dengan gemas. Lalu berdiri dan kembali menyiapkan dirinya
untuk kencannya bersama Hyunie nanti malam.
Flashback end-
Ya! Hyung.
Sekarang aku sudah merasakannya. Yeoja yang sedang terbaring lemah dengan
beberapa alat medis yang melekat di tubuhnya ini. Adalah yeoja yang membuat ku
merasakan cinta dan memahami cinta.
Aku sekarang
duduk di kursi dekat ranjang Hyun Ah. Ku elus lembut tangannya. Kenapa begitu
dingin. Ku sibak pelan poni yang menutupi mata indahnya itu. ‘ireona. Ireona
Hyun Ah-ya.’ Ucapku lirih.
‘aku mohon
cepatlah sadar. Aku.. aku ingin bilang..’ kemudian aku dekatkan wajahku ke
telingan kanannya. ‘Saranghae…’ ucap ku pelan dan aku yakin Hyun Ah dapat
mendengar itu. Kemudian ku cium dahi, mata, hidung, pipi, dagu, dan terakhir
bibirnya. Hanya ciuman singkat dengan rasa cinta.
Ku genggam
salah satu tangannya yang tidak di pasangi infuse. Lalu ku rebahkan kepalaku di
samping tubuhnya. Ku pejamkan mata ku , untuk mengistirahatkan tubuh ku yang
mulai terasa lelah.
Kwangmin POV
end-
****
Now 8 pm
(waktu korea)
Author POV
‘ireona..
ireona Kwangmin-ie.’ Ucap seorang namja sambil menggoyang-goyangkan tubuh
Kwangmin. ‘ngh..’ gumam Kwangmin yang terjaga dari tidurnya. Menaikkan
kepalanya dan memposisikan tubuhnya duduk dengan benar. Mengusap kedua matanya
perlahan.
‘ayo bangun.
Hyun Ah sudah mau di pindahkan.’ Ucap namja itu lagi. ‘mwo?’ ucap Kwangmin
terkejut. Langsung membalikkan tubuhnya menghadap sang namja.
‘Donghyun hyung?’
ucap Kwangmin menatap namja itu yang tak lain adalah Donghyun.
‘tadi Hyung
bilang Hyun Ah mau di pindahkan?’ Tanya Kwangmin bingung. ‘eum…’ gumam Donghyun
sambil mengangguk kecil. ‘kemana Hyung?’ ucap Kwangmin sambil berdiri dari duduknya.
‘haha tenang… hanya di pindahkan ke ruang rawat inap. Karena kalau terus disini
keluarga Hyun Ah tidak begitu leluarsa merawatnya.’ Jelas Donghyun.
Dari yang
awalnya tubuh Kwangmin menegang sekarang jadi santai kembali. ‘huhf ku pikir
mau di pindahkan kemana.’ Ucap Kwangmin yang mengelus tengkuknya sambil menatap
Hyun Ah yang masih terbaring di ranjang.
‘kaja kita
keluar. Biar para perawat yang mengurus kepindahannya.’ Ajak Donghyun pada
Kwangmin sambil merangkul pundak namja yang lebih muda darinya itu.
@Ruang Inap
Hyun Ah
Ya sekarang
Hyun Ah sudah di tempatkan di ruang inap VIP. Jadi keluarga Hyun Ah bisa
leluasa merawat Hyun Ah. Semua ada disitu. Termasuk kekasih yang baru saja
bersama kembali. Ya! YoungYoo couple. *unyu deh nama pairing-nya haha..*
‘Dia itu
Hyun Ah?’ Tanya Jiyoo pada Youngmin. ‘Ne chagiya..’ jawab Youngmin sambil
tersenyum. ‘yeppeo neomu yeppeo.’ Ucap Jiyoo pelan. Youngmin yang masih dapat
mendengar itu merangkul Jiyoo lalu berbisik di telinganya. ‘you too honey..’
ucap Youngmin berbisik dengan nada seduktif.
Plak! Satu
keplakan mendarat mulus di kepala Youngmin. ‘aphoyo..’ ringis Youngmin. ‘jangan
di rumah sakit, arraso?’ ucap Jeongmin memperingatkan. ‘aku mengawasi mu Jo
Youngmin.’ Ucap Jeongmin sambil mengarahkan jari telunjuk dan jari tengahnya
yang berbentuk ‘V’ dari matanya ke mata Youngmin. ‘glek..’ Youngmin hanya
meneguk salivanya. Dan Jiyoo hanya terkekeh kecil melihat tingkah kakak dan
adik itu.
‘yeobo.
Perlukah kita memberi tahu teman-teman Hyun Ah?’ Tanya Mrs Kim pada Mr Kim.
‘hhmm…’ Heechul hanya menghembuskan nafas kecil lalu menggeleng. Mimic wajah
Jessica langsung berubah lesu.
‘kalian
pulang lah. Aku ingin membicarakan hal yang penting dengan keluarga ku.’ Ucap
Heechul yang terus menatap anak yeojanya yang sedang terbaring lemah itu. ‘tapi
Ajushi kita baru sebentar disini.’ Ucap Donghyun. ‘tidak apa-apakan?’ ucap
Heechul tanpa ekspresi diwajahnya.
‘eoh? Ne
arrashimnika Heechul Ajushi. Kami pamit pulang.’ Ucap Donghyun sambil melepas
rangkulannya di pundak Heerissica. ‘chagi aku pulang..’ ucap Donghyun sambil
mengecup kilas kening Heerissica. ‘ne oppa. Annyeong…’ ucap Heerissica. ‘kaja…’
ucap Donghyun memegang tangan Hyoo Eun. ‘yeobo kaja…’ ajak Hyoo Eun pada
Minwoo.
‘ayo kita
juga..’ ajak Jeongmin pada kedua adiknya. Youngmin mengangguk lalu menggandeng
tangan Jiyoo. ‘tapi Hyung? Aku masih…’ ucap Kwangmin terpotong karena Heechul
memegang pundaknya. Sontak Kwangmin menolehkan kepalanya menghadap Heechul.
‘pulanglah…’ ucap Heechul sambil menatap Kwangmin lekat dengan senyum tipis
yang terlukis di wajahnya.
‘Ajushi?’
ucap Kwangmin lirih. Heechul hanya menganggukkan kepalanya pelan. Melepaskan
tangannya dari pundak Kwangmin lalu membalikkan tubuhnya. Kwangmin hanya
pasrah, karena itu sudah permintaan dari orang tua Hyun Ah. Kwangmin pun
berjalan dengan gontai keluar dari ruang inap Hyun Ah menyusul Hyungdeul-nya.
Setelah yang
lain pergi hanya tersisa keluarga Kim disana.
‘appa…
kenapa tidak member tahukan yang lain?’ Tanya Hyeri pelan pada appa-nya,
Heechul. ‘biarkan hanya keluarga kita yang tahu.’ Ucap Heechul yang berdiri
tepat di sebelah ranjang Hyun Ah sambil mengusap pipi Hyun Ah pelan.
‘hiks… hiks…
kenapa eonni harus menderita seperti ini?’ ucap Heerissica sambil terisak.
Jessica sang eomma pun menghampiri anak bungsunya itu. Di peluknya erat.
‘uljima, ne?’ ucap Jessica lembut. Heerissca hanya mengangguk kecil dalam
pelukan Jessica.
‘4 hari dari
sekarang, appa?’ Tanya Hyeri. Heechul hanya menganggukkan kepalanya.
‘persiapkan diri kalian juga, ne?’ ucap Heechul sambil menatap istri dan
anak-anaknya. Semua hanya mengangguk.
_TBC
p.s : Don’f
forget to leave your comment for this FF, ne? koment kalian perlu untuk
mengasah lagi kemampuan dari Author untuk menulis FF. Jangan jadi SR ya :)
Gamsahamnida… #bowingbarengJoTwins ppyong~ ^_^* mau tau apa yang terjadi?
Tunggu saja :D
0 komentar:
Posting Komentar